43. Pertemuan Ibu dan Anak?

12.8K 783 14
                                    

Happy Reading 😊

***

Lea duduk tak tenang di kursi kemudi, memikirkan apa yang tengah El dan Nea lakukan.

Lea berharap El memutuskan Nea dengan cara yang tepat agar tak menyakiti hati Nea walaupun putus dengan El saja Lea yakin kakaknya itu pasti akan sangat tersakiti.

El memang tak mengatakan secara jelas alasan dia ingin putus dengan Nea, dia hanya berkata ini yang terbaik untuk dirinya dan Nea.

Sepertinya Lea harus mencari tahu apa alasan sebenarnya El memutuskan Nea. Tak mungkin alasannya orang tua, karena Andin dan Dava jelas menyetujui hubungan keduanya begitu juga dengan kedua orang tua El.

Sudah lebih dari satu jam Lea menunggu Nea namun tak ada tanda-tanda kehadiran Nea.

Area taman yang luas membuat Lea kesusahan mencari keberadaan El dan Nea tadi hingga Lea memutuskan untuk menunggu di dalam mobil saja.

Tingg

Ponsel yang ada dipangkuan Lea menyala, ada notifikasi pesan masuk. Lea kembali menegakkan badannya kemudian meraih ponsel di pangkuannya.

Kak El
Terimakasih sudah memenuhi permintaan pertama gue

Lea menghempaskan tubuhnya ke senderan kursi mobil, manik mata Lea menatap atap mobil.

Sudah? Sudah berakhir kah hubungan El dengan Nea? Namun kenapa Lea belum melihat keberadaan Nea.

Tingg

Ponsel Lea berbunyi untuk yang kedua kalinya.

Kak El
Permintaan kedua.
Gue harap lo selalu ada disisi Nea.

Dahi Lea berkerut, apa maksud permintaan kedua El?

🥑🥑🥑

Setelah hampir dua jam menunggu Nea yang tak kunjung kembali membuat Lea cemas, Lea takut terjadi sesuatu dengan kakaknya itu. Setelah berpikir cukup lama Lea akhirnya memutuskan untuk menyusul Nea.

Lea menelusuri setiap sudut taman, hari Minggu membuat taman ini banyak dikunjungi orang apalagi ini masih cukup pagi. Banyak yang joging, jalan-jalan bersama keluarga, pacar atau teman.

Lea membuang nafas gusar saat tak kunjung menemukan keberadaan Nea, Lea merasa dirinya bodoh sekarang, kenapa tidak dari tadi dia menyusul Nea?

Atau mungkin lebih baik dia tadi membuntuti Nea saja, bukan untuk menguping pembicaraan Nea dengan El atau melihat apa yang mereka berdua lakukan, melainkan memastikan keberadaan Nea.

Saking cemasnya Lea kepada Nea membuat Lea tak bisa berfikir dingin, yang ada di otaknya hanya dimana keberadaan Nea, kakaknya.

“Bodoh!” Lea memaki dirinya sendiri setelah dirinya putus asa mencari keberadaan Nea.

🥑🥑🥑

“Shit!!” Lea memukul stir mobil kuat-kuat, melampiaskan kemarahannya saat ini. Jalanan ibu kota yang macet membuat kemarahan Lea makin menjadi-jadi.

Sudah puluhan kali Lea mencoba menghubungi kakaknya namun tak ada tanda-tanda Nea mengangkat teleponnya padahal panggilan tersambung. Dan sudah berpuluh-puluh pesan Lea kirim kepada kakaknya namun tak dibaca sama sekali.

Lea meraih ponselnya yang tadi dia lemparkan asal ke kursi samping kemudi. Jalanan yang macet membuat Lea leluasa memainkan ponsel ditangannya tanpa takut akan menabrak kendaraan lain.

Interesting Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang