Happy Reading 😊
Jangan lupa vote dan commentnya 😉***
Lea duduk ditepi ranjang yang Nea gunakan untuk tidur, menatap wajah kakaknya yang tertidur pulas membuat Lea tersenyum samar.
Sampai sekarang Lea masih merasakan perasaan itu, rasa bersalah karena membuat kakaknya dalam bahaya dulu.
Lea bersyukur bahwa Nea masih hidup dan berada disampingnya sekarang. Lea tak bisa membayangkan jika kakaknya pergi dulu.
"Jangan nglakuin hal bodoh kak, gue nggak mau lo juga dibenci mama dan papa." Lea mengusap kepala Nea lembut.
"Lo berhak benci sama gue, gue terima itu. Karena bagaimanapun juga gue juga benci sama Lo." setetes air mata meluncur membasahi pipi Lea.
Dengan kasar Lea menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Tak mau menganggu Nea, Lea memilih keluar mencoba menenangkan dirinya.
🥑🥑🥑
Arial berlari cemas mengelilingi rumahnya karena tak menemukan keberadaan Lea di manapun.
Arial pikir Lea ada dikamar Nea namun setelah ke sana tadi Arial tak menemukan keberadaan Lea sama sekali.
"Lea lo dimana sih?" Arial mengedarkan pandangannya saat berada di pekarangan belakang rumah.
Arial bernafas lega setelah melihat Lea duduk ditepi kolam ikan yang berada di pekarangan belakang rumah. Pikiran Arial tadi sudah kemana-mana, Arial takut Lea pergi ke club.
Tanpa bicara Arial duduk diam di samping Lea, Arial pikir Lea butuh waktu untuk menenangkan dirinya.
"Lo marah?" tanya Lea memulai pembicaraan dengan Arial tanpa menatap wajahnya.
Arial menatap Lea dengan dahi berkerut "Bukanya lo yang marah?" tanya balik Arial.
"Dikit. Tapi gue pikir lo marah karena gue bentak Gladis tadi."
"Gue nggak marah soal itu, gue marah karena gue nggak terima lo dikatain cewek murahan."
Lea mengalihkan pandangannya yang semula menatap ke langit menjadi menatap wajah Arial yang juga tengah menatapnya. "Kenapa harus marah? Bukanya yang Gladis katakan benar? Gue kan emang cewek murahan."
"Lo bukan cewek murahan," bela Arial tak terima dengan perkataan Lea.
"Gimana lo bisa bilang kalau gue bukan cewek murahan? Kita aja belum kenal lama."
"Emang harus ya? Gue kenal Lo lama baru gue bisa tau sifat dan sikap Lo?"
"Ya enggak juga! Tapi lo nggak bisa nilai gue bukan cewek murahan gitu aja. Siapa tau penilaian Lo tentang gue salah. Bisa aja kan kalau kenyataan gue cewek murahan, urakan, nakal, bar-bar, susah diatur? Kita nikah juga baru beberapa hari itupun kita nikah cuma karena kesalahpahaman bukan karena cinta!"
Tangan Arial terulur mengusap kepala Lea membuat Lea menghentikan ceritanya. "Boleh peluk?"
"Hah?!"
Arial menarik Lea kedalam pelukannya sembari mengusap kepala Lea. "Gue tau kita nikah karena kesalahpahaman, tapi satu hal yang harus lo tau Le. Gue serius nikahin lo, gue mau buat lo bahagia."
Lea bisa merasakan jantungnya berdegup kencang sekarang. Perkataan Arial entah kenapa membuatnya merasa bersalah sekaligus senang. Juga pelukan ini, pelukan yang sebelumnya hanya bisa Lea dapatkan dari Levin.
Namun pelukan Arial terasa berbeda dari pelukan Levin. Dada bidang Arial membuat Lea nyaman, dekapan erat Arial membuat Lea merasa hangat, usapan lembut tangan Arial membuat Lea ingin terus merasakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interesting Girl [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kalau lo beneran nggak hamil lo mau minta cerai?" tanya Arial ragu. Arial melihat Lea mengangguk dengan antusias. "Kita bakalan cerai lalu gue bisa bebas." Entah mengapa Arial merasa takut berpisah dengan Lea sekarang padah...