24. Disidang (2)

14.2K 842 9
                                    

Dobel update sesuai janji 😉
Jangan lupa 🌟 dan 💬 nya

***

Lea membuang nafas panjang sebelum tangan kanannya meraih gagang pintu, harusnya dia merasa baik-baik saja.

Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, Lea merasa tegang. Lea memang sudah terbiasa pulang larut malam bahkan pernah sekali pulang menjelang subuh.

Tapi itu dengan Levin, dia dan Levin selalu punya seribu satu macam alasan agar dirinya tak dihukum oleh mama dan papa Lea.

Palingan juga cuma kena Omelan dari Andin, mama Lea dan sedikit potongan uang saku dari Dava papanya.

Namun itu semua tak masalah bagi Lea, selama dia bisa pergi kemanapun tanpa larangan dari kedua orangtuanya.

"Kenapa?" Tanya Arial yang melihat Lea tak kunjung membuka pintu didepannya.

Lea menggeleng pelan kemudian mendorong pintu didepannya, Lea tak menangkap keberadaan orangtuanya diruang tamu.

Arial mengikuti saja kemana Lea pergi, jujur Arial sedikit merasa kagum dengan rumah Lea yang besar dan megah, tak seperti rumahnya.

Karena sibuk mengamati sekitarnya Arial tak menyadari Lea sudah berhenti di depannya sehingga membuatnya menubruk badan Lea.

Arial memandang kearah dimana tatapan mata Lea tertuju, dan di sana Arial bisa melihat Nea yang tengah duduk disebuah singel sofa.

Tak jauh dari tempat Nea duduk ada wanita paruh baya yang masih cantik yang Arial yakini adalah mama Nea.

Dan tepat di samping mama Lea dan pria paruh baya dengan tampang seram, itu menurut Arial.

Andin berjalan mendekat kearah dimana Lea berdiri dengan wajah merah padam, tanda dia sedang marah besar.

"Dari mana saja kamu? Kelayapan jam segini baru pulang?!!" Lea menatap mamanya yang sudah menyemburkan kemarahannya.

Melihat Lea dimarahin mamanya Arial berinisiatif untuk melakukan pembelaan "Maaf Tante, ini salah saya yang telat mengantarkan Lea pulang"

Lea melotot mendengar perkataan Arial "Saya tidak menyuruh kamu berbicara jadi diam!!" Bentak Andin kepada Arial dengan jari telunjuk yang mengarah ke wajah Arial.

"Itu bukan salah Arial ma! Lea yang minta Arial untuk menemani Lea padahal Arial sudah memaksa pulang" bela Lea.

"Oh..bagus!! Bukan cuma menjijikkan sekarang kamu  sudah menjadi gadis murahan juga ternyata" Andin menatap jijik kearah Lea.

"Andin cukup!!" Bentak Dava saat mendengar perkataan Andin sudah keterlaluan apalagi melihat wajah Lea yang sudah berkaca-kaca sekarang.

"Maksud mama apa bicara seperti itu?" Tanya Lea dengan suara bergetar, melihat saudaranya yang sedang terluka akibat perkataan mamanya, Nea mendekati Lea dan memeluk saudaranya itu dari samping.

"Papa masih mau bela anak seperti dia?!!" Teriak Andin sambil menatap sinis kearah Lea.

"Semuanya bisa dibicarakan baik-baik ma! Nggak harus seperti ini" Dava menyentuh bahu Andin, mencoba menenangkan gejolak amarahnya.

"Baik-baik papa bilang?!!" Andin memandang suaminya dengan tatapan nyalang kemudian menggeleng pelan.

Andin mendekat ke arah Lea yang sudah menitihkan air matanya "Dasar anak tidak berguna!!"

Plak

Dan ya..semua terjadi begitu saja. Andin dengan kemarahannya yang sudah di ubun-ubun tak memperdulikan lagi wejengan Dava sebelum Lea pulang.

Lea yang semula mengetahui alasan kemarahan mamanya adalah karena dirinya pulang larut malam, kini kebingungan karena mamanya mengatai dirinya gadis menjijikkan dan murahan.

"Maksud mama apa bilang aku menjijikkan dan murahan?!" walau pipi kirinya terasa amat perih karena tamparan Andin yang cukup keras tak membuat Lea lemah.

Dengan suara tegas Lea bertanya alasan semua perbuatan Andin kepadanya. Selama ini Lea masih menghormati Andin sebagai mamanya walaupun kelakuan Andin tak mencerminkan bahwa dia adalah mamanya.

Andin berdecak melihat Lea yang masih berani kepadanya "Ini! Liat ini baik-baik!!" Andin mengangkat tangan kirinya.

Sedangkan Lea menatap bingung kearah benda yang berada digenggaman tangan kiri Andin.

"Apa ini masih belum cukup menunjukkan bahwa kamu itu menjijikkan dan murahan?" Walaupun Andin mengatakan itu dengan pelan tapi nada bicaranya menunjukkan dirinya benar-benar membenci Lea.

Lea menatap Dava papanya dengan tatapan bertanya apa maksud dari perkataan Andin dan benda yang ada ditangan mamanya itu.

Tapi itu semua justru membuat Lea semakin menitihkan air matanya ketika Dava justru mengalihkan pandangannya dari wajah Lea.

Walau Lea tak mendapatkan kasih sayang dari Andin setidaknya Lea bersyukur karena Dava papanya masih perduli dengannya.

Tapi kini apa yang Lea dapatkan? Papanya justru enggan menatapnya. Papa yang selalu menyayangi, melindungi dan membelanya jika Andin sudah berbuat diluar batas kepada Lea.

"Papa" Isak Lea dengan wajah menunduk. Sungguh penampilan Lea sekarang terlihat kacau.

Pipi kiri yang sedikit membiru karena tamparan Andin, mata sebab dengan air mata yang tak henti-hentinya keluar, rambut acak-acakan dan sebagain menutupi wajahnya.

"Sekarang bilang siapa Ayah anak itu??!!"

🥑🥑🥑

HOHOHOHO

Maaf bila ada typo 😁
Jangan lupa vote dan commentnya 👍

Salam sayang 🥰

Kang Halu 😎

Interesting Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang