"Kamsahamnida."
Kata inilah yang diucapkan Lia berkali-kali sejak gadis itu berdiri di depan meja kasir. Cewek itu juga turut melemparkan senyuman khasnya yang lembut. Sembari menunggu pelanggan selanjutnya datang, Lia menatap ke arah teman-teman satu kerjanya yang sedang menyidangi makanan dan minuman kepada para pelanggan. Memperhatikan itu, membuat Lia seperti merasa ada yang hilang.
Ya, sosok Kenzo.
Tak ada lagi bayang-bayang Kenzo di cafe itu. Bekerja bersamanya. Kenzo kini sudah berada di tempat yang tak hanya memiliki perbedaan waktu dan cuaca. Mengingat Kenzo, Lia jadi rindu akan cowok itu.
"Ngelamun aja. Mikirin apaan, sih?"
Lia kembali sadar seketika melihat seorang laki-laki berdiri tegap di depannya dengan senyuman yang mengembang.
Jaehyun!
"E-eh? K-kapan datangnya?" tanya Lia kaget sekaligus agak terkesima dengan wajah tampan Jaehyun yang sudah terlalu melampaui batas ketampanan umum pada laki-laki.
"Baru aja, sih. Lo sibuk ngelamun, sih, sampai gak sadar kalau kita datang."
"Kita?" ujar Lia sembari mengulangi kalimat Jaehyun yang terdengar ambigu.
Jaehyun mengangguk. "Tuh," cowok itu menunjuk ke arah meja yang ternyata, Taeyong ada disana.
Lah?
Melihat kehadiran Taeyong, Lia jadi gugup sendiri. Pasalnya, tiap kali Lia bertemu Taeyong, tak pernah sekalipun Lia merasa jantungnya berdetak normal karena daya tarik cowok itu terlalu kuat. Meskipun mereka berdua sudah memulai hubungan baik, sama saja rasanya seperti Taeyong masih dalam fase ketika cowok itu memiliki rasa benci ke Lia.
"Udah, ah. Gue mau pesen minuman dulu,"
Jaehyun berlalu dari hadapan Lia menuju mejanya bersama Taeyong. Lia memperhatikan Taeyong dari sudut matanya sembari menunduk. Lia dapat menangkap bahwa Taeyong sedang memperhatikannya. Hal itu tentu saja semakin membuat jantung Lia berdegup kencang tak karuan.
Mampus gue! Tuh, cowok, pakai pelet apaan, sih? Auranya bisa bikin gue mati berdiri, kali. Tapi, ganteng. Gumam Lia dalam hati.
●●●
"Lia! Lo yang anterin pesenan ini ke mejanya Taeyong sama Jaehyun Oppa, ya?"
Siska--salah satu pegawai cafe itu, langsung memberikan sebuah nampan begitu saja kepada Lia yang sedang duduk di meja kasir sembari menunggu pelanggan datang.
"Lah, kok, gue?"
"Lo, kan, lagi gak ngapa-ngapain. Kita semua kerepotan, nih. Bantu dikit, lah."
Lia memandangi sekitarnya. Iya, sih, ramai. Padahal hari itu bukan hari weekend atau hari libur nasional. Tapi, tempat itu tak pernah sepi oleh pengunjung.
"Terus yang jaga kasir siapa?"
"Udah, lo taro aja dulu ini pesanan mereka. Ntar, lo, balik lagi kesini. Lagian belum ada pelanggan yang mau bayar,"
Lia merengut kesal. Bukan karena ia malas harus mengantarkan pesanan milik kedua orang yang terpandang di negeri ginseng itu, tapi karena Lia belum siap jika harus bertatap muka dengan Taeyong. Aura cowok itu harus membuat Lia menjauh agar kondisi jantungnya baik-baik saja.
Dengan berberat hati, Lia mengambil nampan itu dan berjalan pelan menuju meja Taeyong serta Jaehyun yang saat itu sedang berkutat pada ponsel masing-masing.
Adu permainan ala cowok. PUBG.
"Eh, tumben lo yang anterin?" Jaehyun berseteru ketika Lia sudah ada di hadapan mereka sambil memberikan memindahkan pesanan yang ada di nampan ke meja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak - Taeyong ✔
FanficGimana, sih, rasanya kalau tiba-tiba aja, kita bisa saling kenal sama idola kesukaan kita? Padahal sebelumnya, gak pernah sekali pun muncul di pikiran untuk bisa kenal apalagi sekedar ngobrol dan ngumpul bareng. Itulah yang dirasakan Lia ketika bert...