00.20

7.4K 761 31
                                    

"Abang~"

Jeno noleh ke adeknya yang lagi ndusel ke dia. Mode meongnya lagi aktif jadinya begini. Bunda sama Ayah lagi masak di dapur, kak Rendi lagi beresin kamar sedangkan mereka berdua anteng di atas karpet depan TV.

"Apaan?"

"Kangen~"

"Dih?"

Chandra nyengir, "Jajan yuk, pengen rujak yang pedes nih."

"Mana ada dagang rujak malem-malem dek."

"Ada! Ayooo abang, please~"

Jeno hembusin nafasnya pasrah, "Nanti abis makan ya."

Chandra senyum lebar, "Sayang abang! Mau adek cium gak?"

"Gak, makasih!"

Chandra manyun tapi langsung nyosor pipi abangnya bikin Jeno teriak gak terima.

"HIH LIURNYA! ADEK NIH!!"

"Heheheheh~"

.

.

.

"Bun, mau jagung bakar dong."

"Tapi abang maunya kebab."

"Ehh gak ada, kakak maunya bakso bakar!"

"Ayah pengen kacang rebus ajalah."

Dharma gelengin kepalanya pelan. Seinget dia, mereka baru aja makan terus pas si bungsu ijin mau jalan-jalan, akhirnya mereka mutusin buat pergi sekeluarga.

Tapi baru nginjekin kaki 5 menit, mereka udah nyebutin makanan yang mereka mau.

"Yaudah, kita duduk disana aja. Sekarang beli apa yang kalian mau, Bunda tunggu disana."

"OWKAY!!"

Dharma ketawa pas liat anak-anak sama suaminya yang mencar beli makanan yang mereka mau. Dharma liatin Chandra yang berdiri di depan dagang jagung bakar, seingetnya Chandra pengen makan rujak bukan jagung bakar.

Akhirnya Dharma mesen satu porsi rujak terus bawa pesenannya ke tempat yang dia tunjuk tadi. Udah ada suaminya disana, lagi makan kacang rebus.

"Rujak?"

"Adek pengen makan rujak tadi katanya tapi sekarang malah beli jagung bakar. Nanti sampe rumah pas inget belum makan rujak malah ngambek."

Dharma sama Johnny ketawa pelan. Hafal sama kelakuan anak bungsu mereka.

"Eiii~~ berdua gelap-gelapan, yang ketiga setan loh~"

"Iya, abang setannya."

Jeno cemberut sambil nenteng kresek isi 5 kebab. Dia duduk di depan Ayahnya terus naruh kresek tadi di meja.

"Banyak amat?"

"Nanti ada yang ngambek kalo gak dibeliin."

Johnny ketawa, tau banget siapa yang dimaksud Jeno. Gak lama Rendi dateng sambil bawa kotak isinya 5 tusuk bakso bakar sama 3 tusuk sosis bakar.

"Nanti ada yang nangis gak dibeliin."

"WHOAAA~~ BANYAK MAKANAN!! SUKA NIH ADEK KALO GINI~"

Itu Chandra yang baru dateng sambil bawa 5 jagung bakar. Matanya berbinar liat meja yang penuh makanan.

"Adek boleh nyobain semuanya?"

"Boleh, tapi minum dulu."

Dharma nyodorin botol air ke Chandra yang langsung diterima anaknya, "Makasi Bunda~"

"Makan yang banyak dek."

"Iya Ayah. Kakak, adek boleh minta sosis bakarnya?"

"Semua yang ada di meja boleh adek makan?"

Mata Chandra berbinar, "Beneran?"

"Iya."

"Yes!!!"

.

.

.

"Kenyang~~~"

Jeno nyubit pipi adeknya gemes, "Yakan makanmu banyak dek."

"Hehehe~"

Rendi ngacak rambut adeknya, "Bisa bangun gak?"

Jeno liatin adeknya yang kesusahan buat bangun.

"Duh gumpalan lemak gak bisa bangun~"

Dharma sama Johnny gelengin kepala denger Jeno ngejek adeknya, tinggal tunggu berantem aja inimah.

Chandra melotot denger ejekkan Jeno, dia liatin kakaknya. Rendi naikin sebelah alisnya, "Apa? Emang gumpalan lemak kok."

"JAHAT!! ADEK NGAMBEK POKOKNYA HIKS!!"

"LOH KOK NANGIS?!"

"HUWEEEEEE!!!"

Dharma sama Johnny udah bangun dari duduk mereka terus jalan sambil gandengan tangan.

"Pura-pura jadi pengantin baru aja yaa."

"Oke."

*******

Hai~ Lama gak update buku ini, dan aku kangen😭

Trio YudistiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang