"Gemes banget gue pengen ngaduin masalah ini ke Papa."Woojin menatap Lino yang tengah duduk single sofa miliknya.
"Sama Yuan kan nggak di bolehin." Woojin
"Tuh cewek songong amat! Bapaknya aja kerja di perusahaan milik Ayahnya Yuan." Lino masih kesal perihal Yuan yang mengalami bullying dari Yiren.
"Udah lah, Lin. Yang penting kita semua udah tahu masalah ini. Lo pulang ke habitat lo sana." Usir Woojin kepada Lino.
"Iya-iya." Lino beranjak menuju ke arah pintu. "Anjir kaget! Ngagetin aja sih lo!" Lino kaget saat membuka pintu tiba-tiba Chan sudah berdiri di balik pintu kamar Woojin.
"Sorry. Nggak ada niatan ngagetin kok." Chan menerobos masuk dan menghampiri Woojin yang sudah bersiap untuk tidur.
Lino yang niatnya ingin kembali ke kamar memutuskan mengurungkan niatnya dan ikut bergabung dengan kedua abang kembarnya.
Klek
"Tuman! Kagak ngajakin gue." Ucap Changbin yang baru saja masuk ke kamarnya Woojin.
Mereka berempat duduk di atas kasur Woojin. Lino dan Changbin yang tidak faham permasalahannya menatap ke arah Chan.
"Mending kita aduin ke Papa aja nggak sih?" Tanya Chan yang mencoba meminta solusi kepada Woojin.
"Resikonya bakalan ke bapaknya cewek yang ngebully Yuan, Chan. Yuan nggak peduli sama cewek yang udah ngebully dia. Tapi dia peduli sama bapaknya cewek itu. Gini deh, selagi cewek itu nggak ganggu Yuan lagi, Ayah nggak perlu tahu sama permasalahan ini. Ini bukan permintaan gue, tapi Yuan sendiri yang minta. Dan lo semua juga dengar tadi." Ucap Woojin.
Chan menghela nafas dan mengangguk.
"Yang penting lo bilangin ke adek-adek kembar lo biar bisa ngawasin Yuan kalau Yuan hampir kehilangan kontrol amarahnya." Ucap Woojin kepada mereka bertiga.
Diantara mereka berempat, Woojin memiliki sifat yang paling kalem. Selalu menjadi penenang dan penengah. Si kembar dan si bontot kalau sama Woojin memang rada ngelunjak. Tapi kalau sama Lino, Changbin, apalagi Chan, mereka berempat pasti langsung menurut dan takut.
Felix masuk ke dalam kamarnya dan Han. Di sana Han masih bermain ponselnya sembari rebahan di atas kasur.
Felix membaringkan tubuhnya di atas kasur dan meraih ponselnya yang berada di atas nakas.
Han melirik ke arah Felix saat melihat Felix yang tengah senyum-senyum sendiri dengan layar ponselnya.
"Udah akur lo sama Yiren?" Tanya Han tanpa menoleh ke arah Felix.
Felix melihat ke arah Han sekilas lalu menatap ke arah ponselnya kembali. "Udah. Gue juga sempet deep talk sama dia. Dia janji bakalan berubah kayak dulu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
GASLIGHTING
FanfictionGadis bernama Yuan ini bisa dikatakan sangat beruntung dalam hidupnya. Walaupun ia sempat mengalami kesedihan yang amat sangat mendalam akibat kepergian sang ibunda, ia tetap tegar karena masih ada sang ayah yang sangat menyayanginya. Walaupun hidup...