28 | Penenang

1K 129 30
                                    


Langkah Yuan terus berjalan sampai menuju ke arah danau. Sesampainya di sana, Yuan mendudukkan dirinya tepat di bawah pohon yang rindang. Pandangannya menatap ke arah air danau yang tenang, namun berbanding terbalik dengan perasaannya yang kacau.

Yuan mengusap pipinya dengan kasar saat merasakan air matanya yang jatuh membasahi pipinya.

Sesaat setelah itu Yuan mendengar suara seseorang yang tengah berlari ke arahnya.

"Yuan." Panggil Younghoon.

Namun respon Yuan hanya diam dan pandangannya masih menatap lurus ke arah air danau.

Younghoon menghela nafas lalu duduk di samping Yuan. Dengan perlahan Younghoon menarik tubuh Yuan agar bersandar ke bahunya.

Perlakuan Younghoon tidak mendapat penolakan dari Yuan. Gadis tersebut malah mulai terisak dan tatapannya pun menunduk menatap ke arah rumput hijau di depannya.

Younghoon yang melihat hal tersebut pun beralih untuk merangkul Yuan dengan posisi Yuan yang masih bersandar di bahunya.

Selama Yuan menangis, Younghoon tidak mengeluarkan sepatah kalimat pun. Yang dilakukan Younghoon hanya mengusap rambut Yuan agar gadis tersebut merasa tenang.

Younghoon tidak ingin bertanya bagaimana perasaan Yuan saat ini karena semua itu sudah terlihat jelas bagi Younghoon.

Younghoon meraih kedua tangan Yuan agar gadis tersebut berhenti mengepalkan tangannya. Younghoon mengusap-usap kedua tangan Yuan sampai Yuan merasa tenang dan tidak lagi mengepalkan kedua tangannya.

Suara isak tangis Yuan pun sudah mereda. Younghoon sedikit menunduk untuk melihat wajah Yuan. Gadis tersebut masih diam dengan tatapan yang masih jatuh ke arah rerumputan hijau.

Younghoon menepuk-nepuk pelan kepala Yuan, terkadang juga dia mengusap kepala Yuan.

Hampir 20 menit tidak ada pembicaraan. Sampai akhirnya Yuan mendongak dan menatap wajah Younghoon. Younghoon juga menundukkan tatapannya untuk melihat wajah Yuan yang sekarang terlihat sembab pada bagian matanya.

Tangan Younghoon terulur mengusap air mata Yuan dengan menggunakan ibu jarinya.

"Udah selesai nangisnya?" Tanya Younghoon dengan nada lembut. Dia juga menatap Yuan tepat pada matanya.

Yuan mengangguk tanpa bersuara. Hampir saja Younghoon khilaf saat pandangannya mengarah ke bibir ranum milik Yuan.

"Mau balik ke kelas?" Tanya Younghoon saat pandangannya kembali menatap ke arah mata Yuan.

Kali ini Yuan menggeleng sebagai jawabannya. Yuan tidak mengalihkan pandangannya dari Younghoon, begitupula dengan Younghoon yang terus menatap Yuan dengan ibu jari yang masih berada di atas pipi Yuan.

"Kenapa?" Tanya Younghoon karena Yuan yang terus menatapnya dengan ekspresi polos.

Tiba-tiba jari telunjuk Yuan terangkat dan menusuk pelan ke pipinya Younghoon. "Kakak lucu."

Seketika Younghoon terkekeh dan mencubit pipi Yuan. "Tadi nangis, sekarang malah gombal."

"Nggak gombal kok. Emang bener, Kakak imut."

"Ganteng, bukan imut." Ucap Younghoon dengan nada yang lembut.

"Ganteng." Ucap Yuan tanpa menatap ke arah Younghoon. Tatapannya sekarang beralih ke arah pipi Younghoon dimana jari telunjuknya tengah menusuk-nusuk pelan pipi tersebut.

"Siapa yang ganteng?" Tanya Younghoon dengan sengaja agar Yuan mengatakan kalimat yang ingin dia dengarkan.

"Kakak."

GASLIGHTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang