--The real of 'bucin'--
"Lisa Adik tiri, lo?" tanya Taeyong bingung, mengulangi pernyataan Lia tadi.
Lia mengangguk. "Mama nikah lagi sepuluh tahun yang lalu setelah Papa meninggal." jelasnya.
Taeyong langsung ngerasa gak enakan. Pantes aja mukanya Lia sama Lisa, tuh, gak sejalan alias gak ada miripnya sama sekali. Berikutnya, tangan kanan Taeyong terulur untuk merangkul gadis itu sembari menepuk-nepuk bahunya.
"Stay strong. Maaf kalau gue udah lancang nanya soal ini sama, lo."
"Iya, gapapa, kok. Lagipula sekarang aku udah biasa aja kalau bahasin almarhum Papa."
Taeyong ngelihat Lia sebentar. Gak mungkin gadis itu baik-baik aja kalau ngebahasin almarhum Papanya. Taeyong kalau jadi Lia, udah pasti nangis-nangis ngurung diri di kamar. Tapi beda sama Lia yang kelihatan begitu tabah menerima semuanya.
"Kita cariin ternyata disini."
Taeyong sama Lia sama-sama menoleh ke belakang. Beberapa laki-laki tampannya Korea, berjalan ke arah mereka serempak.
"Udah sampe aja." celetuk Taeyong.
"Kok kalian bisa tau kita bertiga disini?" tanya Lia.
"Tadi kita sempet mampir di rumah lu terus kata Nyokap lu, kalian bertiga disini. Yaudah, deh, kita samperin aja." kata Haechan panjang.
Haechan kemudian menatap ke arah gadis kecil yang sedang duduk di belakang Taeyong dan Lia. Gadis itu tampak memperhatikannya dengan mulut menganga.
"Itu siapa?" tanya Haechan.
Taeyong yang mengerti langsung tersenyum penuh arti. Cowok itu berjalan mundur, menarik Lisa yang katanya penggemar berat Haechan.
"Lisa, katanya kamu mau ketemu sama Haechan Oppa, kan?" tanya Taeyong sembari berjongkok--menyamakan tingginya dengan gadis kecil itu.
Lisa mengangguk kecil. Matanya tak lepas menatap Haechan. Taeyong jadi gemas sendiri melihat reaksi Lisa.
"Ini Lisa, Adiknya Lia." kata Taeyong kemudian--menjawab pertanyaan Haechan tadi.
"Serius ini Adik lo, Li?" Haechan maju selangkah mendekati gadis kecil bernama Lisa.
Lisa yang di dekatin, mendadak gugup. Yalord, Lisa aja gugup, apalagi aq.
"Iya, kenapa emangnya?"
"Cantik, parah!"
Dipuji cantik, kedua pipi Lisa memerah.
Haechan berjongkok. "Kenalin, nama Oppa, Haechan." sahut Haechan--mengulurkan tangannya ke Lisa.
Lisa diam tak berkutik. Gimana enggak, Haechan menatapnya sedekat itu, woi! Anak kecil aja langsung gak bisa ngapa-ngapain, gimana orang dewasa coba?
"Kok diam aja, sih? Gak suka kenalan sama Haechan Oppa, ya?"
Lisa melihat Lia sekilas kemudian kembali menatap dalam Haechan.
Orang-orang yang ada disana, merasa gemas dengan tingkah laku Lisa bersama Haechan.
"Yaudah, deh, kalau gak mau kenalan. Tapi Haechan Oppa mau kenalan sama Lisa, boleh, kan?" tanya Haechan lagi.
Butuh waktu berapa menit untuk Lisa menjawab, akhirnya gadis itu mengangguk. Haechan yang gemas, mencubit kedua pipinya kemudian mengusap puncak kepala Lisa.
"Kamu cantik, banget. Waktu lahir dikasih makan apaan, sih?"
Johnny dkk ketawa pas denger Haechan ngomong gitu di depan anak kecil. Syukur kalau misalkan Lisa gak ngerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak - Taeyong ✔
أدب الهواةGimana, sih, rasanya kalau tiba-tiba aja, kita bisa saling kenal sama idola kesukaan kita? Padahal sebelumnya, gak pernah sekali pun muncul di pikiran untuk bisa kenal apalagi sekedar ngobrol dan ngumpul bareng. Itulah yang dirasakan Lia ketika bert...