33. Kepergian

16.1K 875 3
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya 👌biar author semangat nulisnya 😊 wkwkwkwk

Happy Reading 😊

***

"Loh sudah bangun?" Lea memegang dadanya terkejut saat mendengar suara dari depannya.

"Astaga Bunda Lea kaget tau" kata Lea yang masih menormalkan detak jantungnya.

"Bunda pikir kamu tau Bunda ada disini, Ari udah bangun?" Lea menggeleng kemudian berjalan kearah Dinda.

Semalam Lea banyak mengobrol dengan Dinda sehingga dia bisa sangat akrab sekarang. Dinda orangnya sangat ramah menurut Lea, Dinda itu ibarat sosok ibu yang sangat sempurna.

"Bunda mau berangkat sekarang?" Tanya Lea yang melihat koper di samping Dinda berdiri.

"Iya, Bunda ambil penerbangan pagi" Lea mengangguk mengerti.

"Tapi Bun! Ari belum bangun apa perlu Lea bangunin?"

Dinda menggeleng "Nggak perlu, anak itu susah dibangunin kalo pagi"

"Oh iya, Bunda belum sempat masak nggak papa kan?"

"Nggak papa Bunda"

"Ya udah Bunda pergi dulu, kalian baik-baik dirumah. Pesan Bunda semalam masih ingat kan?" Lea mengangguk yakin.

Setelah itu Lea membantu Dinda membawa kopernya keluar rumah, didepan rumah sudah ada taksi yang menunggu.

"Bunda hati-hati dijalan kalau udah sampai di Semarang kabar-kabar ya Bun" Dinda mengangguk lalu tersenyum.

Dinda memeluk Lea dengan hangat "Kamu jagain Ari ya? Bunda nggak lama kok di Semarang nya" Lea mengangguk dalam dekapan Dinda.

"Maafin Ari juga yang udah rusak masa depan kamu"

Lea melemaskan pelukan Dinda, bagaimana bisa Dinda berfikir Arial merusak masa depan Lea? Ya walaupun masa depan Lea terancam karena menikah muda "Bunda nggak boleh ngomong kaya gitu, mungkin ini sudah takdir Ari dan Lea"

Dinda tersenyum hangat "Bunda bersyukur Ari memiliki kamu sebagai istrinya"

Hati Lea berdenyut sakit saat mendengar Dinda mengatakannya, sungguh Lea tak tega menyembunyikan semua ini dari Dinda.

"Jaga kesehatan kamu dan cucu Bunda" tangan Dinda terulur mengusap perut Lea dari luar.

"Bunda pergi dulu" setelah itu yang Lea lihat terasa samar karena air mata yang keluar dari matanya.

Lea bahkan tidak bisa melihat dengan jelas taksi yang ditumpangi Dinda mulai bergerak menjauh.

Hati Lea rasanya hancur sekarang, di tuduh yang tidak-tidak oleh kedua orangtuanya, diusir secara tidak langsung dari rumah, membohongi Arial dan Dinda yang sangat baik kepadanya.

Kalau seandainya Lea bisa mengembalikan keadaan, mencari tau siapa yang telah menaruh testpack di dalam ranselnya mungkin ini semua tak akan terjadi.

Dirinya pasti masih berada dirumah orangtuanya, menuruti perintah mamanya untuk menjaga dan menemani Nea, pergi ke club bersama Levin, pulang dengan keadaan mabuk lalu mendapat amarah dari Andin dan Dava.

Huh. Rasanya Lea merindukan masa-masa itu sekarang. Namun tak ayal, tinggal dengan Arial dan Dinda membuat Lea menyadari arti hidup yang sebenarnya sekarang.

🥑🥑🥑

Setelah meredakan rasa sedihnya Lea memutuskan masuk kedalam rumah. Lea melangkah menuju kamar kamarnya dan Arial.

Lea melihatnya, Arial masih tidur dengan nyenyak walaupun cahaya matahari yang tembus dari jendela mengenai wajahnya.

Lea berjalan kearah kopernya yang tergeletak di samping lemari Arial, kemarin malam dia belum sempat menata bajunya didalam lemari jadi Lea memutuskan untuk menatanya nanti.

Setelah mengambil baju ganti, Lea berjalan kearah kamar mandi. Sejak kecil Lea terbiasa langsung mandi setelah bangun tidur.

Sedangkan Arial terlihat menggeliat dalam tidurnya saat wajahnya terkena cahaya matahari yang terasa hangat.

Sebelumnya Arial mengabaikan hal itu namun semakin lama cahaya  matahari membuat tidurnya terganggu.

Arial mengerjapkan kelopak matanya pelan menyesuaikan cahaya matahari yang masuk mengenai matanya.

Arial menyibakkan selimut yang menutupi paha hingga ujung kakinya. Dahi Arial berkerut saat tak melihat keberadaan Lea di kamarnya.

"Dia sudah bangun?" Gumam Arial lalu beranjak dari kasur.

Arial merasa pagi ini berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Bukan karena dia telah menikah dengan Lea, tapi karena Arial tidak mendengar teriakkan Bundanya.

Arial menepuk dahinya saat teringat bahwa Bundanya akan berangkat ke Semarang hari ini.

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Arial, Arial melihat Lea yang baru selesai mandi dengan rambut yang basah.

"Sudah bangun?" Tanya Lea saat melihat Arial berdiri di samping ranjang.

"Seperti yang Lo liat!"

Lea mencibik kesal mendengar jawaban Arial, mengabaikan Arial, Lea memilih berjalan keluar kamar.

Bisa-bisa dia akan adu mulut dengan Arial, Lea tak akan membuat paginya rusak dengan bertengkar dengan Arial.

🥑🥑🥑

Maaf bila ada typo 😁
Jangan lupa vote 🌟🌟

Salam sayang 🥰

Kang Halu 😎

Interesting Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang