Jangan lupa votenya ⭐
***
Lea berjalan memasuki kelasnya XII IPA 1 dengan gayanya yang terbiasa angkuh dan dingin. Sedari tadi Lea terus mengabaikan bisik-bisikan tentangnya yang berada di club malam.
Lea menghempaskan pantatnya tepat di kursi paling belakang, bangku favoritnya. Baru saja Lea hendak membuka resleting tasnya untuk mengambil buku tulis dan pulpen suara Levin terlebih dulu menghentikan pergerakan Lea.
"Le gue cariin juga! Taunya malah duduk manis disini," omel Levin lalu duduk di kursi sebelah Lea. Mengabaikan ocehan Levin, Lea lebih memilih membaca buku tulis yang baru saja dia keluarkan.
"Kalo gue ngomong dengerin kali Le." Lea memandang Levin yang menatapnya kesal. Levin adalah sahabat dan teman sebangku Lea sekaligus salah satu most wanted yang banyak diincar siswi-siswi SMA Maxtoon dan kabarnya baru saja putus dari pacarnya.
Nea, Lea dan Levin sudah bersahabat sejak kecil, namun entah kenapa Levin lebih dekat dengan Lea. Padahal diantara Lea dan Nea, Nea lebih ramah dan mudah bersahabat dengan seseorang.
Levin merasa nyaman saja dekat dengan Lea, itulah yang membuat Levin betah dengan sifat dingin dan angkuh Lea. "Hmm," jawab Lea yang kini membuat Levin berdecak kesal.
"Lo tuh ya?! Sahabat lagi khawatir sama keadaan lo! Lo malah cuek bebek." Lea menutup bukunya memandang wajah tampan Levin yang kini terlihat sangat kesal namun ada sorot khawatir dimatanya.
"Gue nggak papa kok Vin!" Mendengar perkataan Lea tak membuat rasa khawatir Levin berkurang. "Seriusan lo nggak papa sama apa yang dikatakan orang-orang tentang lo?" Lea mengangguk yakin.
Tangan Levin bergerak merengkuh tubuh Lea hangat. "Lo percaya sama yang dikatakan Ella?" tanya Lea berbisik ditelinga Levin. Pemandangan kemesraan yang Lea dan Levin tunjukan sudah biasa dilihat siswa maupun siswi SMA Maxtoon.
Banyak yang bilang keduanya menjalin hubungan dan ada yang bilang mereka hanya sebatas sahabat. Entahlah Lea dan Levin tak terlalu memperdulikannya.
"Gue kenal sama lo berapa lama si Le? Dari kecil gue kenal sama lo dan gue tau kek gimana sifat lo itu. Lo nggak mungkin ngelakuin hal kek gitu." Levin melepaskan pelukannya. "Nggak enak diliatin mereka-mereka pada." Tunjuk Levin pada segerombol siswi yang memperhatikan interaksi keduanya.
"Bilang aja lo ngegebet salah satu dari mereka," kata Lea dingin dan membuat Levin menggeleng cepat. "Enak aja! gue masih patah hati ya habis putus dari pacar tersayang gue."
Lea memutar bola matanya malas dan tak sengaja manik matanya menangkap keberadaan Nea, saudara kembarnya yang juga sedang menatap Lea. "Lo belum makan kan?" tanya Levin yang baru menyadari bahwa Lea belum makan sedari tadi.
Lea menggeleng. "Ntar aja." dan kedatangan guru Matematika mereka menghentikan obrolan Lea dan Levin.
🥑🥑🥑
Arial dan Topan berjalan dengan santai kearah kantin, istirahat jam kedua biasanya mereka baru makan karena istirahat jam pertama mereka berdua lebih memilih bermain game di ponsel mereka.
"Jadi gimana usaha lo buat deketin Nea?" tanya Topan yang teringat sahabatnya ini masih berusaha untuk dekat dengan Nea.
"Susah! Lo tau sendiri Nea itu orangnya gimana? Susah banget ngedeketin nya. Emang sih orangnya ramah, baik, lembut, tapi kalo sama cowok kek jaga jarak gitu."
"Sama aja kali sama adiknya, Lea juga gitu. Susah banget ngedeketin nya, cowok yang mau nembak atau deket sama Lea itu harus berpikir ribuan kali dulu." Arial menggangguk mendengar perkataan Topan, adik sama kakak sifatnya sama kalo sama cowok.
"Tapi kalo menurut gue nih ya, Lea sama Nea itu cantikan Lea, body bagusan Lea, putih? Putihan Lea, pinter? Pinteran Lea. Cowok-cowok disini juga banyak yang ngincer Lea? Tapi gue nggak tau kenapa lo malah sukanya sama Nea."
Arial menerawang jauh berfikir alasan mengapa dia sampai suka dengan Nea, dan mengingat itu kembali membuatnya tersenyum. "Yey!! Gue Tanya malah senyum-senyum." lagi, kedua kalinya Topan memukul kepala Arial.
"Eh bege! Jangan dipukulin terus napa? Gue udah bego lo pukul tambah bego gue." Keduanya kembali mengobrol dan sesekali tertawa sembari berjalan menuju kantin.
Saat akan memasuki kantin Arial tak sengaja berpapasan dengan Lea yang juga akan masuk kedalam kantin bersama Levin. Arial memandang Lea yang berjalan melewatinya tanpa melirik sedikitpun.
"Adem gue liat Lea," kata Topan yang juga menatap Lea yang berjalan memasuki kantin. "Adem lah! Orang yang lo liatin dada sama pahanya." Arial segera berjalan meninggalkan Topan yang masih sibuk memandang Lea.
Suasana kantin cukup sepi, mengingat siswa-siswi disini lebih memilih makan saat jam istirahat pertama dan itulah alasan mengapa Arial dan Topan lebih memilih makan di istirahat kedua.
"Mau pesan apa lo?" tanya Arial pada Topan yang sudah duduk manis disalah satu bangku kantin. "Samain aja kek punya lo," jawab Topan tanpa melihat Arial, kedua tangannya sibuk menekan ponsel ditangannya.
Arial berjalan kearah dimana penjual bakso berada. "Bang bakso sama es tehnya dua," pesan Arial pada abang penjual bakso. Sambil menunggu pesanannya siap Arial membuka ponselnya, terlihat beberapa pesan dari bundanya.
Tangan Arial bergerak lincah membalas pesan dari bundanya hingga panggilan Abang penjual bakso menghentikan pergerakan tangan Arial. Setelah memasukan ponselnya kedalam saku celana, Arial menerima nampan berisi dua mangkuk bakso serta dua gelas es teh. Setelah membayarnya Arial kembali berjalan kearah dimana Topan duduk.
"Sorry sorry," kata Arial pada cewek yang ditabraknya, membuat kuah bakso yang ada di mangkuk sedikit tumpah kearah baju cewek tersebut. Arial menaruh nampan yang ada ditangannya di atas meja terdekatnya.
Setelah itu meraih beberapa lembar tisu guna membersihkan baju cewek yang ditabraknya tadi. Sebenarnya Arial cukup bingung saat cewek yang ditabraknya ini tak beraksi apapun saat kuah bakso yang panas mengenai baju dan bahkan kulitnya.
Tanpa sadar tangan Arial membersihkan seragam cewek tersebut dan menyentuh area terlarangnya. Deheman cewek tersebut membuat Arial menghentikan gerakannya dan menyadari area yang baru saja Arial sentuh.
Lea memandang cowok di depannya itu dengan tajam sedangkan Arial dibuat gelagapan dengan apa yang barusan dia perbuat. "Eh- anu... itu- gue nggak sengaja sorry."
Mengabaikan tingkah cowok di depannya Lea segera berjalan menuju bangku yang diduduki Levin dengan segelas jus alpukat ditangannya. Untung saja jus tersebut tak tumpah.
🥑🥑🥑
Up chapter 2
Maaf updatenya lamaJangan lupa vote dan commentnya ya 👍
Salam sayang 🥰
Kang Halu 😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Interesting Girl [END]
Romansa[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kalau lo beneran nggak hamil lo mau minta cerai?" tanya Arial ragu. Arial melihat Lea mengangguk dengan antusias. "Kita bakalan cerai lalu gue bisa bebas." Entah mengapa Arial merasa takut berpisah dengan Lea sekarang padah...