CHAPTER SEMBILAN BELAS <<19>> AKU TAHU ITU KAMU

862 37 0
                                    

Happy Reading

"Kadang, menjadi orang asing dalam hidup seseorang bukanlah pilihan yang mudah. Namun, ketika kejujuran dan kebenaran menjadi harga yang harus dibayar, itulah saatnya kita menemukan keberanian untuk menyentuh hati dan mengungkapkan yang sebenarnya." – Luna Sahira

***

Setelah mendengar jawaban yang dilontarkan oleh kakakku entah mengapa aku mulai merangkai kejadian satu persatu menjadi satu bagian dan semua bukti tertuju kepadanya, pasti dia yang menolongku. Iya dia Genta Aksara Wijaya, saat sebelum aku pingsan melihat sosoknya bukan halusinasi semata tapi itu kenyataan.

Ditambah luka pada lengan tangannya yang seperti luka tergores aspal, robekan celananya, dan sebelum aku pingsan aku melihat wajahnya bahkan aku ingat jelas aku mendengar suaranya walaupun tidak terdengar jelas apa yang dikatakan. Walaupun Genta acuh tak acuh kepadaku dia adalah super hero bagiku. Entah mengapa aku tidak begitu percaya dengan Kenzo yang telah menolongku. Sehingga aku terpaksa mencari bukti Jika memang dia tidak menolongku aku bisa memaafkan atas kebohongannya yang dibuatnya.

"Nggak diragukan lagi kalau Kak Genta yang udah nolongin aku," monolog Luna dengan dirinya sendiri.

Mungkin seharusnya siapa yang menolong aku itu bagi keluargaku atau orang lain tidak terlalu penting yang penting itu mungkin aku selamat dan masih bernafas. Namun bagi Luna yang menolongnya adalah pahlawannya bahkan jasanya nggak akan dilupakannya.

Siapapun yang menolongnya adalah orang yang sangat berjasa bagi hidupnya, dia adalah orang yang memberikan kesempatan untuk aku hidup. Sekarang tebakan Luna yang menolongnya dari keadaan kritis adalah Genta. Membuat hatinya berbunga-bunga. Sudahlah bahas besok lagi aja, sekarang yang terpenting adalah mengistirahatkan mata dan otakku dari penatnya kehidupan, dimana hari yang gelap ditambah Luna juga lelah dengan kegiatan seharinya tadi.

***

Genta sedari tadi di berada di taman dekat danau. Bahkan dia membolos pelajaran dan melarikan diri kesini. Genta hanya merenung dan memandang pemandangan yang ada di taman yang di hadapkan langsung oleh danau dengan pandangan begitu kosong seperti Genta itu gurun pasir dimana tidak ada tumbuhan yang bisa tumbuh selain kaktus yang berduri.

Tidak terasa butiran putih itu jatuh dari kelopak mata Genta membasahi pipinya. Seperti hujan yang tiba-tiba turun tanpa alasan yang jelas. Rasa sakit dan sesak ini menjalar di seluruh tubuhnya. Entah sudah berapa lama dia duduk di taman ini, bahkan tidak menghiraukan handphonenya yang terus bergetar sampai ribuan notif chat dan dari sosial media pun.

Tidak tahu hari sudah gelap bahkan malam ini begitu hening, tidak ada keindahan yang terlihat di langit sama sekali bahkan bintang dan bulan seperti mengerti perasaan Genta. Tidak tahu saja bahwa teman-temannya sedang mencemaskan dirinya, tetapi Genta terlalu enggan untuk berdiri atau pergi kemanapun.

Genta tiba-tiba terbayang kilasan masa lalunya, yang sudah lama dilupakannya tetapi entah mengapa tiba-tiba dia datang sendiri ke dalam memoriku, padahal masa lalu yang tidak pernah ingin dia ingat lagi yang hanya menimbulkan rasa sakit dan luka saja. Dia adalah Genta yang mencoba lari dari masa lalunya nyatanya dia tidak bisa lari dari masa lalunya. Bahkan dia tidak pernah menghadapi kenyataan selama ini dia terus berlari, entah kapan dia akan menghadapi kenyataan walaupun kenyataan ini begitu pahit tetapi Genta harus mencoba menerimanya.

Kali ini di taman dekat danau ini Genta ingin meluapkan emosinya, mengatakan apa yang ada dalam hatinya selama ini terpendam.

"GUE BENCI TAKDIR YANG SEAKAN SELALU MEMPERMAINKAN HIDUPKU!"

GENTA & LUNA [SEDANG DALAM REVISI💣]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang