Happy Reading 😊
Jangan lupa votenya***
Tok tok tok
"Le buka pintunya napa?!" Dengan kesal Arial menjambak rambutnya "Le buka dong! Gue tadi nggak bermaksud hina masakan lo"
Untuk ke delapan kalinya Arial mengetuk pintu kamarnya "Maaf gue ya? Masak baru nikah sehari udah berantem aja"
"Gue enggak perduli!! Mau baru nikah sehari kek! dua hari kak! Sampek satu tahun pun gue nggak perduli!!"
"Ya nggak bisa gitu! Kalo baru sehari aja kita udah berantem terus seminggu lagi apa? Cerai gitu?"
Brakk
Arial merasakan Lea melempar sesuatu kearah pintu dan itu membuat Arial berdigik ngeri 'Udah mau KDRT aja' batin Arial.
"OHH jadi lo mau cerai'in gue?!! Bagus! Sekarang aja kalau gitu!!"
"Bu-bukan itu maksud gue Le!" Lagi-lagi Arial menjambak rambutnya kasar "Lo keluar ya? Kita bicarakan baik-baik"
"Terus apa?! Lo hina gue lagi?"
"Gue minta maaf karena hina masakan lo tadi, tapi sumpah itu gue niatnya bercanda" kata Arial pasrah.
"Denger ya Ar!! Nggak selamanya yang menurut lo itu hanya bahan bercandaan orang lain juga ngangep nya bercanda, Lo sadar nggak apa yang Lo ucapin tadi itu bisa aja nyakitin orang lain?"
Deg
Arial jadi merasa bersalah sekarang, baru kali ini bercandaan Arial ditanggapi dengan amarah. Apa memang Arial sudah keterlaluan?
Arial sering bercanda dengan Topan dan teman kelas lainya, namun tak ada yang semarah Lea.
"Le pliss buka pintunya, gue bener-bener minta maaf"
"...."
"Le keluar ya? Kita sarapan bareng"
"...."
"Le...keluar ya? Kasian anak kita nanti kelaparan"
Tak lama pintu yang sedari tadi tertutup rapat kini terbuka dari dalam, muncul Lea dengan wajah masamnya.
Sebenarnya Lea tidak benar-benar marah kepada Arial, Lea hanya merasa canggung saja jika berhadapan dengan Arial. Bayangan ketika dia terbangun dalam dekapan Arial membuat Lea salah tingkah.
"Ngomong apa lo barusan?" Tanya Lea dengan kedua tangan terlipat di dada. Lea berusaha menepis bayangan itu jauh-jauh dengan cara bersikap galak kepada Arial.
Arial menatap tepat di manik mata Lea "Kita sarapan, gue nggak mau gara-gara ibunya marah anak gue jadi kelaparan"
Lea membalas tatapan mata Arial dengan sorot tajam "Berapa kali gue harus kasih tau lo kalau gue nggak hamil" kata Lea dengan penekanan di setiap katanya.
Sebelah alis Arial terangkat, Lea selalu saja menyangkal jika dirinya tidak hamil. Sedangkan Arial jelas-jelas melihat bukti bahwa Lea tengah hamil.
"Gue harap lo nggak bakalan ngakuin hal buruk ke anak Lo?"
"Setelah sarapan lo ikut gue ke rumah sakit, gue bakalan buktiin kalau gue bener-bener nggak hamil!!"
Arial menghela nafas lelah "Kenapa sih lo selalu menyangkal jika Lo itu hamil?"
"Karena memang itu kenyataannya! Gue di jebak dengan cara menaruh testpack positif didalam tas gue!"
Arial melihat tak ada kebohongan di mata Lea saat mengatakan hal itu. Apa benar selama ini Lea memang tidak hamil? Dia dijebak? Lalu siapa yang melakukannya?
"Lo serius?" Tanya Arial tak yakin.
Lea mengangguk sekali dengan mantap "Gue bisa buktiin sama lo"
Jika benar Lea tidak hamil lalu bagaimana dengan pernikahan keduanya? Arial memang tidak mencintai Lea, namun bukan berarti pernikahan keduanya akan kandas kan?
Jujur Arial memang belum siap menikah, dia masih muda, masa depannya masih panjang, Arial bahkan belum bisa menafkahi keluarganya jika dia menikah nanti.
Tapi setelah menikah dengan Lea pemikiran itu berubah, Arial bertekad ingin menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab, menafkahi keluarganya dengan uang jerih payahnya sendiri.
Arial bahkan sudah berfikir untuk mencari kerja sampingan sekarang. Dia akan menggunakan waktu luangnya untuk bekerja. Mencari uang untuk menafkahi keluarga kecilnya.
Arial tak mungkin membebankan tanggung jawabnya kepada Bundanya.
Lalu jika Lea tidak hamil, apakah keduanya akan berpisah? Arial tak perlu lagi memusingkan bagaiman cara menafkahi keluarganya?
Bahkan nanti jika dirinya dan Lea cerai Arial akan kembali tinggal hanya dengan Bundanya.
"Kalau lo beneran nggak hamil lo mau minta cerai?" Tanya Arial ragu.
Arial melihat Lea mengangguk dengan antusias "Kita bakalan cerai lalu gue bisa bebas, lagipula kita juga masih SMA"
Entah mengapa Arial merasa takut berpisah dengan Lea sekarang padahal dia jelas-jelas tidak mencintai Lea.
Apa yang harus Arial lakukan sekarang? Mempercayai perkataan Lea yang berarti dirinya akan berpisah dengan Lea atau mengabaikannya dan dirinya tak akan berpisah dengan Lea?
Walaupun pernikahan ini bukan dilandasi dengan cinta tapi Arial tak ingin pernikahan ini berakhir begitu saja. Pernikahan bukan hal main-main, Arial hanya ingin menikah sekali seumur hidup walaupun bukan dengan orang yang dicintainya.
'Jika lo memang nggak hamil biarkan gue egois kali ini aja Le, gue mau lo tetap ada disisi gue'
🥑🥑🥑
Maaf bila ada typo 👌
Jangan lupa vote dan commentnya okayyy biar author semangat nulisnya 😊
Salam sayang 🥰
Kang Halu 😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Interesting Girl [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kalau lo beneran nggak hamil lo mau minta cerai?" tanya Arial ragu. Arial melihat Lea mengangguk dengan antusias. "Kita bakalan cerai lalu gue bisa bebas." Entah mengapa Arial merasa takut berpisah dengan Lea sekarang padah...