Santai aja, kali.
♡♡~♡♡~♡♡Karin turun dari mobil dan menghampiri kedua sahabatnya yang berdiri didepan gedung les mereka.
"Kenapa lo pada gak masuk?"
"Karna kita nunggu lo," jawab Steven rada kesal.
Karin terkekeh. "Gak ada yang nyuruh nunggu, kan?"
"Udah, deh. Kita masuk aja, yuk," ujar Elsa.
Mereka bertiga masuk kelas yang hampir mirip dengan kelas mereka disekolah. Tempat les ini cukup terkenal di kota mereka karena kebanyakan yang les disini adalah anak-anak yang benar-benar ambisius disekolah dan berniat untuk kuliah di universitas ternama, baik didalam negeri atau bahkan diluar.
Karin menatap kelas yang hanya berisi 6 kuris.
"Emang cuma segini?"
Elsa menoleh. "Iya, makanya mahal karena kapasitasnya cuma sedikit. Gue ngajak lo bedua dari bulan lalu karena gue takut kehabisan kursi," jawab Elsa menjawab pertanyaan Karin.
"Dan potongannya," sahut Steven.
Elsa tersenyum lebar memperlihatkan baris gigi putihnya yang rapi.
"Ya, dan potongannya. Thanks buat lo bedua yang mau nolongin gue buat dapet potongan harga di kursus ini. Tanpa kalian, masuk kursus ini cuma bisa jadi bunga tidur buat gue".
"Santai," ujar Steven.
Karin mengangkat kedua alisnya tinggi.
"Iya, santai aja kali," sahut Karin.
Mereka duduk terpisah karena memang kursi dikelas itu dijadikan sendiri-sendiri dengan dua banjar disetiap baris.
Tak lama kemudian masuk seorang cowok kedalam kelas. Dia membawa laptop dan satu tas punggung berwarna hitam.
"Selamat sore," sapa cowok itu sambil menaruh barangnya diatas meja didepan.
"Muda banget," ujar Steven dengan suara kecil mengomentari cowok yang sepertinya adalah guru mereka.
"Ganteng pula," sahut Elsa.
Karin tidak ikut mengomentari. Matanya hanya terus tertuju kedepan. Cewek itu tampak sedang memikirkan sesuatu. Dia seperti mencoba mengingat memori dimasa lalu.
"Nama saya Dion. Kalian bisa panggil saya mungkin dengan sebutan kak saha karena usia kita juga tidak terlalu terpaut jauh. Saya juga tidak mau terlalu kaku dikelas ini".
"Oke, kita pada hari ini akan belajar tentang trigonometri," lanjut cowok itu.
"Saya yakin kalian pasti sudah cukup paham materi ini".
Mata hitam pekatnya menatap satu persatu murid didalam kelas. Hingga kedua matanya bersitubruk dengan kedua mata Karin. Hal yang sama terjadi, cowok itu juga tampak memikirkan sesuatu. Namun, dalam hitungan detik saja cowok itu memutus kontak mata dan menatap keanak-anak lain.
Kelas les hari itu berjalan lancar dengan Elsa yang tampak sangat serius dan banyak bertanya. Kelakuan Elsa yang begitu aktif mau tak mau mengundang gelengan tidak percaya dari Steven. Cowok itu cukup terkejut bisa mendapati keambisiusan Elsa karena selama ini dia tidak pernah sekelas dan melihat Elsa tampak berbeda seperti saat ini.
"Baik kelas hari ini selesai. Jika kalian mau menanyakan sesuatu, kalian bisa menghubungi saya via whatssup dan begitupun kalau ingin ditutor langsung kalian bisa datang kemari dan menghubungi saya terlebih dahulu," ujar Dion didepan kelas.
Cowok itu mulai merapikan barang-barangnya.
"Kita langsung pulang?" tanya Steven pada Karin dan Elsa.
![](https://img.wattpad.com/cover/99232510-288-k479784.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Anggap Aku Apa (Completed)
Teen Fiction"Jadi, Bang Arya bohongin Karin?" "Enggak gitu, Yin...." "Abang selama ini pacaran sama Karin karena disuruh sama bang Satya!" "Yin, dengar penjelasan aku du...." "Karin benci sama Abang. Jangan temui Karin lagi. Kita cukup sampai disini," tuntas Ka...