Happy Reading
"Terlambat adalah pilihan, tapi bagaimana kita menyiasatinya adalah cermin dari karakter kita." - Luna Sahira
***
Hari Senin.
Dimana hari tersebut identik dengan hari yang cukup sibuk dan sangat melelahkan karena kita harus memulai kembali rutinitas yang sudah dilakukan satu pekan. Setelah kemarin bermalas-malasan di hari Minggu.
Di hari Senin yang cerah ini Luna Sahira harus mengalami kesialan, karena bangun kesiangan akibat melihat sebuah Drakor dan mengerjakan tugasnya semalaman dimana dirinya menerapkan SKS ( Sistem Kebut Semalam) sehingga dirinya harus terjebak dalam keterlambatan di hari Senin ini. Entah nasib sial apa yang harus di alaminya. Kakaknya malah berangkat terlebih dahulu meninggalkan dirinya. Entah Kakak macam apa yang meninggalkan Adiknya! Aku melampiaskan amarahku kepada Ibunda tercinta yang sedang menyiapkan sarapan untuknya.
"Bunda, kok nggak bangunin Luna sih!" sebal Luna sambil mencebikkan bibirnya.
"Jangan salahin Bunda dong! Kamunya aja yang nggak bisa bangun pagi. Berulang kali Bunda bangunin kamu bilang bentar lagi ... bentar lagi. Jadi yang salah siapa Bunda apa kamu?" tanya Bunda Luna.
"Iya ... ini salah Luna tapi tetep aja salah Bunda juga!" ujar Luna yang masih ngotot bahwa Bundanya juga bersalah.
"Terserah kamu! Penting Bunda udah berusaha bangunin kamunya aja yang emang dasarnya kebo," ledek Bundanya.
"Ish ... !" ujar Luna dengan mengerecutkan bibirnyaaa.
"Kamu mau nyalahin Bunda atau sarapan?" tanya Melisa selaku Bunda Luna.
"Dahlah Bun, Luna berangkat sekolah aja." Sambil mencium punggung tangan Bundanya.
Luna berdiri di depan halte sembari menunggu bus datang, kursi di halte tampak penuh membuatku terpaksa berdiri walau harus menahan pegal dan gerah, peluh keringatku turun terus menerus di dahiku membuat tanganku sibuk menyekanya, cuaca kali ini sangat panas seolah-olah matahari sedang menunjukkan kemarahannya.
"Cobaan apa lagi ini Tuhan!" gumam Luna frustasi.
Luna masih setia menunggu bus di halte yang bisa mengantarkanku pergi ke sekolah dimana hari Senin selalu mengadakan upacara bendera. Luna menyesali kenapa juga dia harus ngedrakor? Kenapa juga harus telat di hari Senin sih? Bisa nggak terlambatnya dipending dulu, mungkin diganti besok-besok aja.
"Luna jangan aneh, ini udah terlambat dan ini udah nggak bisa ditawar lagi! Kamu kira pasar kali yang sukanya tawar menawar," gumam Luna lagi dengan menepuk jidatnya atas kebodohan yang dilakukan dirinya sendiri.
Sampai ada bus mini yang berhenti di halte tempatku berdiri. Luna langsung saja masuk ke bus tersebut untuk mengantarkan diriku sampai ke sekolahan ya ... mau gimana lagi walaupun sudah telat. Luna duduk di dalam bus mini dengan perasaan tidak tenang, sambil menggigit kuku jarinua untuk mengurangi rasa takut karena entah kapan dia bisa sampai di sekolahnya. Saat tiba di sekolah pemandangan yang pertama kali Luna lihat adalah gerbang yang sudah di tutup rapat. Saat ini juga rasanya Luna ingin menangis ditempat. Namun Luna sadar diri mau menangis juga tidak akan bisa mengubahnya datang tidak terlambat, karena nasi sudah menjadi bubur.
Luna berpikir untuk bisa untuk masuk tapi itu sangat mustahil. Gerbang depan yang sudah ditutup rapat dan dijaga satpam, apalagi gerbang belakang guru BK dan guru lain juga berjaga disana satu-satunya jalan keluar adalah memanjat dinding ini dan parahnya Luna tidak tau caranya memanjat di saat urgent yang begini. Luna hanya bisa menggigit kuku-kuku jariku sambil menatap dinding ini. Seandainya saja aku punya sayap, tinggal terbang aja nggak bakalan mikir manjat nih dinding. Luna mencoba memanjat tapi selalu gagal kalau ada kekuatan kayak di Power Rangers buat robohin dinding pasti udah aku robohin nih dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTA & LUNA [SEDANG DALAM REVISI💣]
Fiksi RemajaJudul baru Genta & Luna Judul lama Bad Boy [ SUDAH SELESAI DI REVISI ULANG BANYAK PERUBAHAN ADEGAN DAN LAIN-LAINNYA JADI KALIAN WAJIB BACA ULANG NGGAK MAU TAU YANG UDAH BACA KALIAN BACA ULANG YAH!] Ini tentang seorang Genta Aksara Wijaya dimana keh...