Happy Reading😍"Kekuatan bukan hanya tentang menghadapi tantangan, tetapi juga tentang menemukan kejernihan di tengah kekacauan, berdiri teguh untuk yang benar, dan percaya pada kekuatan persatuan dan ketangguhan."
~Straddle***
Rasya duduk di salah satu sofa yang empuk namun terasa dingin di markas Destroy. Wajahnya penuh dengan lebam kebiruan, terutama di sekitar mata dan pipinya, bekas pukulan Genta dan Kenzie masih sangat terlihat. Setiap kali dia menarik napas, terasa nyeri di dadanya, mengingatkan bahwa luka fisik dan emosional masih segar. Apalagi kejadiannya baru kemarin.
Kenzo baru saja tiba di markas, rambutnya sedikit basah karena gerimis. Begitu memasuki ruangan, dia langsung melihat Rasya yang duduk diam di sofa, ekspresinya terlihat murung dan tertutup oleh bayangan luka-luka di wajahnya. Kenzo mengerutkan kening, rasa khawatir merayap dalam hatinya.
“Lo kenapa?” tanya Kenzo sambil berjalan mendekat. Suaranya terdengar serius, tapi juga ada nada cemas yang dia coba sembunyikan.
Rasya hanya menghela napas panjang sebelum menjawab. “Gue habis dipukuli Genta sama Kenzie,” ucapnya dengan suara serak. Ia menundukkan kepala, seolah berat untuk mengingat kembali kejadian kemarin. “Mereka bilang gue yang udah nyebarin rumor tentang Straddle dan Luna.”
Kenzo membeku sejenak, kemudian kemarahan mulai mendidih dalam dirinya. Ekspresinya berubah, matanya menatap Rasya dengan intensitas yang meningkat. “Tapi itu semua bukan lo yang lakuin kan, Rasya?” Kenzo bertanya, suaranya penuh dengan penekanan, seakan ingin memastikan dengan sepenuh hati.
Rasya mengangkat wajahnya dan menatap Kenzo. Dengan tegas, dia menjawab, “Gue nggak lakuin itu semua. Gue nggak akan ngerusak masa depan gue dengan hal konyol kayak gitu.” Rasya berhenti sejenak, mengumpulkan keberanian untuk melanjutkan. “Emang gue sempet kepikiran buat jatuhin Luna karena gue nggak terima lo sebagai sahabat gue jadi orang yang menyedihkan, tapi ... untungnya pikiran gue masih bisa diselamatkan. Gue nggak beneran ngelakuin itu.”
Kenzo merasakan gelombang emosi mengalir melalui dirinya, campuran antara amarah dan kekecewaan yang sulit ia kontrol. Tanpa berpikir panjang, dia melayangkan bogem mentah ke wajah Rasya yang sudah babak belur. Rasya terhuyung ke belakang, memegangi pipinya yang kembali terasa nyeri.
“Lo aja udah kepikiran ke arah sana, itu udah salah, Rasya! Lo mikir kayak gitu aja udah nggak boleh!” seru Kenzo dengan suara keras, emosinya memuncak. Dia mengatur napasnya yang berat, mencoba menenangkan diri setelah luapan kemarahan itu.
Rasya tidak membalas, hanya menunduk dengan perasaan bersalah yang bercampur dengan rasa sakit di wajahnya. Setelah keheningan yang cukup lama, Rasya mengangkat kepalanya lagi, dan menatap Kenzo dengan mata yang penuh kelelahan. “Gue tau, gue salah. Tapi gue nggak pernah bener-bener maksud buat nyakitin Luna atau yang lain,” jawab Rasya dengan suara yang nyaris putus asa.
Kenzo hanya mendengus, menghembuskan napas keras seolah berusaha menyingkirkan amarah yang masih bergejolak dalam dirinya. Dia mencoba meredakan luapan emosi yang telah hampir meluap sejak mendengar apa yang dialami Rasya. Meskipun hatinya masih terbakar, Kenzo tahu bahwa ledakan kemarahan hanya akan memperburuk situasi. Dia akhirnya memilih untuk duduk di sebelah Rasya, gerakannya tegas namun pelan, seolah ingin menyampaikan bahwa meski dirinya masih dipenuhi kemarahan, ada niat untuk mencoba membantu sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTA & LUNA [SEDANG DALAM REVISI💣]
Ficção AdolescenteJudul baru Genta & Luna Judul lama Bad Boy [ SUDAH SELESAI DI REVISI ULANG BANYAK PERUBAHAN ADEGAN DAN LAIN-LAINNYA JADI KALIAN WAJIB BACA ULANG NGGAK MAU TAU YANG UDAH BACA KALIAN BACA ULANG YAH!] Ini tentang seorang Genta Aksara Wijaya dimana keh...