Seperti biasa, kalau gak ada jadwal, Taeyong pulang ke rumah orang tuanya. Kembali ke rumah orang tuanya adalah tempat kenyamanan pertama dalam hidup Taeyong selain dorm.
"Papa?"
Untuk yang kedua kalinya Taeyong ngelihat Papanya berada di ruang TV sambil baca koran.
"Eh, nak? Udah pulang?"
Taeyong mengangguk, cowok itu berjalan menuju Papanya—mencium punggung tangan laki-laki paruh baya itu.
"Papa kenapa setiap aku pulang, pasti duluan nyampe di, rumah. Siapa lagi yang mau bertamu hari ini, Pa?"
Papa Taeyong terkekeh sembari melepaskan kacamata dan melipat koran itu.
"Gak ada siapa-siapa yang mau bertamu. Papa cuma belakangan ini suka pulang lebih awal."
"Oh, aku kirain kenapa. Mama mana, Pa?"
"Ada di dapur sama sepupu kamu."
Taeyong memasang tampang bingung. "Lah? Soyeon kesini?"
"Iya, nak. Katanya mulai sekarang dia nginap, disini. Gak enakan juga katanya tinggal sama kalian apalagi isinya semua laki-laki."
Taeyong lega karena akhirnya, Soyeon tinggal di rumah orang tuanya. Taeyong juga sebenarnya merasa gak enakan membiarkan Soyeon tinggal di tempat yang dihuni oleh sebelas pria.
"Eh, Taeyong Oppa? Baru pulang?"
Soyeon datang dari dapur sambil membawa semangkuk salad buah.
"Lo jadinya tinggal disini, Yeon?" tanya Taeyong.
"Iya. Gak enakan gue tinggal sama kalian. Apalagi kepala gue suka mumet tiap ketemu Jaehyun Oppa."
"Berantem, mulu, sih. Jodoh baru tau, lu." celetuk Taeyong.
"Jaehyun yang ganteng, itu, Tae?" tanya Papanya.
"Iya, Pa. Papa lupa, ya?"
"Mungkin, nak. Papa, kan, udah tua."
"Gak tua, banget, kok, Om. Masih ganteng kayak Brad Pitt." ujar Soyeon asal.
"Serius?" tanya Papa Taeyong sambil masang muka gantengnya.
Ketampanan Taeyong beserta Kakaknya memang murni di dapat dari Papanya. Meskipun Taeyong sendiri lebih dominan pada gen Mamanya.
"Yee.. si Papa malah diladenin." Soyeon tertawa mendengar suara Mama Taeyong yang datang dari dapur sambil bawa sepiring pudding coklat. "Ini Mama bikinin pudding coklat kesukaan kamu, Tae."
Taeyong menyambut piring itu. "Thanks, Ma. Suka, banget, aku."
Kemudian sang Mama duduk di sofa depan anak dan suaminya. Tak lupa juga Soyeon ikut duduk di sebelah wanita paruh baya itu. Mama kemudian memasang tampang serius.
"Ada yang mau Mama bahas sama kamu, Tae."
Taeyong ngelihat Mamanya mendadak serius, gitu, langsung peka. Pasti Mamanya mau ngebahas soal perjodohannya dengan Tzuyu.
"Soal Tzuyu, ya, Ma? Iya, aku gak bakal no—"
"Mama setuju untuk batalin perjodohan kamu, Tae."
Taeyong bingung sekarang dia harus bersikap bagaimana. Apakah Taeyong harus ngerasa bahagia atau malah khawatir kalau ternyata sebenarnya Mamanya ngerasa kecewa.
"Ma, ngomong apaan, sih? Aku mau, kok, dijodohin ama Tzuyu."
"Enggak, nak. Mama tau kamu ngomong begitu secara terpaksa. Daripada Mama ngebuat hidup kamu gak bahagia, lebih baik Mama turunin ego. Bagaimana, pun, juga, Mama gak bisa maksain perasaan kamu apalagi kalau untuk soal pernikahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak - Taeyong ✔
FanfictionGimana, sih, rasanya kalau tiba-tiba aja, kita bisa saling kenal sama idola kesukaan kita? Padahal sebelumnya, gak pernah sekali pun muncul di pikiran untuk bisa kenal apalagi sekedar ngobrol dan ngumpul bareng. Itulah yang dirasakan Lia ketika bert...