5. Sok Keren

21.1K 1.3K 59
                                    

Sebelum membaca Vote dulu ya 👍

***

Arial memarkirkan motor kesayangannya dihalaman rumah. Rumah Arial memang tidak besar, hanya rumah kecil namun sangat nyaman dan hangat menurutnya.

Arial melepas sepatunya dan meletakkannya di rak dekat pintu masuk. Arial mengetuk pintu beberapa kali dan mengucap salam sebelum masuk kedalam rumahnya.

"Waallaikumsalam," jawab Bunda Arial dari arah dapur saat Arial mengucapkan salam. Arial mendekati bundanya dan mencium punggung tangannya.

"Mandi dulu Ar baru makan," perintah Dinda, bunda Arial saat melihat Arial tengah mencomot satu tempe goreng dari piring yang ada di meja makan.

"Hehe iya bun, ini Ari juga mau mandi." Arial mengambil tas punggungnya yang dia taruh di kursi meja makan kemudian berjalan kearah kamarnya yang berada dilantai dua.

"Makan jangan sambil jalan Ar! Nggak baik!" teriak bunda Arial saat melihat Arial berjalan sambil memakan tempe goreng yang dicomot nya tadi. Mendengar teriakan bundanya Arial berhenti berjalan namun tak menghentikan aksinya memakan tempe goreng ditangannya.

"Ya ampun Ari! Bunda bilang jangan makan sambil jalan bukan berarti kamu bisa makan sambil berdiri!" keluh bunda Arial yang melihat tingkah putra semata wayangnya itu.

"Hehehe bunda nggak bilang sih." terlambat, tempe goreng yang Arial makan sudah sepenuhnya masuk kedalam mulutnya. "Lain kali kalo Ari makan Ari bakal duduk Bun." Dinda hanya geleng-geleng kepala dan melanjutkan kegiatan memasaknya.

Arial melempar tasnya keatas kasur kemudian ikut membaringkan tubuhnya di atas kasur yang hanya muat satu orang itu. Sebelah tanyanya bergerak mengambil ponsel yang ada disaku celananya.

Membuka aplikasi WhatsApp, tangan Arial mescroll kontak yang ada di ponselnya. Sempat memandang sebentar nama yang Arial berikan pada nomor yang dilihatnya sekarang.

Sebuah senyum terbit dari bibir Arial, ibu jari Arial bergerak menyentuh poto profil nomor tersebut. Lagi sebuah senyum terbit dibibir Arial hanya dengan memandang foto wajah seorang wanita dari samping dan tertutupi rambut hitam.

Arial menyentuh kontak yang diberi nama 'Sweat Heart' oleh Arial itu, terlalu lebay memang tapi itulah Arial. Arial menghentikan jari-jarinya yang akan mengetikkan sesuatu.

"Enaknya gue chat apa ya?" Arial bergumam, memikirkan apa yang akan dia bicarakan dengan Nea nanti. Setelah beberapa menit Arial kembali mengetikkan beberapa kata di ponselnya.

"Tunggu! Tunggu!" Arial kembali menghentikan jari-jarinya dan menghapus kalimat yang akan dia kirimkan ke Nea. "Kalo dia tanya darimana gue dapet nomornya gue harus jawab apa dong?"

Arial bangun dari tidurnya, kemudian duduk bersila di atas kasurnya. Jari-jari tangan kirinya mengetuk-ngetuk dagunya sementara tangan kanannya sibuk memegang ponsel.

"Pikir belakangan ah! Yang penting gue ngechat Nea dulu." Dan jari-jari tangan Arial kembali bergerak mengetikkan sesuatu di ponselnya. Setelah lima menit sibuk mengetikkan sesuatu Arial akhirnya menekan ikon kirim.

🥑🥑🥑

Lea yang baru saja mengganti seragam sekolahnya dengan sebuah hotpants dan tanktop berwarna hitam duduk di kasurnya dengan ponsel yang berada ditangannya.

Bukan untuk membuka akun media sosialnya, melainkan memutar sebuah lagu kesukaannya. Lea tak terlalu suka menjelajahi media social, hanya ada aplikasi WhatsApp di ponselnya selain Aplikasi bawaan ponsel. Bahkan di ponselnya hanya ada empat kontak.

Papa, Mama, Nea dan Levin. Lea hanya tak suka waktunya luangnya terganggu dengan notifikasi-notifikasi tak jelas. Setelah lagu kesukaannya terputar Lea meletakkan ponselnya di samping bantal yang dia gunakan untuk menyangga kepalanya karena Lea sedang tidur tengkurap sekarang.

Lea membuka kelopak matanya yang semula terpejam saat mendengar notifikasi dari ponselnya. Sebelah tangannya merah ponsel dan membuka notifikasi tersebut.

Dahi Lea berkerut saat melihat nomor asing di ponselnya, Lea mengingat ingat apakah dia memberikan nomor WA nya kepada orang lain selain Papa, Mama, Nea dan Levin. Namun Lea tak pernah ingat memberikan nomornya kepada orang tak dikenalnya.

Karena penasaran Lea membuka pesan orang tersebut.

62+***********
Hai :)

Lea menatap satu kata 'Hai' dengan emoticon senyum dari nomor yang Lea tak ketahui milik siapa. Mengabaikannya, Lea lebih memilih kembali menaruh ponselnya di samping bantal.

Arial memandang pesannya dengan jantung yang berdegup dengan cepat apalagi saat melihat pesan tersebut telah terbaca. Menunggu beberapa menit namun belum ada balasan dari Nea.

"Mungkin gue harus ngenalin diri gue dulu kali ya?" pikir Arial, karena mungkin saja Nea tak membalas pesannya karena pengirimnya tak jelas. Jari-jari Ariel kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Lea kembali mengambil ponselnya yang baru saja berdering, menatap malas pada pesan dengan pengirim yang sama. Lea menatap pesan tersebut dengan bibir yang berdecak kesal.

62+***********
Kok di read dong sih :')

'Nggak penting.' batin Lea. Saat akan kembali menaruh ponselnya, satu pesan kembali masuk kedalam ponselnya.

62+**********
Gue Arial, kelas XII IPS 3
Lo masih ngenalin gue kan?

Lea langsung menekan tombol keluar dan menyentuh pp nomor tak dikenal tersebut. Lea mendengus saat melihat foto seorang cowok sedang duduk di atas motor tak lupa gaya sok kerennya yang membuat Lea merasa merinding.

🥑🥑🥑

Jangan lupa vote dan commentnya ya
Maaf bila ada typo
See you

Salam,
Kang Halu😎😎

Interesting Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang