Yuan masuk ke dalam kelas tanpa memperdulikan beberapa pasang mata yang tengah menatapnya. Mereka yang memperhatikan Yuan di sepanjang lorong adalah siswa-siswi yang sempat melihat Yuan bersama Harsa di parkiran.
Yuan segera melepaskan tasnya dan meletakkannya di bawah kursi. Baru saja mengatur nafas, Yuan dikejutkan dengan teriakan melengking milik Danis.
"YUAN!"
Danis, yang juga diikuti oleh Madha dan Calista berlari masuk ke dalam kelas dan langsung menuju ke arah Yuan yang tengah melihat ke arah mereka bertiga dengan wajah kebingungan.
"Kenapa?" tanya Yuan.
Bukannya menjawab, Madha malah menyentaknya.
"Lo nyari mati, ya?!"
Yuan semakin bingung dibuatnya. "Kenapa sih? Otak gue nggak connect," ujarnya kebingungan.
"Maksud lo apa boncengan sama Kak Harsa?" tanya Calista.
Mendengar pertanyaan Calista, membuat Yuan berasumsi kalau Calista tengah cemburu dengannya.
"Ooh, lo cemburu ya gue boncengan sama Bang Harsa?" tanyanya dengan nada meledek.
Mendengar ledekan Yuan yang ditujukan oleh Calista, membuat Madha reflek menepuk jidatnya. Yuan yang semula senyum menggoda Calista kembali menunjukkan ekspresi bingung saat melihat ekspresi mereka bertiga yang tidak berubah.
Calista dengan cepat mengambil posisi di samping Yuan dan menatap teman sebangkunya tersebut. Yuan juga mengalihkan pandangannya ke arah Calista.
"Gue sama sekali nggak cemburu, tapi lebih ke khawatir sama lo, Yuan. Interaksi lo di parkiran tadi disaksikan sama beberapa siswi, apalagi kami bertiga tadi lihat ada cegilnya Kak Harsa di sana," ujarnya.
Yuan yang sudah paham dengan maksud Calista seketika menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut. Kemudian dirinya mengalihkan pandangannya ke arah Madha dan Danis yang tengah berdiri di sampingnya.
"Jadi maksudnya, ketenangan gue di sekolah ini akan terganggu?"
"Yes, girl!" seru ketiganya.
"Baru juga beberapa minggu sekolah di sini, udah bikin gebrakan aja lo," ucap Madha.
Sebenarnya Yuan sudah menduga akan terjadi hal seperti ini. Dia sudah tahu, mangkanya dia menolak dengan keras saat Harsa ingin mengantarnya sampai ke kelas.
Saat mereka berempat tengah diam untuk beberapa saat, tiba-tiba Calista yang berada di sebelah Yuan mengeluarkan isak tangis.
"Loh! Lo kenapa nangis, Ta? Yang terancam kan gue, bukan lo," ucap Yuan dengan nada panik dan buru-buru menenangkan Calista.
Danis dan Madha yang melihat hal tersebut pun menghela nafas. Mereka berdua kemudian menarik dua kursi di sebelah mereka dan memposisikan nya di belakang Yuan dan Calista.
"Udah, Ta. Nggak usah nangis," ucap Danis yang juga mencoba menenangkan Calista.
"Gue nggak mau kejadian kayak dulu ke ulang lagi, Nis." ucap Calista di sela-sela tangisnya.
"Kejadian apa?" Yuan melihat ke arah Madha dan Danis. Sedangkan Calista masih menangis sesenggukan.
"Cerita napa sih! Jangan bikin gue bingung," paksa Yuan saat melihat Madha dan Danis hanya saling lempar pandangan.
Madha menghela nafas sebelum akhirnya menceritakan semuanya.
"Dulu kita punya temen namanya Jasmine. Dia satu bangku sama Calista. Anak nya cantik, baik, ramah, murah senyum, banyak cowok yang naksir sama dia," ucap Madha.
KAMU SEDANG MEMBACA
GASLIGHTING
FanfictionGadis bernama Yuan ini bisa dikatakan sangat beruntung dalam hidupnya. Walaupun ia sempat mengalami kesedihan yang amat sangat mendalam akibat kepergian sang ibunda, ia tetap tegar karena masih ada sang ayah yang sangat menyayanginya. Walaupun hidup...