Happy Reading
"Keberanian menolong akan membawa dampak tak terduga, dan terkadang, dalam setiap luka, kita temukan kekuatan untuk mengubah takdir." – Genta & Luna
***
Luna menghampiri pengendara motor tadi yang melihat nya tajam, helm full face menutupi wajah cowok itu baru saja dibuka, "Hah?" mata Luna terbelalak melihat sosok cowok yang baru dia hindari, namun karena takdir semesta dia tidak tau, sekarang di pertemukan dijalan sepi tanpa pengendara yang lewat, karena Luna tidak dijemput dia terpaksa pulang jalan kaki melewati gang kecil, dan sesampainya di mulut jalan kaleng yang tadi dia tendang mengenai Genta.
"Kalau mau main sepak bola di lapangan, jangan di tengah jalan!" ketus Genta.
"Maaf Kak," ucapku sambil menundukkan kepala.
"Maaf lo juga nggak bakal ngerubah kaleng ini nggak ngenai helm gue yang udah ke gores," kesal Genta.
"Aku ganti Kak?" tanya Luna menawarkan diri untuk mengganti helm Genta yang ke gores akibat kecerobohannya.
"Nggak perlu! Mau kemana lo di jalan sepi kayak gini?" jawab Genta bertanya balik kepada Luna.
"Pulang," jawab Luna seadanya.
Genta tidak menjawab lagi dia menancapkan gas motornya melalui Luna. Itu membuat Luna begitu kesal dengan Kak Genta. "Aku mau pulang! Jalanan sepi, emang dasarnya Kak Genta nggak ada hati nurani, basa-basi dikit gitu ayo aku anterin, aku tungguin sampe ada kendaraan, ini udah tanya malah ditinggal lagi! Dasar Kak Genta nggak ada adabnya jadi cowok!" gerutu Luna yang semakin kesal di buat oleh Genta dengan segala tingkahnya.
Luna hanya bisa menghentak-hentakkan kakinya, mau bagaimanapun seorang Genta tidak akan kembali lagi untuk mengantarnya bagi mimpi di siang bolong yang tidak akan menjadi kenyataan. Luna berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya.
"Dasar manusia es balok!" umpat Luna.
"Hatinya udah dijual di shopee atau gimana sih!" kesal Luna dengan menghentak-hentakkan kakinya.
"Semoga aja dapat karma, jatuh mungkin," sumpah serapah Luna. "Eh jangan deh, misal jatuh cinta aja sama aku," lanjutku sambil nyengir.
Aku hanya terus berjalan, entah kenapa aku seperti malas untuk pulang ke rumah. Mungkin suasana hatiku yang tidak bagus.
"Main ke danau udah lama juga nggak ke sana, itung-itung refreshing mata," ujarku bermonolog dengan diriku sendiri.
***
"ARGHHH ... !" teriak Luna sekeras-kerasnya untuk meluapkan kekesalannya terhadap Kakak kelas yang bernama Genta Aksara Wijaya yang berwajah malaikat tapi berhati iblis.
Setelah itu Luna melempari batu ke dalam danau sepuasnya untuk menenangkannya. Sebenarnya taman kompleks dekat danau ini pemandangannya sangat indah. Hanya pepohonan yang rindang dan rimbun membuat udara sejuk. Dengan suara kicauan burung yang bersahut-sahutan sebagai pengganti melodi lagu di taman. Suara airnya yang bergemericik di danau ini akan membuat orang merasa tenang saat berada disini.
Seolah-olah mereka bisa meluapkan apa yang sedang dirasakan entah sedih maupun bahagia. Saat berjalan mengelilingi danau ini, Luna merasa haus ingin membeli minuman di sebrang jalan dan bergegas untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTA & LUNA [SEDANG DALAM REVISI💣]
Novela JuvenilJudul baru Genta & Luna Judul lama Bad Boy [ SUDAH SELESAI DI REVISI ULANG BANYAK PERUBAHAN ADEGAN DAN LAIN-LAINNYA JADI KALIAN WAJIB BACA ULANG NGGAK MAU TAU YANG UDAH BACA KALIAN BACA ULANG YAH!] Ini tentang seorang Genta Aksara Wijaya dimana keh...