Semua orang berbuat salah dengan alasan mereka masing-masing. Maka, tidak baik juga menghakimi tanpa mau melihat dari sisi mereka.
***...***...***
Arya masuk kerumah Satya. Lalu mendapati Satya tengah duduk sendirian di sofa sambil membaca buku mengenai perfilman.
"Ya," panggil Arya.
Satya menoleh padanya. Cowok itu menampakkan aura permusuhan pada sahabat semenjak kecilnya itu. Namun, cowok itu cukup sadar diri kalau dia juga bersalah dalam kejadian Karin kemarin.
Arya melarikan pandangannya kesekeliling rumah, lalu menatap lurus kearah anak tangga dimana Karin biasanya langsung berlari turun kalau sudah mendengar suara motornya. Adik kesayangannya itu pasti langsung menyambut dan bergelayut manja padanya.
Sialan. Apa Karin akan tetap seperti itu lagi pada Arya setelah kejadian kemarin?
"Ngapain lo kesini?"
"Karin mana?"
Satya berdecak kesal.
"Mau apa lo?"
"Karin mana, Ya?" tanya Arya tanpa menjawab pertanyaan Satya.
"Jalan," jawab Satya mengalah.
"Kemana?"
"Taman kota katanya".
Arya mengerut keningnya. Angin apa Karin mau ketempat umum yang terbuka itu? Sepengetahuan Arya, Karin tidak suka berada ditempat yang terlalu terbuka apalagi ini taman kota.
"Ngapain?"
"Ya, mana gue tahu. Kayaknya kak Dion yang mau, sih".
"Siapa Dion?"
"Adeknya mbak Rena, manager Karin," jawab Satya seadanya.
"Sama siapa aja?"
Satya menaikkan alisnya merasa heran dengan pertanyaan Arya.
"Berdua doang," jawab Satya.
Arya mendengus kesal. Entah kenapa mendengar Karin pergi dengan cowok lain hanya berdua membuat hatinya gusar. Tapi bukankah selama ini Arya selalu berharap Karin dekat dengan cowok lain dan bisa move on darinya?
Arya hendak melangkah, namun Satya menahannya.
"Lo mau kemana?"
"Nyusulin Karin".
"Gak. Gak. Gak. Lo gak boleh ketemu Karin," ujar Satya.
"Emangnya kenapa?"
"Lo mau buat Karin sakit hati lagi?"
Arya berdecak kesal.
"Makanya gue mau ketemu dia. Gue mau minta maaf," ujar Arya.
Satya menggelengkan kepalanya.
"Gak. Lo bakal makin bikin Karin sakit hati dengan ngeliat lo lagi".
Arya menatap tajam pada Satya.
"Gue ngerasa bersalah banget, Ya! Gue gak bisa nahan ini lagi. Gue mau ketemu Karin dan ngebuat adik kesayangan gue itu balik lagi ke gue," ujar Arya dengan suara sedikit meninggi.
"Andai gue gak ikutin permintaan lo..."
"IYA. GUE TAU, AR. GUE YANG SALAH. MAKA DARI ITU GUE NGELARANG LO KETEMU KARIN. UDAH CUKUP KEMARIN GUE NGELIAT KARIN SEMENYEDIHKAN ITU DAN SEKARANG GUE GAK MAU DIA NANGIS LAGI KARENA KETEMU LO!"
Satya dan Arya saling berpandangan.
"Gue juga ngerasa bersalah, Ar. Gue kakak kandungnya. Kalau lo aja bisa ngerasa bersalah, apalagi gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Anggap Aku Apa (Completed)
Teen Fiction"Jadi, Bang Arya bohongin Karin?" "Enggak gitu, Yin...." "Abang selama ini pacaran sama Karin karena disuruh sama bang Satya!" "Yin, dengar penjelasan aku du...." "Karin benci sama Abang. Jangan temui Karin lagi. Kita cukup sampai disini," tuntas Ka...