PROLOG🌛

13.6K 375 54
                                    

Dia adalah Ataya Aurelina gadis berambut sepundak dengan gaya rambut satu kunciran di kepalanya, ia gadis yang dipanggil dengan sebutan Ata dengan sejuta rahasianya.
 

 
Karelio Dirgantara, mereka adalah dua orang yang memiliki kepribadian yang berbeda. Ata yang dingin sedangkan Karel adalah cowok yang mudah enjoy, sehingga banyak murid yang bersimpati dengannya. Namun jangan coba-coba bermasalah dengannya cowok itu dapat mengubah karakternya menjadi dingin tiba-tiba.

•••••

Hari senin merupakan hari yang berat bagi Ataya ia harus menyiapkan segala kebutuhannya untuk mengawali hari. Perempuan itu memarkirkan motor scoopynya di parkiran sekolah, setelah itu ia menaruh helmnya diatas jok motor dan berjalan menuju kelasnya XI IPA 3 yang berada di lantai dua sembari bersenandung kecil. Tiba - tiba saat ia hampir sampai di lorong kelasnya seseorang memanggilnya dari belakang, sehingga membuatnya terkejut.

"Atayaa tunggu!" panggil seseorang di belakangnya, perempuan itu pun segera membalikkan badan kearah sumber suara.

Mengerti jika cewek dengan bando berwarna maroon itu sedang memanggil namanya. Siapa lagi jika bukan Naura, teman terdekatnya sejak kelas sepuluh.

"Halo Raa, ada apa? Kok lo sampai terenggah- enggah kaya gitu?" jawab Ataya dengan senyum lembutnya.

Dengan napas yang terenggah - enggah, Naura berkata. "Headnews tahu gak, sebentar lagi di kelas lo bakal ada siswa baru!" katanya dengan lompat - lompat gembira.

Ataya menganggukkan kepalanya paham, "Oo.. thanks ya infonya Ra," jawab Ataya senyum sembari melangkahkan kakinya yang tadi ia urungkan untuk menuju ke kelasnya.

Naura yang mendapati respon Ataya yang tidak sesuai keinginannya ia pun berbicara kembali, "Eh, asal lo tau Ta kalau dia itu pindahan dari-" belum selesai Naura melanjutkan perkataannya, Ataya sudah memasuki kelasnya yang sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

"Atayaa! Awas lo ya!" Teriak Naura yang didengar oleh Ataya.

Dengan santai, Ataya memasuki kelasnya dan meninggalkan Naura yang masih berdiri mengangga melihat gerak-gerik sahabatnya yang nyaris seperti kulkas. Dengan terpaksa Naura harus meninggalkan kelas Ataua dan menuju kelasnya yang berada di lantai dua, XI IPA 9.

Ataya hendak memasuki kelasnya di ambang pintu, seorang laki-laki dari arah yang sama menabrak bahu Ataya sampai tersungkur ke arah depan. Namun, anehnya perempuan itu tidak merasakan bahwa ia jatuh. Melainkan sebuah tangan besar entah milik siapa telah melingkar di perutnya. Ataya melototkan matanya terkejut.

"Sori, lo gapapa?" ujar laki-laki tersebut melepas tangannya dari perut Ataya. Ataya berbalik badan dengan raut yang kesal.

"Enggak pa-pa, lain kali hati-hati," ucap Ataya datar sedikit tampak kesal sembari merapikan roknya.

"Gue Karel, sori ya." mengulurkan tangannya, yang di sambut juga oleh Ataya.

"Iya. Gue Ataya."

Apa hanya sekedar perasaan Karel saja, melihat sekilas manik mata hazel milik gadis itu dirinya seperti terpampar sesuatu disana, walaupun sedikit susah untuk menggambarkannya seperti apa.
Samar-samar Karel dapat melihat celah kesedihan disana. Ah, entahlah mungkin hanya perasaan Karel saja.

Ataya tampak kikuk dengan tangan yang berada di genggaman Karel. Dengan cepat, ia melepas pautan tangannya, sebelum atmosfer di sekitarnya berubah. Setelah itu, mereka berpisah, untuk menuju ke tempat duduknya.

Ataya menaruh tasnya di bangkunya dengan sedikit kasar. Belum sempat Ataya mendaratkan bokong di kursinya, Alfino memanggilnya dari belakang. Alfino adalah sahabat Ataya juga dari awal masuk SMA ini.

ATARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang