50 | Amnesia

1.3K 134 66
                                    


"Bang, gimana keadaanya Yuan?" tanya Felix yang baru saja datang ke rumah sakit dengan keempat saudaranya.

"Masih di periksa." Bangchan

"Papah sama Mamah?"

"Masih otw." Bangchan

"Tadi gimana ceritanya?" Hyunjin

"Katanya, waktu suster masuk mau ngecek infusnya Yuan, tiba-tiba dia denger ada yang manggil 'Ayah', pas nengok ke Yuan, ada pergerakan di jarinya." jelas Lino.

"Emangnya kalian pergi kemana?" Felix

"Beli makanan di depan. Agak lama soalnya ngantri." Lino

Nggak berapa lama orang tua mereka, Changbin dan Woojin datang. "Gimana keadaannya Yuan?" tanya Jisoo dengan nada khawatir.

"Masih di periksa. Papah sama Mamah duduk dulu aja. Yuan pasti baik-baik aja kok." ucap Bangchan mencoba menenangkan kedua orang tuanya.

Yoongi menuntun Jisoo untuk duduk di sampingnya. Tangannya bergerak merangkul dan mengusap istrinya agar tenang.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya dokter yang memeriksa Yuan keluar. Yoongi langsung berdiri nyamperin dokter tersebut. "Gimana dok anak saya."

Dokter tersebut tersenyum tipis sebelum akhirnya menjawab. "Bapak tidak usah khawatir. Pasien sudah siuman, namun untuk hari ini pasien harus istirahat total sampai besok. Karena keadaan pasien masih sangat lemah."

"Saya mau jenguk ke dalam apa diperkenankan, dok?"

Dokter terdiam sejenak, sebenarnya Yuan nggak boleh di jenguk dulu untuk malam ini, tapi melihat tatapan memohon Yoongi, dokter tersebut merasa nggak tega dan akhirnya mengiyakan. "Tapi hanya anda yang diperkenankan."

"Terima kasih dok." setelah itu Yoongi masuk ke dalam ruangan Yuan.

"Kalo begitu saya permisi dulu." pamit dokter tersebut.

"Iya, terima kasih dok."

Dokter tersebut berjalan meninggalkan mereka.

"Mah, aku juga pengen masuk." ucap Ayen sembari melihat Mamahnya dengan tatapan memohon.

"Yuan baru siuman sayang, kalo di jenguk banyak-banyak nanti ganggu Yuan. apalagi kalian kan selalu rusuh." ucap Jisoo memberi pengertian ke anak bungsunya.

Sedangkan di dalam ruangan.

"Yuan." panggil Yoongi pelan lalu mendudukkan dirinya di kursi samping ranjang.

"Ayah." Yuan melirik Yoongi. Suara Yuan terdengar sangat lemah. Bahkan Yuan harus bernafas menggunakan alat bantu.

"Ayah di sini, nak." Yoongi menggenggam dan mencium punggung tangan putrinya tersebut. Dia menangis haru karena melihat Yuan masih bisa bertahan sampai detik ini.

"Ayah jangan nangis." ucap Yuan dengan suara lemah.

"Ayah bahagia, nak. Ayah bahagia karena kamu kembali." Ini kedua kalinya Yuan melihat Ayahnya menangis seperti ini. Terakhir kali Yuan melihat Ayahnya menangis saat Bundanya meninggal.

Di situ, untuk pertama kalinya Yuan bahkan semua orang, melihat Yoongi berada titik paling lemah. Yoongi di kenal dengan sosok yang tegas dan sedikit keras oleh orang lain. Mereka hampir tidak pernah melihat Yoongi se kacau itu.

Kelemahan Yoongi memang satu, di tinggal oleh orang yang sangat dia sayang. Sangat menyakitkan bagi Yoongi saat itu. Sudah kehilangan kedua orang tuanya di usia 10 tahun, lalu kehilangan sosok wanita yang sangat dia cintai setelah Ibunya, yaitu istrinya.

GASLIGHTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang