42. Kenangan Masa Lalu

13.9K 765 13
                                    

Jangan lupa Voment 😉
Happy Reading 😊

***

Lea memberikan satu lembar uang berwarna merah kepada supir taksi kemudian melangkah keluar setelah taksi yang ditumpanginya berhenti di depan rumah yang sudah dua hari ini tak Lea tempati lagi.

"Loh non Lea?"

Lea yang hendak membuka pintu gerbang rumahnya dikejutkan dengan kedatangan Pak Somat.

"Aish bapak ngagetin tau" Pak Somat hanya meringis merasa bersalah ditempatnya.

"Maaf non"

"Gak papa pak. Em Kak Nea ada pak?" Sebenarnya Lea masih ragu akan keputusannya. Namun Lea sudah terlanjur bilang iya kepada El kemarin.

Lea bahkan tak mengabari Nea jika dirinya akan berkunjung ke rumah orangtuanya. Lea hanya berharap ini adalah pilihan terbaik untuk Nea kakaknya.

"Ada non! Tumben non nyariin non Nea biasanya kebalikannya non Nea yang sering nyariin non Lea"

"Nggak papa pak. Kalau mama sama papa ada?"

Pak Somat menggeleng "Tuan dan Nyonya pergi dari kemarin pagi belum pulang non, katanya ada urusan bisnis di luar Negeri"

Lea menghela nafas, bahkan setelah kejadian yang menimpa Lea orang tuanya merasa biasa saja. Mereka berdua tak berubah masih sama-sama gila kerja.

Bedanya Andin masih meluangkan waktu untuk Nea sedangkan Dava tidak. Dava terlalu mengutamakan pekerjaan daripada keluarga.

Lea semakin merasa berat hari untuk memenuhi permintaan El, Lea takut kakaknya akan bertambah parah.

Keadaan keluarganya yang begini saja mampu membuat Nea hilang kendali apalagi jika putus dengan El.

'Apa gue tolak aja permintaan Kak El?' batin Lea.

"Non kok malah bengong?" Pak Somat melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Lea.

"Ah enggak kok pak! Ya udah Lea masuk dulu" pak Somat mengangguk lalu membukakan pintu gerbang lebih lebar.

Lea berjalan masuk begitu saja kedalam rumah, rumah yang selama ini tak memiliki kenangan manis sedikitpun bagi Lea.

Sejak kecil Lea dan Nea memang sudah dibanding-bandingkan. Mulai dari fisik sampai ke pengetahuan.

Lea dan Nea memang sama-sama pintar, namun ada perbedaan diantara kepintaran keduanya.

Lea memang mudah menyerap materi pelajaran berbeda dengan Nea yang harus belajar giat untuk menyamai kepintaran Lea.

Dari kecil Lea cukup banyak memiliki tekanan dalam hidupnya, tak banyak yang mengetahui kehidupan masa kecil Lea yang suram.

Sebenarnya Andin tak membenci Lea sejak kecil, Andin membenci Lea sejak kejadian tragis waktu Lea berumur 8 tahun. Kejadian yang membuat hidup Lea berubah lebih gelap.

"Lea?!"

Lea tersentak saat Nea memegang bahunya, karena sibuk melamun Lea tak menyadari kehadiran Nea di depannya.

"Pagi-pagi malah bengong" omel Nea.

"Kak sibuk nggak? Temenin gue keluar ya?" Lea dapat melihat raut heran Nea.

"Biasanya dulu gue paksa dulu baru mau keluar bareng gue! Kenapa sekarang malah ngajakin gue keluar?"

"Gak papa! Gue bosen aja dirumah Arial sendirian"

"Lah Arial sama Bundanya kemana?" Lea menghela nafas pelan, sepertinya tak mudah mengajak Nea untuk pergi bersamanya.

"Arial pergi kerja kelompok kalau Bunda pergi ke Semarang kemarin" Nea mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Bisa kan temenin gue keluar?" Tanya Lea sekali lagi.

Nea terlihat berpikir sebentar "Gimana ya? Gue ada-"

Melihat ajakannya tak akan diterima Nea, Lea mencari cara lain "Ya udah gue pergi sendiri!" Kata Lea pura-pura kesal lalu berjalan kearah pintu.

Nea yang melihat adiknya ngambek lantas menjadi bimbang, hari ini dia ada janji dengan Cila pergi ke mall untuk membelikan kenang-kenangan untuk El yang akan pergi nanti sore.

"Le tunggu!"

🥑🥑🥑

"Sebenarnya kita mau kemana sih Le?" Tanya Nea yang bingung karena Lea sama sekali tak mau memberitahukan kemana mereka berdua akan pergi.

Lagi-lagi Lea hanya diam dan fokus menyetir mobil, padahal pikiran Lea tak tenang sekarang. Lea masih menimbang-nimbang keputusannya.

Tingg

Ponsel Lea berbunyi ada notifikasi pesan masuk dari El. Lea berusaha membaca pesan dari El tanpa diketahui Nea, bisa gawat jika Nea mengetahui alasan Lea mengajaknya keluar.

Lea melirik ke arah Nea yang tengah sibuk mengamati jalan dan itu dimanfaatkan Lea untuk membuka pesan dari El.

Kak El
Gue udah di taman

Lea menghela nafas panjang meyakinkan diri bahwa keputusan yang dia ambil sudah tepat.

"Kita ke taman?" Tanya Nea saat Lea memberhentikan mobilnya di jalan samping taman.

Lea menatap manik mata Nea, kakaknya. Menghirup nafas dalam-dalam Lea mulai mengatakan apa yang hatinya rasakan.

"Kak"

"Hem" jawab Nea yang masih bingung kenapa Lea mengajaknya ke taman tempat dia dan El jadian.

"Gue minta maaf, selama ini gue belum bisa jadi adik yang baik buat lo"

"Lo ngomong apa sih? Jangan ngaco deh Le"

Lea tersenyum hangat "Kak El udah nungguin kakak di taman"

"Hah?!!!"

🥑🥑🥑

Maaf telat update ✌️

Jangan lupa vote dan commentnya 👌

Salam sayang 🥰

Kang Halu 😎

Interesting Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang