CHAPTER TUJUH <<7>> KUCING GEMOY

1.8K 111 5
                                    

Happy Reading

Meski tanpa kata-kata, kebersamaan mereka bersama hujan membentuk cerita indah yang tak terduga." – Genta & Luna

***

Keluarga Luna pergi meninggalkannya sendirian di rumah karena orangtuanya sedang ada keperluan di luar kota, Kak Cherry izin menginap di rumah teman karena sedang melakukan kerja kelompok dimana tugasnya besok dikumpulkan membuatnya terpaksa harus melemburnya dan mau tidak mau harus menginap di rumah temannya. Disinilah aku berada di rumah yang lumayan mewah hanya sendirian seolah-olah hidup sebatang kara tanpa keluarga. Rumah ini terasa begitu sunyi dan senyap.

Kriuk ... kriuk ... kriuk!

Sampai suara perutku memecah kesunyian ini, yang ku lakukan hanya memegangi perutku yang sedang berdemo untuk diisi makanan.

Membuat ku harus beranjak dari tempat tidur, untuk pergi menuju dapur. Sesampainya di dapur aku langsung membuka kulkas, yang aku temukan hanya sebuah helaan nafas kecewa karena di dalamnya tidak ada apapun, kosong, seperti kita ikut undian yang ku dapat sekarang adalah zonk. Kulkas tersebut isinya air putih dingin dan es batu, tidak ada satupun makanan yang bisa dimakan olehku sekarang. Membuat ku terpaksa untuk keluar rumah membeli beberapa camilan dan bahan-bahan untuk membuat makanan yang bisa di santap dengan uang  yang sudah ditinggali oleh Orangtua ku sebelum pergi ke luar kota.

Aku berjalan menyusuri jalanan yang begitu sepi hanya beberapa kendaraan yang berlalu lalang. Bahkan tidak ada pejalan kaki yang terlihat hanya aku seorang yang keluar dari rumah. Tidak seramai saat malam Minggu. Aku berjalan sambil menari-nari dengan gembira untuk pergi ke supermarket yang berada dekat rumah, sambil memasang earphone di telingaku untuk menemaniku saat jalan menuju supermaket. Aku mulai menyenandungkan lagu dari bibir kecilku yang manis.

Cinta itu sederhana
Yang rumit itu kamu
Mencintaimu itu mudah
Yang sulit adalah,
Membuatmu juga mencintaikumencintaiku

Rumit ~Lagu Langit Sore

Siapapun yang mendengar pasti akan terbawa iramanya. Jalanan yang disusuri olehku memiliki pencerahan yang begitu temeram. Sekarang yang ada dipikiranku  hanyalah rasa takut yang mulai menggerogoti diriku. Ditambah udara begitu dingin sampai menusuk-nusuk kulitku padahal aku sudah memakai hodie yang cukup tebal namun hawa dingin ini masih terasa. Pelipisku terus mengeluarkan keringat walaupun udara begitu dingin. Langkah kakiku semakin kupercepat. Bibirku yang tadinya bersenandung untuk menyanyikan sebuah lagu kembali terkatup karena rasa takut semakin menyelimuti diriku. Pikiran negatif mulai menyerang diriku rasanya aku tak sanggup lagi untuk melangkah.

Aku tidak sengaja melihat seekor kucing imut yang lucu dan menggemaskan di depan supermarket. Perasaan takut dan gelisah lenyap begitu saja entah kemana. Aku berjalan menghampiri kucing tersebut dan mulai berjongkok sambil mengusap-usap bulunya yang berwarna putih halus, matanya berwarna hijau dan hal itu mengingatkanku dengan Kak Genta, kumis panjangnya berwarna putih. Rasanya aku ingin membawa pulang kucing ini.

"Kamu gemoyy banget pus," ujar Luna sangat gemas dengan kucing persia berwarna putih itu.

Luna menggendong kucing tersebut di pangkuannya dan bermain sebentar sebelum masuk membeli beberapa camilan dan bahan-bahan untuk di masak nantinya.

"Kamu gemoy banget sih ...  kamu tunggu disini yah!" seru Luna begitu gemas. "Aku ke dalam mau belanja, jangan kemana-mana. Disini aja, nanti aku bawa pulang oke pus," lanjut Luna masih gemas dengan kucing yang ada di jalanan supermarket.

GENTA & LUNA [SEDANG DALAM REVISI💣]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang