Malam ini Yuan memutuskan untuk pergi ke minimart untuk memberi beberapa cemilan. Karena tempatnya yang dekat Yuan tidak memerlukan kendaraan untuk pergi ke sana.
Saat Yuan berjalan menuju lift, dirinya melihat sosok laki-laki yang dia kenali baru saja keluar dari dalam lift.
"Kak Renjun!"
Laki-laki yang ternyata Renjun tersebut seketika melihat ke arah sumber suara. Saat melihat ke arahnya, Yuan melambaikan tangan kanannya lalu berlari menuju ke arah Renjun.
"Mau kemana?" Tanya Renjun.
"Mau ke minimart depan. Kakak mau kemana?"
"Ke rumah temen sih. Sendiri aja perginya?"
Yuan mengangguk.
"Gue temenin kalau gitu."
Dengan cepat Yuan menggeleng. "Nggak usah. Kan kakak mau pergi ke tempat temen kakak."
"Gampang itu, bisa diatur."
"Tapi kak-"
"Gue maksa."
Yuan pun mengalah membiarkan Renjun menemaninya pergi ke minimart. Sebelum itu Yuan sempat mendengar percakapan antara Renjun dan temannya dari via telfon.
"Gue mau mampir ke minimart, nitip sesuatu nggak?"
"Nitip cola sama mie."
"Itu doang?"
"Iye."
"Oke." Renjun memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jaketnya.
Selang setelah itu pintu lift kembali terbuka. Mereka berdua masuk ke dalam setelah orang-orang yang berada di dalam lift keluar.
Pintu lift pun tertutup dan mulai bergerak turun. Yuan menolah ke arah Renjun yang tengah menatap ke arah depan. Menyadari ada yang menatapnya, Renjun pun menoleh ke samping.
"Kenapa?" Tanya nya."
"Kakak kenapa sih repot-repot nemenin gue. Padahal gue bisa sendiri lho."
Renjun tersenyum tipis dan menjawab. "Sekarang udah jam 11 malam. Nggak baik cewek keluar malam-malam, kecuali kalau ada cowok yang nemenin."
Yuan hanya membalasnya dengan anggukan. Ya sudah lah, yang penting itu bukan kemauannya. Tapi inisiatif dari Renjun sendiri.
Di sepanjang trotoar, mereka berdua saling bertukar cerita. Yuan banyak menceritakan tentang kedekatannya bersama Yeonjun dan Renjun juga banyak menceritakan tentang Yeonjun selama berada di sekolah. Itu pun karena Yuan yang bertanya.
"Lo tau wallpaper nya Yeonjun nggak?"
Yuan menggeleng.
"Wallpaper nya foto dia sama lo."
Yuan tersenyum mendengarnya. "Gue pikir udah diganti, ternyata enggak. Kak Yeonjun dari dulu wallpaper nya selalu foto gue sama dia. Kalau orang yang nggak kenal pasti ngira gue pacarnya."
"Awal nya gue juga ngira kalau lo pacarnya dia. Tapi Yeonjun selalu bilang kalau kalian cuma sahabat dan menganggap satu sama lain kakak adik."
"Emang itu faktanya. Gue udah menganggap Kak Yeonjun kaya kakak gua sendiri."
"Masa sih kalian nggak ada perasaan saling sayang antara cewek dan cowok sekecil pun. Menurut gue sangat mustahil kalau cewek cowok bersahabat tanpa ada perasaan suka."
"Mungkin bagi sebagian besar orang lain itu mustahil. Tapi bagi gue dan Kak Yeonjun enggak sih. Kenyatannya, sampai saat ini gue nggak pernah berfikiran untuk menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih sama Kak Yeonjun. Mungkin karena efek dari anak tunggal yang sama-sama pengen punya saudara."
KAMU SEDANG MEMBACA
GASLIGHTING
FanfictionGadis bernama Yuan ini bisa dikatakan sangat beruntung dalam hidupnya. Walaupun ia sempat mengalami kesedihan yang amat sangat mendalam akibat kepergian sang ibunda, ia tetap tegar karena masih ada sang ayah yang sangat menyayanginya. Walaupun hidup...