Hargailah sebuah kaya jangan lupa vote dan commentnya 👍
Happy Reading 😊
***
Hampir selama pelajaran berlangsung Arial habiskan untuk melamun, Topan yang sedari tadi menegurnya hanya dia acuhkan.
Perkataan Lea begitu menusuk hatinya, Apa Arial terlalu berharap kepada Nea? Apa hidup Arial terlalu berpusat di Nea? Arial rasa tidak.
Arial memang mencintai Nea sejak kelas X, dia selalu memperhatikan segala hal tentang Nea.
Namun semakin Arial mencoba mengenal Nea, justru Arial semakin dibuat menyerah. Benar apa yang Lea katakan hidup Nea nggak sesimpel yang Arial kira.
Sudah tiga tahun dan apa? Arial bahkan tidak tau rumah dan makanan kesukaan Nea.
Pernah Arial mengikuti Nea pulang namun apa yang terjadi selanjutnya? Arial malah kesasar di daerah yang Arial tak ketahui sama sekali.
Makanan kesukaan Nea? Sudah tiga tahun pula Arial mengamati apa yang Nea suka tau tidak, tapi apa yang Arial dapat?
Nea selalu berganti makanan setiap harinya, Senin makan bakso dengan jus jeruk, Selasa mie ayam dengan jus melon, Rabu batagor dengan es teh, Kamis siomay dengan jus jeruk.
Arial rasa menu makanan Nea berubah-ubah, kebiasaan Nea yang Arial ketahui pun hanya satu!
Nea sering minum air putih di pagi hari, itupun Arial ketahui setelah berbulan-bulan mengamati Nea.
Setelah sampai disekolah biasanya Nea tak langsung pergi ke kelas, melainkan pergi ke kantin dan membeli satu botol air mineral.
"Woy! Lo mau pulang kagak?!!" Teriakan Topan didepan telinga Arial membuat jantung Arial berdetak tak karuan.
"Monyet! Gue kaget tau!!" Semprot Arial.
"Siapa suruh dari tadi Lo bengong mulu? Bel udah berbunyi dari tadi dan lo masih aja bengong!"
Arial mengabaikan ocehan Topan dan mengemasi barang-barangnya kedalam ransel.
🥑🥑🥑
"Vin gue ke toilet dulu ya," pamit Lea kepada Levin yang tengah memasukan beberapa buku kedalam ranselnya.
"Ok, lo pulang bareng gue kan?"
Lea terlihat berpikir sebentar. "Gue sama Nea aja, mama tadi udah wanti-wanti gue."
"Nea pergi sendiri lagi? Terus Lo dimarahin Tante Andin?"
"Biasa itu mah."
"Le! Gue tunggu di mobil ya!" Lea memandang Nea yang sudah berdiri didepan pintu dengan Cila disampingnya.
Lea mengangguk singkat, lalu berjalan ke toilet.
Badannya memang tak se-lemas tadi pagi, mungkin karena paksaan Levin. Levin memaksa Lea menghabiskan makanan yang dibelinya dan titipan dari Panji.
Bayangkan saja Lea disuruh menghabiskan satu mangkuk bakso panas, satu bungkus mie ayam dan satu bungkus siomay.
Berulang kali Lea menolak dan berulang kali Levin membujuk Lea. Akhirnya Lea makan walau hanya setengah mangkuk bakso yang Levin belikan.
Sedangkan mie ayam dan siomaynya masuk kedalam perut Levin.
Lea menaruh tas punggungnya di samping wastafel, mengambil ponsel yang ada di sakunya dan menaruh ponsel itu kedalam ranselnya kemudian masuk kedalam salah satu bilik toilet untuk buang air kecil.
🥑🥑🥑
Seorang siswi menatap apa yang ada ditangannya dengan pandangan horor, sebelah tangannya menutup mulut tak kuasa melihat apa yang ada didepan matanya kini.
Tangannya bergetar hebat, sebulir air mata jatuh mengenai pipi putihnya. Kepalanya perlahan menggeleng lemah.
Brakkk
Siswi itu menatap seorang cowok yang membuka pintu toilet Putri dengan sedikit kencang. Pacarnya!
Cowok tersebut menatap wajah cewek yang berdiri didepannya, air mata tak berhenti mengalir dari mata pacarnya.
"Gimana?" Tanya cowok tersebut dengan raut wajah tegang, bukanya menjawab pertanyaan pacarnya, cewek tersebut justru terisak pelan.
Melihat pacarnya menangis cowok tersebut berjalan mendekat dan mengambil benda yang digenggam pacarnya.
Kedua matanya membulat sempurna, kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri.
"Lo nggak mungkin hamil kan?!" Tanya cowok tersebut setengah membentak.
"Ini nggak mungkin kan?!" Tanya cowok tersebut meyakinkan dirinya bahwa benda yang ada ditangannya itu adalah sebuah kebohongan.
"Itu benar Pan! Gue hamil! Dan itu anak Lo!" Cewek tersebut masih terisak bagaimana mungkin cowok yang sudah menghamilinya itu mengelak dengan bukti yang berada ditangannya.
Cowok tersebut melemparkan testpack yang ada ditangan dengan perasaan kesal dan marah. Kemudian menarik tangan pacarnya keluar dari kamar mandi.
Dan sialnya testpack tersebut malah masuk kedalam ransel didekat wastafel karena resleting ransel itu belum tertutup dengan sempurna.
🥑🥑🥑
Update 😁
Mood aku sering berubah-ubah sekarang.
Tapi tetep itu nggak ngebuat aku berhenti nulisJadi kalo makin kesini makin ngawur kasih tau ya😊
Jangan lupa vote dan commentnya 👍
Untuk hari ini author dobel up ya, kuota author menipis jadi daripada besok nggak up mendingan up sekarang aja
Sorry for typo 😁
Salam
Kang Halu 😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Interesting Girl [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kalau lo beneran nggak hamil lo mau minta cerai?" tanya Arial ragu. Arial melihat Lea mengangguk dengan antusias. "Kita bakalan cerai lalu gue bisa bebas." Entah mengapa Arial merasa takut berpisah dengan Lea sekarang padah...