00.60

3.6K 500 66
                                    

Chandra gak mau makan.

Dharma sama Johnny dibuat bingung gak karuan. Kalau Jeno yang nolak makan mungkin wajar karena si kembar yang lebih tua itu gak terlalu suka makan.

Tapi yang nolak ini Chandra. Bayi gembul yang bisa ngabisin biskuit bayi setengah bungkus sendirian dalam sekali duduk.

Gimana gak bingung orangtuanya. Chandra cuma duduk anteng sambil senderan di bantal yang ada dideketnya dia. Gak mau deketan sama siapa aja termasuk Jeno yang cuma bisa liatin kembarannya dari jauh.

Rendi yang lagi menggambar juga jadi ikutan bingung. Dia jalan deketin Chandra terus duduk di depan adek gembulnya.

"Dek napa? Mam mau?"

Chandra gelengin kepalanya. Matanya berkaca-kaca liatin Rendi. Rendi yang gak tega akhirnya maju buat meluk adeknya itu. Tapi baru megang tangannya Chandra, Rendi langsung mundur terus lari kearah Dharma sama Johnny.

"Ayah!! Bunda!!! Dek didih!!!! Blubuk blubuk!!!"

.

.

.

Ternyata Chandra demam dan Dharma baru sadar. Akhirnya dia tau kenapa Chandra jadi pendiem. Dan demi keamanan bersama, Chandra terpaksa dipisah dari dua saudaranya yang lain. Dipisah tempat tidurnya doang sih.

Chandra sekarang masih lemes, cuma bisa nyandar di dada Johnny sementara Dharma lagi ngurusin Jeno sama Rendi. Johnny ngelus kepala Chandra lembut, "Cepet sehat ya adek."

Sedih Johnny tuh. Biasanya anak bungsunya ini banyak tingkah bikin seisi rumah ketawa lepas. Tapi sekarang si bungsu cuma bisa diem tanpa tenaga.

Gak lama Dharma masuk sambil gendong Jeno. Johnny liatin Dharma, "Kenapa?"

"Sakit juga."

Johnny ngehela nafas pelan. Akhirnya dia tidurin Chandra di kasur setelah Dharma juga tidurin Jeno dikasur. Jeno sama Chandra saling tatap terus pegangan tangan. Mereka berdua ngedeket terus pelukan.

Jeno nepuk pipi Chandra lembut sementara Chandra mulai nutup matanya. Gak lama Rendi masuk sambil geret selimut biru yang biasa mereka bertiga pakai sama satu boneka moomin kesayangan dia.

"Bunda?"

Dharma noleh terus senyum, "Iya kak? Itu buat apa?"

Rendi senyum, "Buat dek! Akak ndak bisa peluk tapi moomin sama selimut bisa!!"

"Jadi ini buat adek?"

"Eung!!!"

Dharma ngelus kepala anaknya lembut, "Terimakasih kakak baik, nanti ayah tidur sama kakak ya?"

"Owtheee!!"

Rendi senyum lebar terus lari keluar kamar setelah barang bawaan dia di ambil alih Dharma.

Dharma jalan ke kasur terus selimutin dua anaknya itu terus taruh boneka diatas kepala mereka.

"Aku nemenin kakak ya, kalau ada apa-apa kamu panggil aku aja."

Dharma ngangguk terus liatin Johnny yang keluar kamar. Dharma alihin pandangannya ke sikembar yang udah tidur.

"Cepet sembuh anak-anak Bunda."

********

Halloo~ ada yang masih simpen buku ini di perpustakaannya?
Well, surprise?!!!!!

Trio YudistiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang