CHAPTER TIGA PULUH SEMBILAN <<39>> TIRAI TERBUKA

638 34 1
                                    

Happy Reading 🐸

Setiap jejak, setiap petunjuk, membawa kita lebih dekat ke arah kebenaran
~Straddle

***

Hari Ketiga Penyelidikan

Ruangan markas Straddle yang penuh sesak dengan ketegangan semakin terasa mencekam seiring berjalannya waktu. Hari ketiga penyelidikan ini semakin membebani pikiran mereka semua. Kertas-kertas yang penuh dengan catatan, peta, dan foto-foto bukti berserakan di seluruh penjuru ruangan. Di sudut ruangan, sebuah papan tulis penuh dengan garis-garis merah yang menghubungkan berbagai nama dan lokasi, seolah-olah sedang mengejek mereka untuk mengungkap teka-teki besar yang kian rumit.

Semua anggota Straddle—Vano, Vino, Gerlan, David, Kenzie, Nicolast, dan Rasya—berkumpul di sekitar sebuah meja besar yang menjadi pusat komando mereka. Di atasnya, sebuah laptop terbuka menampilkan hasil analisis data terbaru. Suara ketukan keyboard yang konstan dari Vano dan Vino menjadi latar belakang yang monoton namun penuh tekanan. Di tengah kekhawatiran akan hilangnya Andhika yang belum juga ada kabar sejak kemarin, kecemasan tak terelakkan.

“Kita sudah tiga hari, dan kita masih belum mendekati siapa pun,” keluh Nicolast, tangannya menggenggam kepala dengan frustasi.

Rasa lelah jelas terlihat di wajah Nicolast, pandangannya terfokus pada layar laptop seakan mencoba mencari jawaban dari deretan kode yang terpampang di sana. Sementara itu, Kenzie duduk dengan tubuh disandarkan ke kursi, matanya setengah terpejam, berusaha keras untuk mengusir rasa lelah yang menggerogoti tubuhnya.

"Genta sama Luna juga udah beberapa hari nggak ngasih laporan apa yang udah dia dapet," balas Kenzie dengan suara yang nyaris hilang ditelan kepenatan. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya yang kian kusut.

Vano dan Vino masih terus berkutat dengan data dan sistem, mencoba menembus lapisan keamanan yang seolah dibuat oleh seseorang yang benar-benar ahli dalam bidang teknologi. Wajah Vano terlihat tegang, matanya menatap layar dengan intens, sementara jari-jarinya terus mengetik tanpa henti. Setiap kali mereka hampir menemukan jejak pelaku, jejak itu seakan menghilang begitu saja, meninggalkan mereka dalam kebingungan yang tak berujung.

"Ini bener-bener nggak masuk akal," keluh Vano, jari-jarinya semakin cepat mengetik di laptop. "Dia tahu gerakan kita, setiap kali kita hampir sampai, dia seolah-olah memutarbalikkan semuanya."

Vino yang duduk di sebelahnya mengangguk setuju, ekspresinya serius. "Gue juga ngerasain hal yang sama. Siapapun ini, dia jauh di atas kita dalam hal teknologi."

Gerlan, yang sejak tadi berdiri dengan tangan menyilang di dada, matanya menatap layar dengan tajam, mulai merasa bahwa ada sesuatu yang aneh dalam situasi ini. “Entah kenapa gue ngerasa ini semua kayak udah tertata rapi. Kita semua kayak dikecoh oleh orang yang benar-benar paham sama teknologi. Setiap kali Vano sama Vino ngerasa udah dekat sama pelaku, mereka selalu selangkah lebih maju.”

Ketegangan di ruangan semakin terasa. Semua anggota Straddle kini terpaku pada layar laptop, berusaha keras untuk memahami pola yang dihasilkan dari data yang ada. Mereka tahu bahwa waktu semakin menipis, sementara ancaman yang mengintai semakin nyata. Rasya, yang selama ini lebih banyak diam, akhirnya angkat bicara. Matanya menatap tajam ke arah layar, seolah berusaha menembus teka-teki yang ada di hadapan mereka.

“Gue punya firasat kalau kita udah deket,” ucap Rasya dengan nada serius, menatap satu per satu wajah teman-temannya yang penuh dengan kelelahan dan keraguan. “Tapi yang bikin gue nggak habis pikir, kenapa setiap kali kita hampir nyampe ke pelaku, dia selalu bisa kabur? Ini kayak dia bisa baca gerakan kita.”

GENTA & LUNA [SEDANG DALAM REVISI💣]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang