"Lembur, Kak?"
Taeyong yang baru aja datang setelah selesai dari latihan bersama kesembilan teman-temannya, langsung nyamperin Jaejoong di gedung tempat laki-laki itu bekerja.
"Iya, nih. Besok Kakak harus meeting." jawab Jae tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari layar laptop.
Taeyong langsung rebahin diri di atas sofa sambil nyalain layar TV yang ada di ruangan itu.
"Kamu gak pulang?"
"Gak. Kayaknya aku nginep aja."
Alis Jae sama-sama naik. Sebenarnya bukan hal yang biasa kalau Taeyong tiba-tiba mau nginap di apartemennya Jae. Tapi, Jae tau kalau akhir-akhir ini, cowok itu sedang benar-benar sibuk dan ia takut hal itu hanya akan mempengaruhi kegiatan Adiknya itu.
"Bukannya kamu ada konser seminggu lagi, ya?" tanya Jae kali ini melihat Adiknya dari kejauhan.
Taeyong ngangguk sekilas. "Gampang, lah."
Jaejoong bangkit dari duduknya dan nyamperin Adiknya itu. Cowok itu memasukkan kedua tangannya di saku celananya.
Aura Bapak CEO benar-benar terpancar dengan jelas pada Jae.
"Kamu gimana, sih? Kalau dicariin sama manajer kamu gimana?"
Taeyong yang sedang kecapekan itu cuma bisa natap Kakaknya sekilas dengan rasa malas.
"Kak, aku udah gede. Aku tau gimana aku bisa ngelewati semua ini. Kakak gausah khawatir karena aku udah izin lebih dulu. Lagian cuma semalaman, doang."
Jae natap Adiknya gak yakin. Tapi mau tak mau, Jaejoong terpaksa mengalah. Daripada menimbulkan keributan, lebih bagus Jae tak usah membahas masalah itu lagi.
"Kamu udah makan?"
"Belum."
Jae cuma bisa mendengus. Cowok itu ngambil jas yang ada di sofa kiri Taeyong lalu mengenakannya.
"Ikut, Kakak. Kita makan malam. Kakak gak mau kamu jadi orang lemah menjelang hari konser." kata Jae penuh perhatian namun dengan nada tegas.
Kalau Kakaknya udah ngomong dengan nada tegas gitu, Taeyong mana bisa ngebantah? Lagipula dia masih tau batas. Kakaknya begitu karena ia terlalu menyayangi Taeyong. Emang sudah seharusnya tugas Jae menjaga Adik-adiknya terutama Taeyong.
Mereka turun dari dalam gedung menuju parkiran. Taeyong duduk di sebelah Kakaknya yang sudah fokus menyetir, membawa mobil sedan sport bewarna merah itu menelusuri jalanan kota Seoul.
"Kemarin Kakak dihubungin sama Mamanya Tzuyu kalau katanya, Tzuyu mau balik ke Korea."
Mendengar kalimat itu, secara otomatis Taeyong langsung ngelihatin Kakaknya serius.
"Balik?"
Jae mengangguk sambil sesekali melihat Adiknya itu. "Kamu gak dikabarin?"
Taeyong diam.
Boro-boro dikabarin, tiap Taeyong dapat notif dari gadis itu, cowok itu selalu menghindar.
Fyi, Taeyong itu dijodohin sama keluarganya dengan Tzuyu.
Pupus sudah harapan adinda Choi Lia.
Melihat respon Taeyong yang aneh, Jae jadi peka akan sesuatu.
"Kamu anggurin dia?"
Untung mereka lagi berhenti tepat di depan lampu merah, kalau gak, Jae bisa aja tiba-tiba rem mendadak dan malah akan ngebuat kejadian tak mengenakkan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak - Taeyong ✔
Fiksi PenggemarGimana, sih, rasanya kalau tiba-tiba aja, kita bisa saling kenal sama idola kesukaan kita? Padahal sebelumnya, gak pernah sekali pun muncul di pikiran untuk bisa kenal apalagi sekedar ngobrol dan ngumpul bareng. Itulah yang dirasakan Lia ketika bert...