OUR BABY - 23
Senin pagi Yang cerah tapi sepertinya tidak secerah suasana hati si kecil kwangmin. Sejak pagi kwangmin bangun dengan tangisan.
Sepertinya mood kwangmin sedang jelek-jeleknya setelah kemarin dapat jadwal imunisasi. Kwangmin tidak mau bersama mama, tidak mau di gendong mama pokoknya kwangmin sedang protes karena sedang tidak mood dapat pelukan dari mama.
Sepertinya hari rewel kwangmin dimulai. Jongin pagi ini mencoba menenangkan kwangmin Yang memang sedikit panas karena imunisasi kemarin. Mungkin juga kwangmin merasa tidak enak badan jadi sedikit rewel. jongin jadi tidak bisa membantu sehun bersiap untuk kekantor bahkan melewatkan sarapan paginya karena menggendong kwangmin.
"Sudah dong sayang jangan menangis terus, kwangmin pasti capek. Sudah ya" ucap jongin sambil mengelus punggung kwangmin Yang masih terisak pelan.
Kwangmin bahkan sudah memakai plester demam untuk bayi. Tapi sepertinya demam kwangmin memang belum turun dan badan kecil kwangmin masih sakit. Jongin dengan sabar menggendong kwangmin berkeliling rumah mereka.
"Lihat itu mobilnya kecil-kecil" jongin menunjuk kearah jendela kaca besar Yang ada diruang tengah miliknya. Bukannya tertarik kwangmin malah semakin menangis.
"Aduh iya sayang, maaf maaf" jongin memeluk kwangmin mencoba menimangnya dan menenagkan tangisan kwangmin.
"Kenapa?" Sehun datang setelah mendengar suara tangis kwangmin.
Melihat papa datang kwangmin mengulurkan tangannya pada sehun dan sehun pun menggendong kwangmin. Menepuk punggung kwangmin sambil menimangnya pelan.
"Kwangmin masih tidak enak badan sehun, panas juga. Apa kita perlu kerumah sakit?" Tanya jongin sambil melihat kearah kwangmin Yang memeluk leher papa sambil merebahkan kepalanya di bahu lebar papa.
"Tidak, kwangmin hanya tidak nyaman. Kamu sarapan saja. Kamu butuh tenaga untuk menghadapi rewelnya kwangmin" ucap sehun
"Yakin tidak perlu ke rumah sakit?"
"Iya. Sudah sarapan dulu" sehun mengangguk yakin dan jongin mau tidak mau meninggalkan kwangmin dalam pelukan sehun.
Saat kwangmin ada di pelukan sehun rumah kembali tenang karena si kecil tidak lagi merengek dan juga tidak menangis. Kwangmin benar-benar anak papa sepertinya. Jongin jadi bisa sarapan dengan tenang dan berharap kwangmin akan baik-baik saja setelah ini.
Jongin makan dengan cepat karena takut sehun akan terlambat ke kantor. Sepertinya karena kepanikan jongin jadi lupa kalau sehun adalah seorang CEO dan bisa ke kantor kapanpun tanpa ada kata terlambat. Jongin menghampiri sehun dan membuka kedua tangannya namun kwangmin malah semakin erat memeluk leher sehun.
"Turunkan saja kwangmin sehun. Kamu bisa terlambat" kata jongin
"Kamu yakin? Nanti kalau menangis bagaimana?"