makin ngeselin

7.9K 920 56
                                    

Waktunya pulang telah tiba, tapi seperti biasa, Caca dan Jisung memilih untuk keluar terakhir karena bisa berjalan dengan leluasa tanpa harus berdesak-desakan.

"Mau ikut gak, Ca?" Tawar Jisung saat sudah selesai menata bukunya lalu mencangklong tasnya, begitu juga Caca.

"Kemana?" Tanya Caca sambil berjalan bersama Jisung keluar kelas.

"Ke lapangan basket indoor,"

"Mau ngapain?"

"Hari ini jadwalnya ekstrakulikuler basket, lo mau ikut gak? Gue sama yang lain juga ke sana,"

"Kalau gak mau, ya otomatis lo di apart sendiri dan pulang sendiri," lanjut Jisung yang membuat Caca melayangkan pukulannya di lengan Jisung.

"Iya gue ikut, tapi lo duluan aja ke lapangannya, gue ada urusan bentar," ujar Caca lalu berhenti dan Jisung pun ikut berhenti.

"Okee, kalau gitu gue duluan ya?" Pamit Jisung, Caca mengangguk lalu Jisung pergi meninggalkan Caca.

Caca pergi ke kantin untuk membeli minum dan juga beberapa minum dan cemilan untuk mereka.

Setelah selesai membeli di kantin, Caca pun langsung jalan ke lapangan indoor, namun naasnya ia bertemu dengan Heejin.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Heejin sinis.

"Suka-suka gue lah..." Jawab Caca tak kalah sinis lalu pergi meninggalkan Heejin masuk ke lapangan.

Caca langsung mencari tempat duduk di tribun tingkat ke 3 dari bawah.

"Renjun ganteng juga ya kalau lagi main basket," batin Caca yang tanpa sadar melengkungkan ujung bibirnya membentuk senyuman.

Saat sedang asik menonton sekalian mencuci mata, tiba-tiba Dugong kali Ciliwung a.k.a Heejin datang dan duduk di tribun yang sama dengan jarak yang cukup dekat.

"Aelahh ngikutin mulu ngefans apa gimana si," batin Caca kesel.

"Ngapain lo disini?"

"Itu minum banyak buat siapa?" Sambung Heejin.

"Gak usah tanya-tanya, kita gak kenal," ujar Caca malas.

Renjun dan yang lainnya telah selesai bermain basket, mereka langsung berjalan menghampiri Caca dan Heejin.

"Tumben lo berdua akur," goda Chenle, sontak Caca dan Heejin langsung menatap Chenle.

"Najong!" Sahut Caca sambil memberikan minum ke yang lain, namun saat Caca hendak memberikan minum ke Renjun ia sudah lebih dulu diberikan oleh Heejin.

"Terus kok bisa barengan ada disini?" Tanya Jaemin.

"Dia noh ngikutin gue terus," jawab Caca.

"Enak aja! Kan lo yang ngikutin gue!" Ujar Heejin sewot.

"Gue yang dateng duluan gue yang dikatain ngikutin lo?! Sakit ya lo?!"

"Lagian gue masih punya pendirian dan gue gak bakal ngikutin lo, kalau gue mau ngikutin pun gue juga bakal milih-milih orang!!" Balas Caca tak kalah sewot.

Byuurrr

Heejin dengan penuh emosi mengguyur tubuh Caca dengan kopi kemasan yang ia beli, sontak Caca memekik karena terkejut, "Akhhh!"

Caca menatap Heejin sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat untuk menahan emosinya, tanpa pikir panjang Caca langsung mengambil tasnya terus pergi begitu saja dari lapangan.

"Lo gila yaa?!" Jisung.

"Lo kira gampang ngilangin noda kopi?! Kalau Caca itu gue udah pasti gue dimarahin mak gue," Jeno.

Jaemin tak banyak omong, dia juga langsung mengambil tasnya lalu pergi menyusul Caca.

Heejin hanya diam menatap kemasan kopi yang tergeletak di atas kursi kayu tribun. Renjun menepuk pundak Heejin lalu menarik pergelangan tangannya dan membawanya pergi dari sana.

Sekarang ini Caca berada di kamar mandi, Caca mencoba membersihkan bajunya yang kotor namun nodanya tak kunjung hilang.

"Makin ngeselin aja sih tuh anak," kesal Caca lalu menyerah untuk membersihkan seragamnya.

Caca pun berjalan keluar kamar mandi, ia terkejut ketika mendapati ada Jaemin didepan toilet wanita.

"Pake ini dulu," tawar Jaemin sambil memberikan hoodie miliknya.

"Gak usah, Jaemin. Inikan punya lo, terus lo mau pake apa pulangnya?" Tolak Caca halus.

"Gue bawa hoodie dua kok, kayak sama siapa aja, dah buru pake," ujar Jaemin lalu tersenyum sambil mengusap rambut Caca.

Caca pun kembali masuk kedalam toilet untuk mengganti seragamnya.

"Ayo pulang!" Ajak Jaemin, Caca mengangguk.

Diperjalanan Caca tak ada hentinya membicarakan kekesalannya kepada Heejin.

"Tuh anak ngeselin banget! Dulu lahirnya di adzanin apa di lambe turah in sih?!"

"Dibacain ayat kursi ilang gak sih tuh anak? Males gue lama-lama kalau liat dia mulu, hawanya pengen jambak tuh anak,"

"Tadi harusnya gue jambak aja si Heejin biar tau rasa, kalau bisa biar botak sekalian kayak dedy corbuzer,"

"Udah gak usah di pikirin, intinya kalau dia nyerang lo secara fisik langsung bales aja, gak usah takut.." Jaemin.

"Iya Jaem, btw makasih banyak ya udah mau nganterin gue," Caca.

"Sama-sama, gue balik dulu, kalau ada apa-apa langsung hubungin gue," Jaemin.

"Iya."

Caca pun masuk ke dalam apartemen. Sampainya di apartemen milik Renjun, ia terkejut karena mendapati sang empu yang sudah terduduk di atas kursi sofa.

"Seragam lo mana?" Tanya Renjun.

"Di tas. Tadi gue udah coba cuci tapi tetep gak bisa bersih, terus besok gue pakai apa?" Caca.

"Pake punya gue aja dulu sementara, besok gue mintain ke papah,"

"Emang muat?"

"Dimuat-muatin aja, lagian kan pake almamater jadi gak keliatan kalau kegedean,"

"Yaudah deh makasih,"

"Mandi sana, bau kopi, lo!"

"Gara-gara pacar lo nih!! Ngeselin banget jadi orang, andai dia setan beneran, kan bisa gue bacain ayat kursi biar musnah," dumel Caca sambil jalan ke kamar buat mandi.

"Rumit sekali."

Renjun menggelengkan kepalanya bingung. Terlalu banyak hal yang ia pikirkan.

My Handsome Husband ~ Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang