Lagu Pretty Girl - Maggie Lindenman mendengung keras didalam kamar Karin. Gadis itu sedang berdiri didepan cermin kamar dan menyisir rambut panjang cokelatnya kebelakang.
"Sekolah lagi, sekolah lagi," keluh cewek itu. Bibir bawahnya maju kedepan menampakan wajah cemberut tidak rela menghabiskan waktu disekolah lagi seperti hari-hari sebelumnya selama 11 tahun terakhir.
Karin menghela napas menatap bayangan dirinya yang terpantul dicermin.
"Cantik gini, masa bang Aya gak suka?" tanyanya pada diri sendiri.
Kedua alis tebal hitamnya menyatu dan membuat kerut pada dahinya.
"Apa aku kurang kurus? Ehm..."
Karin menggerak-gerakkan badannya kekanan dan kekiri melihat tubuh mungilnya didalam cermin.
"Enggak, deh. Kalau lebih kurus kayak tulang berjalan, dong," lanjutnya lagi.
"RIN CEPETAN! LO TELAT GUE LAGI NANTI YANG KENA BACOTAN LO!"
Karin mendengkus mendengar teriakkan Satya dari luar.
Dengan cepat tangannya meraih tas hitam diatas ranjang. Mematikan ac dengan remot ac ditangan kirinya, meletakkan kembali ditempat. Lalu, melangkah keluar dari kamar.
Satya sudah berdiri dilantai satu rumah dengan tangan menyedekap dada dan tatapan memicing setajam elang.
"Ck, cepetan," ujar Satya melihat adik satu-satunya itu turun dari tangga dengan malas-malasan.
"Gak niat sekolah lo?" tanya Satya.
Karin mengedik bahunya tanpa berniat menjawab pertanyaan Satya sama sekali.
Satya kembali berdecak. "Lo itu baru aja masuk SMA, masa iya udah males aja. Belum kalau ketemu kuliah nanti, gila kali lo," ujar Satya menasihati adiknya.
Karin menulikan telinga. Dia berjalan melewati Satya yang masih menatapnya. Cewek itu keluar rumah dan menghampiri mobil sedan hitam milik abangnya.
Satya menyusul dibelakang. Dia sudah tidak ada niatan lagi untuk berbicara dengan adik cantiknya itu. Kemudian, mereka diam membisu selama perjalanan sampai didepan sekolah.
"Karin sekolah dulu, Bang," pamit cewek itu tidak bersemengat, setelah itu mencondongkan tubuhnya sedikit kesamping untuk mengecup singkat pipi abangnya. Rutinitas mereka setiap hari.
"Iya, belajar yang bener, Arya mana mau sama cewek bego," ujar Satya berusaha menyemangati dengan sengaja membawa-bawa nama Arya.
"Hm," balas Karin singkat, lalu keluar dari mobil dan berjalan pelan masuk kesekolahnya.
Biar pintar juga bang Aya mana pernah, sih tertarik sama Karin, batin cewek itu sensi.
~♡~♡~♡~
"Gue boleh duduk sini, gak?"
Karin menoleh kearah kanan dan menatap seorang gadis berambut sebahu yang tengah berdiri menjulang disampingnya.
"Oh, boleh kok," sahut Karin santai. Dalam hati dia merutuki dirinya sendiri yang pelupa. Cewek itu merupakan teman sekelasnya selama sebulanan ini dan dia tidak ingat nama cewek itu sama sekali.
"Gue liat lo duduk sendiri dan gue juga, jadi lebih baik kita sama-sama biar gak ada bangku kosong," ujar cewek itu.
Karin mengangguk tampak tidak terlalu tertarik dengan alasan cewek itu. Lagipula, dia tidak ada masalah baik cewek itu duduk disampingnya ataupun tidak.
"Lo introvert?"
"Ha?" Karin mengerut dahinya bingung dengan maksud pertanyaan cewek tersebut.
"Iya, tipikal penyendiri gitu," lanjut cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Anggap Aku Apa (Completed)
Ficção Adolescente"Jadi, Bang Arya bohongin Karin?" "Enggak gitu, Yin...." "Abang selama ini pacaran sama Karin karena disuruh sama bang Satya!" "Yin, dengar penjelasan aku du...." "Karin benci sama Abang. Jangan temui Karin lagi. Kita cukup sampai disini," tuntas Ka...