Yuhu update 🎉🎉
Ada yang nungguin?Bantu koreksi typo ya 😁
Happy Reading 😊***
Lea berjalan masuk kedalam rumah dengan langkah lesu, dia belum bisa memastikan apakah kakaknya itu berada di rumah atau ditempat lain.
Jika dulu Lea bisa dengan leluasa mengawasi kakaknya sekarang berbeda, Lea dan Nea sudah tidak tinggal di satu atap yang sama.
Lea menatap sekeliling rumah namun tak menemukan keberadaan Arial, Lea pikir Arial masih belajar kelompok dirumah temannya.
Lea melempar sling bag ke sofa dan berjalan kearah dapur mengambil satu botol air mineral dingin dari dalam kulkas, sepertinya air dingin bisa sedikit menenangkan pikirannya.
Lea sama sekali tak merasa haus, namun entah mengapa Lea bisa menghabiskan setengah air yang berada di dalam botol.
Bunyi bel membuat Lea mengalihkan pandangannya ke arah pintu, dahi Lea berkerut tengah memikirkan siapa yang datang. Tak mungkin Arial, karena Arial biasanya langsung masuk, kalaupun pintunya dikunci Arial juga membawa kunci cadangan.
Tak mungkin juga Dinda, Bunda Arial karena Dinda masih berada di Semarang.
Tanpa mau repot-repot memastikan dulu siapa yang berkunjung melalui jendela, Lea langsung membuka pintu begitu saja.
Lea sama sekali tak terkejut ataupun takut saat melihat Topan, teman Arial berdiri didepannya, Lea justru menatap malas ke arah Topan.
Sedangkan Topan yang melihat Lea membukakan pintu rumah Arial merasa terkejut. Bagaimana bisa Lea berada dirumah Arial? Apa yang tengah Lea lakukan disini? Dan apa yang disembunyikan Arial dari Topan? Itulah yang sedang Topan pikiran setelah melihat Lea.
"Arial nggak ada!" Kata Lea ketus, berharap cowok didepannya ini segera pergi dari hadapannya.
"Perasaan gue belum tanya?" Gumam Topan yang terdengar di telinga Lea.
"Gue tau lo mau cari Arial! Makanya sebelum to tanya gue jawab!"
Topan yang merasa ada yang disembunyikan Arial darinya sejak semalam tak mungkin melewatkan kesempatan yang ada.
Arial mungkin akan merahasiakan dari Topan, tapi Topan mempunyai seribu satu macam cara untuk mengetahuinya.
Salah satu caranya tepat berada didepan Topan sekarang.
Topan mengembangkan senyumnya "Ada atau nggak-nya Arial di rumah nggak masalah bagi gue. Gue bisa tunggu Arial didalam"
Lea memutar bola matanya malas saat mendengar perkataan Topan, sepertinya sifat cowok didepannya ini sama dengan Arial.
Melihat wajahnya yang tengil saja sudah membuat Lea berdecak kesal apalagi jika cowok didepannya ini dia biarkan masuk kedalam rumah dan bertanya ini itu kepadanya.
"Gue nggak izinin lo masuk!!"
Topan tak menyerah begitu saja mendengar larangan Lea, justru Topan malah menjadi-jadi.
"Lah! Emang lo siapa larang gue masuk?"
"Ck! Emangnya Lo juga siapa mau masuk kedalam rumah orang seenaknya!" Balas Lea tak mau kalah.
Tanpa Lea sadari Topan tersenyum singkat, Topan memang mempunyai rasa kagum kepada Lea sejak dulu, Arial pun mengetahuinya.
Sudah berkali-kali Topan mencoba berbicara ataupun berinteraksi dengan Lea namun Lea selalu saja tak acuh.
Dan kini Topan menemukan kesempatan untuk berbicara dengan Lea. Topan baru menyadari bahwa Lea tak secuek keliatannya.
Lea justru terlihat seperti cewek kebanyakan, pemarah dan cerewet.
"Gue sahabatnya Arial kalau lo belum tau!"
Lea berkacak pinggang didepan Topan "Cuma sahabat kan? Bukan pacar atau istri! Mendingan lo jauh-jauh deh gue enek liat wajah Lo!!"
"Wah! Wah! Pelanggaran ini mah! Orang gue yang gantengnya melebihi Bright Vachirawit gini dibilang jelek!!"
"Ck! Kuping lo budek atau ketutupan panci sih! Siapa yang bilang jelek gue cuma enek aja liat wajah Lo!!"
"Sama aja! Secara nggak langsung lo bilang gue jelek!!" Ucap Topan tak terima.
Menghembuskan nafas panjang Lea memijat dahinya merasa jengah menghadapi Topan.
"Pusing gue ngomong sama Lo!!" Setelah mengatakan itu Lea membalikkan badannya masuk kedalam rumah, Lea tak lagi memperdulikan apakan Topan masuk atau tidak kedalam rumah.
Topan tersenyum senang saat melihat Lea menyerah menghadapinya 'Sama gue aja kalah apalagi kalau debat sama Arial' dengan semangat Topan menyusul Lea yang terlebih dahulu masuk kedalam rumah.
🥑🥑🥑
Arial berkali-kali melirik ke arah jam yang ada dipergelangan tangannya, baru tiga jam yang lalu Arial datang ke rumah Gladis namun rasanya sudah satu tahun.
Arial menatap Gladis yang duduk didepannya tengah sibuk mengetik tugas mereka di Laptop.
Jika tadi Arial tak fokus mengerjakan tugas karena terus saja memikirkan Lea kali ini berbeda, Arial tengah memikirkan Topan.
Arial takut sekarang Topan sudah ada dirumahnya dan ada Lea juga di sana.
"Ari udah belum?"
Arial mengerjapkan kelopak matanya "Ha! Eh! Anu! Itu udah maksudnya"
"Tuh kan kamu ngelamun lagi, apa apa sih? Kamu bisa cerita sama aku" kata Gladis lembut.
Arial menggaruk tengkuknya "Enggak kok! Gue nggak papa"
Gladis tersenyum manis namun tak mampu membuat hati Arial meleleh "Bunda pergi ke rumah nenek kamu kan? Kalau kamu butuh apa-apa bilang aja sama aku"
Arial mengangguk sekali kemudian menatap kearah jam dipergelangan tangannya lagi "Kayaknya gue harus pulang, tugasnya di lan-"
"Biar aku aja yang kerjain nanti, kamu pulang aja takut Topan udah nunggu kamu"
Lagi-lagi Arial hanya menggangguk kemudian merapikan buku yang berserakan di atas meja.
Tadi Arial memang mengatakan jika Topan akan datang kerumahnya karena ketahuan Gladis saat Arial tengah menatap ke arah jam berkali-kali.
"Dis gue pulang dulu ya, makasih buat makanan sama minumnya"
Setelah mendengar balasan dari Gladis, Arial bergegas pulang kerumahnya.
Jantung Arial berdegup kencang saat melihat motor Topan sudah terparkir di depan rumahnya.
Dengan tergesa-gesa Arial masuk ke dalam rumah. Topan yang tengah sibuk menikmati cemilan sambil menonton tv dikejutkan dengan kehadiran Arial yang tiba-tiba.
"Eh habis dari mana nyet?" Tanya Topan yang heran karena Arial yang berhenti disampingnya dengan tatapan horor.
"Kenapa lo bisa masuk?!"
Topan dan Arial saling pandang, Arial dengan tatapan heran dan Topan dengan tatapan jahilnya.
"Gue yang bukain pintu"
🥑🥑🥑
Makasih buat readers yang setia nunggu'in cerita aku 🥰
Jangan lupa vote dan commentnya 👌
Salam sayang 🥰
Kang Halu 😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Interesting Girl [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kalau lo beneran nggak hamil lo mau minta cerai?" tanya Arial ragu. Arial melihat Lea mengangguk dengan antusias. "Kita bakalan cerai lalu gue bisa bebas." Entah mengapa Arial merasa takut berpisah dengan Lea sekarang padah...