Dolce
Lagi apa?To Dolce
Knp?Lea tersenyum puas melihat Arial masih saja menganggapnya Nea. Lea sebenarnya masih penasaran dari mana Arial mendapatkan nomornya dan kenapa Arial menganggap ini adalah nomor Nea.
Tak lama ponsel Lea kembali bergetar.
Dolce
Gpp, udah makan belum?Lea berdecak kesal, kenapa Arial suka sekali berbasa-basi. Lea memang tipe orang yang suka to de point, jadi melihat orang seperti Arial kadang membuat Lea kesal.
To Dolce
Blm. Knp? Mau ngajak mkn?Lea terkikik geli melihat pesan yang baru saja dia kirim. Jujur ini adalah pesan ter-alay yang pernah Lea kirim.
Chat dengan Levin tak membuat Lea berperilaku seperti ini.
Dolce
Kalau kamu mau?Manik mata Lea melotot setelah melihat chat masuk dari Arial, tadi dia pikir Arial akan membalasnya dengan kata-kata candaannya.
Tapi pesan yang Lea baca barusan mematahkan pikirannya.
Lea bingung mau menjawab apa pesan dari Arial, mau jawab iya atau enggak? hingga getaran ponsel membuat Lea kembali tersadar dari lamunannya.
Dolce
Aku jemput ya.Lea kembali melotot. Pesan dari Arial adalah keputusan final, dia tak bertanya apakah Lea mau atau tidak.
Lea melepas earphone yang menyumpal kedua telinganya. Dengan langkah gontai Lea berjalan kearah lemari dan mengambil sebuah Hoodie berwarna merah maroon.
Lea memandang lama kearah Hoodie yang ada ditangannya, maroon mengingatkan Lea kepada Arial.
Entahlah, Lea rasa otaknya dengan sendirinya menyimpan memori tentang Arial.
Lea berjalan menuruni anak tangga dengan rambut yang tergerai indah, Lea memang tak terlalu suka mengikat rambutnya.
"Mau kemana?" Suara Nea membuat langkah Lea terhenti, Lea menatap kakaknya yang tengah serius menonton televisi.
"Keluar bentar"
"Jangan lama-lama, mama sama papa bentar lagi pulang" Nea berbicara tanpa mengalihkan pandangan dari layar televisi.
"Hem" Lea berjalan kearah pintu rumahnya. Memutuskan menunggu Arial di samping pos satpam rumahnya.
"Non Lea mau keluar?" Tanya Pak Somat yang berjalan kearah gerbang.
"Iya, pak" jawab Lea sopan walau terdengar datar. "Nanti saya buka sendiri saja pak, masih nunggu temen" kata Lea saat melihat pak Somat hendak membuka pintu gerbang.
Pak Somat mengangguk dan berpamitan kembali masuk kedalam pos satpam.
Selepas pak Somat menghilang dari pandangan Lea, pikiran Lea langsung dipenuhi dengan bagaimana caranya agar Arial tak mengetahui bahwa selama ini yang Arial kirimi pesan adalah Lea bukan Nea.
"Non!" Panggilan yang agak keras dari pak Somat membuat Lea terkejut.
Lea memandang wajah pak Somat yang sudah berdiri didepannya "Itu temen non Lea sudah ada didepan, tadi bunyi in tlakson"
Lea mencoba menormalkan detak jantungnya yang sialnya tiba-tiba berdegup kencang. Lea mengangguk singkat kepada pak Somat dan berjalan membuka gerbang rumahnya.
🥑🥑🥑
Lengkung senyum tak pudar dari wajah Arial sejak dirinya sampai di depan gerbang rumah Lea.
Sebenarnya Arial tak mempercayai apa yang baru saja dia lakukan, Arial merasa mendapatkan kepercayaan diri yang tinggi.
Hingga Arial tanpa berpikir panjang membalas pesan dari Nea dengan mengajaknya makan malam.
Arial terkikik geli, malam ini dia akan dinner dengan Nea. Membayangkan dirinya dinner berdua dengan Nea membuat hati Arial melambung tinggi.
Arial mengalihkan pandangan saat mendengar gerbang yang ada di depannya terbuka.
Mata Arial menyipit saat melihat cewek menggunakan Hoodie maroon dengan rambut tergerai indah keluar dari gerbang tersebut.
Arial tak mungkin salah mengenali, dia dengan jelas bisa melihat yang ada didepannya sekarang ini bukanlah Nea tetapi Lea.
"Loh! Kok lo yang keluar? Nea mana?" Tanya Arial bingung saat Lea berhenti di depannya.
Arial melihat Lea menggaruk tengkuknya seraya menunduk.
"Le!" Panggil Arial saat Lea tak kunjung menjawab pertanyaan.
Lea terlihat menghembuskan nafas panjang lalu menatap manik mata Arial.
"Nea suruh gue pergi sama lo"
Mulut Arial terbuka dengan mata yang melotot setelah mendengar perkataan Lea.
Pupus sudah khayalan Arial dinner dengan Nea, padahal Arial sudah membawa uang tabungannya agar bisa mengajak Nea dinner di restoran yang cukup mewah.
Tak seperti biasanya Arial makan, hanya di warung pinggir jalan.
"Ayo!" Arial hendak menahan Lea yang akan naik keatas motornya, tapi terlambat.
Dengan kesal Arial mengacak rambutnya lalu memasang helm.
Motor bebek Arial melaju melewati padatnya jalanan Jakarta. Sekarang baru pukul setengah tujuh dan jalanan terlihat ramai akan kendaraan.
Lea terlihat duduk dengan gelisah di boncengan Arial. Lea tadi melihat raut kecewa dari wajah Arial dan entah mengapa itu membuat Lea merasa bersalah karena telah membohongi Arial.
"Mau makan dimana?" Pertanyaan Arial sepertinya tak didengar oleh telinga Lea.
Arial memandang wajah Lea dari kaca spion, Arial tidak dapat melihat wajah Lea dengan jelas namun Arial bisa melihat wajah gelisah Lea.
"Le?!" Panggil Arial sedikit lebih kencang.
"Ya?!!" Lea gelagapan saat manik matanya bertabrakan dengan manik mata Arial lewat kaca spion.
🥑🥑🥑
Jangan lupa vote dan commentnya untuk author tercinta 😉
Menuju konflik dan melampauinya 😘😆
See you
Kang Halu 😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Interesting Girl [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kalau lo beneran nggak hamil lo mau minta cerai?" tanya Arial ragu. Arial melihat Lea mengangguk dengan antusias. "Kita bakalan cerai lalu gue bisa bebas." Entah mengapa Arial merasa takut berpisah dengan Lea sekarang padah...