Suasana di dalam kelas sudah sepi dari 10 menit yang lalu karena memang sudah waktunya pulang. Hanya tersisa Madha dan Yuan yang bertugas membersihkan kelas. Seharusnya ada satu siswa lagi, tetapi siswa tersebut tidak masuk hari ini. Alhasil hanya Madha dan Yuan yang piket.
Madha yang tengah menyapu lantai kemudian teralihkan pandangannya ke arah Yuan yang tengah menghapus tulisan di papan tulis.
Dirinya menatap Yuan selama beberapa detik lalu mendudukkan diri ke pinggiran meja.
"Saudara tiri lo kan jumlahnya sembilan, berarti lo satu-satunya cewek diantara mereka dong?"
"Perlu banget gue jawab?" sahut Yuan.
Yuan membalikkan badannya dan meletakkan kembali penghapus papan ke tempatnya.
"Gue masih nggak percaya aja gitu. Mak tiri lo apa nggak program kb? Punya anak laki semua sampai sembilan," tanya Madha.
Tatapan Yuan mengarah ke arah Madha dengan tatapan tidak percaya. Maksudnya— 'serius lo nanya gitu ke gue?'
"Ya gue mana tahu, anjir! Gue nggak pernah tanya," ucap Yuan.
"Kenapa lo nggak nanya?" tanya Madha. Soalnya dia emang penasaran banget.
"Nggak penting juga buat gue, Madha. Lo kalau kepo tanya aja sama anak kandungnya," ucap Yuan, "dah lah, gue mau pulang." Yuan berkata sembari mengambil tas nya yang ada di atas meja paling depan.
Melihat Yuan yang bersiap untuk pulang, Madha buru-buru mencegah Yuan karena dirinya belum selesai menyapu.
"Eh, bentar! Gue belum selesai ini," ucapnya yang kemudian dengan buru-buru menyelesaikan kegiatan menyapunya.
Yuan berjalan keluar kelas dan memutuskan untuk menunggu Madha di kursi tunggu yang berada di luar kelas mereka.
Saat tengah menunggu Madha menyelesaikan piketnya, Yuan mendengar suara langkah sepatu dari arah sebelah kirinya. Saat menoleh ke samping, ternyata itu adalah Harsa.
"Ayo pulang," ajak Harsa saat jaraknya dan Yuan masih beberapa langkah lagi.
"Sebentar, nunggu Madha dulu," ucap Yuan sembari menunjuk ke arah Madha.
Madha sudah selesai menyapu dan tengah menempatkan kembali peralatan bersih-bersih yang baru saja dia pakai.
Setelah selesai, Madha berjalan ke arah luar kelas dan melihat Yuan yang sekarang bersama Harsa.
"Halo Kak Harsa," sapanya dengan ramah.
Harsa hanya menganggukkan kepalanya menjawab sapaan tersebut.
"Duluan aja. Soalnya gue nggak ke parkiran, dijemput," ucap Madha ke Yuan.
"Ya udah, duluan ya," pamit Yuan kepada Madha.
"Oke," jawabnya.
Madha menganggukkan kepalanya saat Harsa melihat ke arah dirinya. Setelah itu Harsa dan Yuan pergi terlebih dahulu dan mereka berdua menuju ke arah parkiran.
Selama mereka berjalan beriringan, dari mereka berdua tidak ada yang membuka obrolan. Sampai akhirnya Harsa yang mulai melemparkan pertanyaan kepada adik tirinya tersebut untuk memulai obrolan.
"Kalau di kelas, temen lo Madha itu tadi?"
Yuan mengangguk, lalu berkata, "Ada Danis dan Calista juga."
Kemudian Yuan mendongak ke samping menatap Harsa yang beberapa senti lebih tinggi dari dirinya.
"Emang Abang nggak akrab sama mereka bertiga?" tanyanya.
"Nggak lah. Ngapain," jawabnya acuh tak acuh.
Yuan kembali menghadap ke depan dengan wajah bingung. Sedetik kemudian dirinya kembali mengalihkan atensinya ke arah salah satu abang tirinya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GASLIGHTING
FanficGadis bernama Yuan ini bisa dikatakan sangat beruntung dalam hidupnya. Walaupun ia sempat mengalami kesedihan yang amat sangat mendalam akibat kepergian sang ibunda, ia tetap tegar karena masih ada sang ayah yang sangat menyayanginya. Walaupun hidup...