Hari ini, Taeyong bertekad untuk ke apartemennya Lia buat ngejelasin semuanya. Taeyong gak bisa kalau harus jauh lagi dengan gadis itu secara perasaan Taeyong ke Lia sudah terlalu dalam rasanya. Tapi sebelum pergi, Taeyong berniat untuk mampir di toko bunga langganan Ibunya.
"Eh, Mas Taeyong. Sendirian, Mas? Ibu kemana?" sapa wanita pemilik toko bunga tersebut. Beliau cukup dekat dengan keluarga Taeyong karena mereka adalah pelanggan setianya.
"Iya, Bi. Mama di rumah, kok, seperti biasa." jawab Taeyong sembari menunduk sopan.
Taeyong biasa manggil wanita itu dengan sebutan Bibi Hanreum.
"Oh, begitu. Mas kesini mau cari bunga apaan? Biar Bibi pilihin yang bagus,"
Taeyong sebenarnya gak ngerti apa pun perihal bunga karena setiap Taeyong kesini, itu pun bersama Ibunya. Dan yang milih bunga pun juga Ibunya.
"Uhm.." Taeyong ngelihat ke seluruh bunga yang ada di depannya. "Kira-kira, bunga yang cocok untuk perempuan, apaan, ya, Bi?"
Sang Bibi pun terlihat sumrigah ketika mengetahui Taeyong akan membeli bunga untuk seorang gadis.
"Untuk pacarnya Mas, ya?"
Taeyong garuk-garuk puncak belakang kepalanya bingung. Bukan pacar, sih, tapi masih soon.
Doain, aja. –Taeyong.
"Untuk teman saya kok, Bi."
"Oh.. teman hidup, Mas?"
Sumpah demi apapun, Taeyong ngerasa si Bibi kepoan, banget, tapi diam-diam Taeyong ikut aminin. Mana tau terkabul doanya.
"Bi, tolong cariin bunga yang bagus aja, ya? Berapapun biayanya, yang penting bagus." kata Taeyong mengalihkan perhatian sang Bibi.
Taeyong gak mau kelamaan juga di toko itu karena setelah ini, Taeyong mau mampir dulu ke toko souvenir agensinya. Taeyong mau beli perlengkapan untuk penggemar NCT 127. Anastasia memberitahunya kalau Lia pengen, banget, punya souvenir NCT 127 yang lengkap.
Setelah menunggu mungkin sekitar setengah jam, Taeyong selesai dengan perlengkapan bunganya yang Taeyong sendiri gak tau nama dari bunga itu. Tapi Taeyong suka karena wangi dan juga bentuk dari bunga itu yang unik, banget. Bibi Hanreum benar-benar memilihkan bunga terbaik untuknya.
Mobil Taeyong pun akhirnya sampai di halaman parkir depan gedung souvenir sekaligus gedung agensinya. Taeyong malas kalau harus parkir di basement karena hal itu akan memakan waktunya.
Seperti biasa, Taeyong selalu disambut seluruh pegawai di sana ketika cowok itu datang. Gak cuma Taeyong aja, sih, tapi seluruh artis dari agensi tersebut juga disambut.
Taeyong gak tau pasti barang apa yang belum dimiliki Lia. Karena itu, Taeyong mengambil semua barang perihal NCT 127. Ah, iya, bahkan official lightstick mereka pun, Taeyong ambil.
Saat Taeyong pergi ke bagian CD album, ia bertemu dengan para sunbaenim-nya dari EXO. Sehun dan Kai. Mereka berdua kayaknya juga sedang mencari-cari sesuatu disana.
"Hyung! Ngapain?" sapa Taeyong.
Sehun dan Kai sama-sama menoleh. "Eh, elu, Yong. Kita lagi nyari hand fan, nih." sapa Kai sambil ber-high five ria dengan Taeyong diikuti Sehun.
"Ini, kan, tempat album, Hyung. Hand fan, noh, disana!" tunjuk Taeyong ke arah rak yang bukan hanya menjual hand fan khusus NCT, tapi juga ada EXO, Shinee dan para sunbaenim-nya yang lain.
"Oh, kita lagi iseng ngelihatin album EXO yang baru dirilis kemarin. Mau lihat selaku apaan," balas Sehun.
Taeyong terkekeh garing. "Ah, kalau album Hyung, mah, lakunya lebih cepet,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak - Taeyong ✔
FanfictionGimana, sih, rasanya kalau tiba-tiba aja, kita bisa saling kenal sama idola kesukaan kita? Padahal sebelumnya, gak pernah sekali pun muncul di pikiran untuk bisa kenal apalagi sekedar ngobrol dan ngumpul bareng. Itulah yang dirasakan Lia ketika bert...