Pagi guys 👋 gimana kabarnya? Sehat kan?
Belum ada seminggu tapi author udah update aja wkwkwkwk, kangen sama Arial dan para pembaca setia IG sih makanya author cepet-cepet update hehehe
Bantu koreksi typo ya 😁
Happy Reading 😊
***
Levin menghentikan mobilnya tepat didepan pintu masuk sebuah club yang buka 24 jam. Club ini masuk kedalam deretan club elite di Jakarta.
"Biar gue aja yang masuk!" Kata Levin saat melihat Lea hendak melepas seat belt.
"Nggak mau! Gue juga mau masuk!"
"Jangan keras kepala Lea! Ini bukan club yang biasa kita datangi!"
"Terus kenapa kalau ini bukan club yang biasa kita datangi? Gue cuma mau ketemu Nea!"
Levin berdecak marah "Kali ini lo nurut bisa?!"
Lea balas menatap tajam kearah Levin yang juga tengah menatapnya tajam "Enggak!" Kata Lea lalu keluar dari mobil dengan pintu yang ditutup dengan kencang.
Levin mengacak rambutnya kesal, Lea selalu saja keras kepala. Walaupun Levin sangat membenci sifat Lea yang satu itu tetapi Levin tak akan pernah bisa memarahi Lea.
Karena Levin sangat menyayangi Lea, Lea adalah segalanya bagi Levin.
"Tunggu!" Levin menahan tangan Lea saat Lea akan mendekati pintu club tersebut.
Levin menatap dua penjaga yang berjaga tepat didepan pintu club, Levin jelas menyadari bahwa mereka tidak bisa masuk kedalam dengan mudah.
Apalagi melihat keadaan keduanya yang memakai seragam sekolah "Apa sih Vin?! Gue mau masuk!"
Lea berusaha keras melepaskan tangan Levin yang menahannya "Dengerin gue!!" Usaha Lea berhenti saat Levin membentaknya.
"Maaf gue nggak sengaja" Kata Levin saat melihat raut wajah Lea yang berubah, Levin bisa melihat dengan jelas mata Lea yang berkaca-kaca.
"Dengerin gue kali ini aja, Lo tunggu di mobil dan gue yang akan bawa Nea keluar. Gue nggak mau lo kenapa-kenapa dan lo liat dua orang itu?" Tuding Levin kepada dua penjaga yang berdiri di depan club dengan dagunya.
"Kita nggak akan bisa masuk dengan mudah, jadi biar gue aja yang berusaha masuk. Lo tunggu di mobil, oke?"
Levin menghembuskan nafas lega saat melihat Lea menganggukkan kepalanya, dengan perlahan Levin merangkul pundak Lea dan membawanya kembali ke mobil.
Levin membukakan pintu depan dan menyuruh Lea untuk masuk.
"Vin?" Lea menahan Levin yang hendak menutup pintu mobil. Ada keraguan di mata Lea yang Levin lihat.
Levin tersenyum manis, dia membungkukkan badannya agar bisa sejajar dengan wajah Lea.
Dengan penuh kasih sayang Levin mengusap kepala Lea "Percaya sama gue"
🥑🥑🥑
Lea duduk tak tenang di dalam mobil, manik matanya terus saja melirik ke arah pintu club berharap Levin berhasil membawa kakaknya keluar dari sana.
Lea bergegas membuka pintu mobil saat melihat Levin memapah Nea keluar dari club.
"Gue bilang gue nggak mau pulang" racau Nea dengan kepala tertunduk, sepertinya Nea mabuk berat.
Dengan sigap Lea membantu Levin membawa kakaknya masuk kedalam mobil, namun baru beberapa detik Lea menyentuh lengan Nea, Nea menepisnya dengan kasar.
"Lepas! Gue nggak mau disentuh sama lo!" Nea menatap tajam kearah Lea, adik yang sekarang amat sangat dia benci.
"Tapi kak-"
"Gue bukan kakak lo! Berhenti manggil gue kakak!!"
Levin menatap Lea yang terdiam, Levin tau apa yang tengah Lea rasakan sekarang.
Dengan sempoyongan Nea melepaskan tangannya Levin yang menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
"Lo!" Nea menunjuk Lea dengan jari telunjuknya "Nggak usah sok perduli lagi sama gue!" Lea menatap kakaknya khawatir, Lea takut kakaknya terjatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangan badannya.
Namun Nea justru menatap benci kearah Lea "Masuk mobil" dengan segera Levin membawa Nea masuk kedalam mobil.
Levin takut Nea akan berbicara lebih jauh yang akan menyakiti hati Lea.
"Gue benci sama dia" kata itulah yang Levin dengar saat mendudukkan Nea di jok belakang. Nea mengucapkan kata itu dengan sangat pelan sehingga hanya Levin yang bisa mendengarnya.
Setelah memastikan Nea duduk dengan benar Levin menutup pintu mobil, pandangan Levin langsung tertuju kearah Lea yang sejak tadi terdiam membisu.
Levin memegang tangan Lea, mencoba menyadarkan Lea dari lamunannya "Nggak usah dipikirin, ayo masuk"
Tanpa berkata apa-apa Lea masuk ke dalam mobil saat Levin membukakan pintu mobil untuknya.
Levin menatap sebentar kearah Lea sebelum menyalakan mesin mobilnya, Sebelumnya Levin tak pernah merasa se-khawatir ini karena diamnya Lea.
"Gue anterin lo pulang baru gue anterin Nea"
"Jangan"
"Kenapa?" Levin menatap Lea dengan dahi berkerut.
Levin melihat Lea menarik nafas dalam-dalam dengan mata terpejam "Bawa ke rumah mertua gue aja, gue takut Nea pergi ke club lagi"
Levin terkejut saat mendengar Lea menyebut Nea kakaknya hanya dengan nama, Levin menjadi semakin khawatir sekarang.
Levin kira Lea tak akan menganggap serius perkataan Nea, namun Levin salah. Lea tak menganggap main-main perkataan Nea.
"Le?" Panggil Levin lirih.
"Gue nggak papa Vin"
Levin jelas tak mempercayai ucapan Lea, bohong jika menganggap Lea baik-baik saja sekarang.
Namun Levin memiliki diam dan menjalankan mobilnya mengantar Lea pulang ke rumah suaminya.
🥑🥑🥑
Author mau cerita dikit nih huhu🥺 kemarin author sempet sakit gitu😔 jadi nggak bisa ngetik banyak maaf ya🙁
Author harap kalian menikmati cerita author yang receh ini😌
Jangan lupa vote dan commentnya 👌
Salam sayang 🥰
Kang Halu 😎 yang lagi kangen sama mantan:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Interesting Girl [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kalau lo beneran nggak hamil lo mau minta cerai?" tanya Arial ragu. Arial melihat Lea mengangguk dengan antusias. "Kita bakalan cerai lalu gue bisa bebas." Entah mengapa Arial merasa takut berpisah dengan Lea sekarang padah...