Happy Reading
"Kesalahan bukanlah pilihan, tetapi bagaimana kita memperbaikinya adalah cermin dari hati yang tulus." - Genta Aksara Wijaya
***
Pada pagi hari yang begitu cerah, suara nyanyian burung berkicau menjadi pengantar hari ini. Ditambah sinar sang bagaskara yang menyinari bumi ini. Kali ini Genta sudah rapi lengkap dengan seragam yang di pakai hari ini.
Sejak kejadian dia tau bahwa Luna sakit, perihal karena kehujanan menunggunya di La Vue. Genta belum menjenguk Luna, bahkan harinya makin sibuk dengan persiapan lomba. Mungkin sudah tiga hari berlalu, tetapi Genta belum mendengar kabar Luna Sahira. Di pikiran Genta, mungkin saja gadis itu sudah sembuh. Dia tidak lagi mengganggu karena sudah terlalu membenci.
Lelaki brengsek yang tidak memiliki perasaan sama sekali mungkin itu yang sedang dipikirkan oleh Luna Sahira.
Dimana Straddle sedang benar-benar di masa sibuk untuk mempersiapkan lomba non-akademik. Mungkin banyak sekali cek cok antara anggota, namun dapat terselesaikan. Salah satunya adalah Kenzie yang awalnya saja tidak mau, entah sihir apa yang dilakukan oleh Gerlan membuat Kenzie begitu patuh seperti anak anjing.
Termasuk diri ku yang awalnya menolak, hingga Gerlan memberikan petuah seperti orangtua membuat aku bisa mengubah pikiran ku dan setuju untuk mewakili lomba non-akademik ini. Namun aku merasa aneh setiap kata yang di lontarkan Gerlan hatiku seperti tersihir dan terketuk. Memang tidak salah para guru sangat mengagumi bahkan menyanjung Gerlan Pratama dan memberinya julukan ‘Bintangnya Nusba’.
Bahkan Ketua OSIS pertama yang menorehkan banyak prestasi di bidang akademik maupun non akademik ditambah Ketua Osis pertama yang selalu melanggar peraturan, salah satunya terlambat, bolos, dan lainnya tetapi para guru bisa mengerti dan memaklumi kenakalan seorang Gerlan. Memang tidak salah semua anggota Straddle menunjuk Gerlan menjadi pemimpin yang di jadikan panutan.
Terlalu ambisius.
Bagi Genta, tidak perlu berambisi seperti Gerlan, cukup berusahalah sekuat tenaga saja, jangan terlalu memaksakan diri untuk menjadi yang pertama selalu. Karena Genta tahu kadang kala dirinya juga harus merasa ada di bawah. Kalau Gerlan? Sepertinya di kamusnya tidak ada kata di bawah dalam hidupnya harus selalu di atas.
"Gen, tumben udah rapi banget," celetuk Gerlan yang tidur di sofa, karena semalam membahas tentang lomba-lomba hingga tidak ingat waktu.
"Udah Ger, mending sekarang mandi deh!" seru Genta menyuruh Gerlan agar bergegas untuk membersihkan dirinya.
"Berangkat siangan aja Gen," ujar Gerlan dengan malas.
"Sekali-kali jadi anak rajin Ger," jawab Genta menyahuti Gerlan.
"Gue nggak perlu jadi rajin, buat cari muka sama guru. Cukup andalkan bakat alami aja," sombong Gerlan.
"Udah nggak usah menyombongkan diri, langsung mandi aja. Keburu yang lain pada datang!" seru Genta.
"Gen, lo kok nggak ngingetin gue sih!" kesal Gerlan karena ternyata dia ada rapat bersama anggotanya melanjutkan tadi malam.
"Kenapa lo yang jadi badmood, harusnya gue lah," balas Genta tak terima.
"Gue mau siap-siap dulu, skip debatnya. Nggak ada waktu," ujar Gerlan yang melihat arloji yang melingkar di tangannya. Waktunya sudah mepet, jadi dia harus terburu-buru menyiapkan diri.
"Siapa yang mau debat sama lo, orang dia yang ngulur-ngulur waktunya sendiri," sewot Genta.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTA & LUNA [SEDANG DALAM REVISI💣]
Teen FictionJudul baru Genta & Luna Judul lama Bad Boy [ SUDAH SELESAI DI REVISI ULANG BANYAK PERUBAHAN ADEGAN DAN LAIN-LAINNYA JADI KALIAN WAJIB BACA ULANG NGGAK MAU TAU YANG UDAH BACA KALIAN BACA ULANG YAH!] Ini tentang seorang Genta Aksara Wijaya dimana keh...