Segera Lea memalingkan wajahnya dari manik mata Arial.
"Mau makan dimana?" Tanya ulang Arial.
Lea terlihat tak selera makan sekarang, namun dia tak mau membuat Arial kecewa. Walaupun Lea rasa dia telah membuat Arial kecewa tadi. Dengan membohonginya.
Manik mata Lea menatap kearah warung makan pinggir jalan yang terlihat cukup ramai.
"Itu! Di sana!" Jari telunjuk tangan kanan Lea menunjuk warung makan yang dia lihat tadi.
Arial memandang kearah jari telunjuk Lea mengarah. Kerutan terlihat di dahi Arial namun tak urung membuatnya menghentikan motornya didepan warung makan yang ditunjuk Lea.
Lea turun dari atas motor Arial dan berjalan kearah bangku warung yang kosong diikuti Arial dibelakangnya.
Lea tak acuh saat banyak pasang mata mengarah kearahnya, Lea sedikit menyesal tak mengganti celana yang dia gunakan.
Celana itu membuat paha mulus Lea terlihat saat duduk karena Hoodie Lea tak cukup panjang.
"Pesan apa?" Lea yang sedari tadi menunduk mengangkat kepalanya dan menatap wajah Arial.
Lea terlihat berpikir, karena cukup banyak jenis menu yang di tawarkan di warung ini "Emm.. ketoprak satu minumnya terserah"
Arial mengangguk kemudian berjalan kearah penjual.
Lea melihat Arial yang kembali berjalan kearahnya lalu duduk di kursi depan Lea.
"Kenapa?" Tanya Arial saat Lea menatapnya begitu lama.
Lea sontak menggeleng lalu mengalihkan pandangannya "Harusnya Lo pake celana panjang, bukan malah pake hot pants. Kalau lo sakit lagi gimana?"
Lea kembali menatap wajah Arial yang terlihat serius, dan itu membuat kerja jantung Lea bermasalah.
"Emang kenapa kalo gue sakit lagi?"
Arial merutuki mulutnya yang tiba-tiba perduli dengan kondisi Lea. Entah mengapa melihat Lea hanya mengunakan hot pants membuat Arial marah.
Arial langsung menepis jauh-jauh dugaannya, dia tak mungkin marah karena paha mulus Lea kini menjadi tontonan cowok disekitarnya kan?
Arial pikir itu hanya karena dia takut Lea kembali sakit.
Tak lama pesanan Arial dan Lea telah ada didepannya, seorang pelayan perempuan mengantarkannya.
Selera makan Lea kembali pulih saat melihat satu piring ketoprak didepannya, itu benar-benar menggugah seleranya.
Arial memandang Lea yang sibuk makan makanannya dengan lahap. Tadi dia berfikir Lea akan mengajaknya makan di restoran ternama.
Namun apa yang sedang terjadi sekarang sungguh diluar ekspektasinya. Sudut bibir Arial terangkat melihat Lea dengan lahap memakan makanannya.
Arial gelagapan saat Lea mengangkat wajahnya dan memandangnya "Nggak makan?" Tanya Lea saat melihat makanan Arial yang baru berkurang sedikit.
Arial mengangguk lalu mulai menyuapkan sesendok ketoprak yang didepannya.
"Sumpah ini enak banget" gumam Lea yang masih terdengar oleh Arial.
"Lo suka makan ditempat kaya gini?" Tanya Arial penasaran.
Lea mengangguk antusias "Gue sama Levin sering banget makan dipinggir jalan, mungkin sejak SMP"
Arial mengerutkan dahinya, agak tak suka saat Lea menyebutkan nama Levin. "Lo udah lama kenal Levin?"
Lea mengambil segelas teh hangat didepannya dan meminumnya pelan "Udah dari lahir, Bokap nyokap gue sahabatan sama orang tua Levin"
Arial tanpa sadar hanya mengaduk-aduk ketoprak yang ada di piringnya "Gue lihat Levin lebih deket sama lo daripada Nea?"
Lea memandang wajah Arial dan tatapannya teralihkan pada piring ketoprak Arial yang masih banyak dan hanya Arial aduk-aduk.
Ada yang aneh dengan Arial menurut Lea.
Lea hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban, sebenarnya dia sendiri bingung kenapa Levin lebih dekat dengannya daripada Nea.Padahal Nea jauh lebih ramah dan mudah bergaul daripada Lea.
"Lo nggak suka ketoprak?" Tanya Lea yang masih memperhatikan Arial mengaduk-aduk makanannya.
Sontak Arial menggeleng "Gue suka" Arial melihat Lea menggeleng pelan lalu menunjuk piringnya menggunakan dagu.
Arial sontak memandang piringnya dan matanya melotot seketika, Arial bahkan tanpa sadar hanya mengaduk-aduk ketopraknya.
"Loh Le? Ngapain disini?"
Arial dan Lea serempak menatap orang yang baru saja berbicara disebelah mereka.
"Lo udah sembuh?"
Lea mengalihkan pandangannya saat melihat Arial tiba-tiba menunduk membuat Lea mengerutkan keningnya.
"Le?!"
"Udah"
Panji!
"Kok nggak bareng Levin?" Lea melihat Panji duduk di bangkunya sebelahnya.
"Levin sibuk sama temennya" Panji terlihat mengangguk lalu menatap cowok didepannya.
"Lo siapa?" Tanya Panji kepada Arial.
Arial yang sedari tadi menunduk mengangkat kepalanya lalu memandang Panji tak suka "Arial" jawabnya dingin terkesan cuek.
Lea menatap wajah Arial lama 'Aneh banget ni anak' batin Lea yang melihat perubahan sikap Arial.
Asal kalian tau, Panji bukanlah tipe cowok badboy yang suka berantem, mabuk-mabukan, ngerokok atau apalah itu yang buruk-buruk.
Panji sama dengan Levin, termasuk good boy yang merangkap sebagai playboy. Setahu Lea, Levin dan Panji sudah berteman cukup lama.
Dan Lea sangat tahu kalau Panji menyukainya dan meminta bantuan Levin untuk membuatnya dekat dengan Lea.
Walaupun Panji berteman dengan Levin tak lantas membuat keduanya dekat. Bisa dibilang pertemanan mereka berdua itu unik, setidaknya itu menurut Lea.
"Jadi pacar gue mau?"
🥑🥑🥑
Author comeback yuhu😘
Siapa nih yang puasa? Acungkan jari☝️
Selamat menunaikan ibadah puasa mantenan😉Jangan lupa votenya untuk author tercinta 😳😋
Maaf bila ada typo 😁
Salam sayang 🥰
Kang Halu 😎

KAMU SEDANG MEMBACA
Interesting Girl [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kalau lo beneran nggak hamil lo mau minta cerai?" tanya Arial ragu. Arial melihat Lea mengangguk dengan antusias. "Kita bakalan cerai lalu gue bisa bebas." Entah mengapa Arial merasa takut berpisah dengan Lea sekarang padah...