41. Langit

247 13 0
                                    

Secret Admirer © Group 4

LavenderWriters Project II

PART 41 — Langit

Created by faniii_332

***

Sehabis makan es teler Langit tidak langsung pulang tapi ia singgah dulu ke penjual martabak yang tidak jauh diri warung es teler. Karena sebelum ia keluar mamanya pesan untuk dibelikan martabak sebelum Langit pulang kerumah.

"Mbak martabak manisnya satu ya mbak," ucap Langit kepada penjual martabaknya.

"Iya mas tunggu bentar ya," ucap si penjual.

Langit hanya menganggukan kepalanya sambil memainkan ponselnya. Tiba-tiba ia terbayang wajah gadis tadi, gadis yang langsung menarik temannya untuk pergi. Langit merasa familiar dengan wajah itu tapi ia lupa apakah ia mengenal gadis itu atau tidak?

'Tu cewek siapa sih, kok gue rasa udah kenal gitu sama dia,' batin Langit.

"Mas ini martabaknya mas," ucap penjual martabak.

Langit langsung mengambil dan membayar martabak itu.

"Makasih mbak," ucap Langit langsung pulang kerumah.

Sampai dirumah Langit langsung memberikan martabak itu kepada mamanya dan pergi ke kamar Bintang sekaligus numpang tidur disana. Walaupun ia punya kamar sendiri, entah kenapa ia lebih nyaman dikamar kembarannya itu ketimbang kamarnya sendiri.

"Dari mana aja lo?" tanya Bintang saat Langit memasuki kamarnya.

"Habis makan es teler lah," jawab Langit merebut bantal guling dari tangan Bintang.

"Ck, gak ngajak-ngajak lo," ucap Bintang memukul bahu Langit pelan.

"Kan lo masih sekolah dodol," ucap Langit merebahkan badannya sambil memainkan ponselnya.

"Oh iya," jawab Bintang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dasar dodol," cibir Langit.

"Lo ngomong apa barusan?" tanya Bintang merebut ponsel Langit dan menyembunyikan dibalik badannya.

"Woii Hape gue!" protes Langit berusaha mengambil ponselnya dari Bintang.

"Kalau lo sama gue gak ada yang namanya ponsel, lo baru juga pulang dari luar negeri tapi gaya lo udah sok-sok sibuk segala sampai gue lo diemin kayak gini," kesal Bintang, sejak Langit pulang dari luar negeri Langit lebih banyak diam walaupun mereka sedang berdua dan Langit lebih fokus kepada ponselnya ketimbang mendengarkan cerita dari Bintang.

"Haha jadi lo cemburu sama hape gue?" tanya Langit.

"Ogah," jawab Bintang sambil melemparkan ponsel Langit kedalam keranjang berisi pakai yang baru di cuci.

"Sorry bro, gue bukan maksud cuekin lo," ucap Langit menepuk-nepuk pelan punggung kembarannya itu.

"Udah lupain aja, lo besok masuk sekolahkan?" tanya Bintang.

"Masuk lah, capek juga gue dirumah terus kalau di sekolahkan gue bisa liat cewek-cewek cantik kan, mana tau ada yang mau sama gue," kekeh Langit.

"Dasar lo emang, kapan sih lo bisa berubah?" tanya Bintang heran dengan sikap kembarnya itu yang tidak pernah meninggalkan perilaku buruknya yaitu memainkan perasaan cewek.

"Gue bakalan berubah kalau ada cewek yang mampu membuat gue luluh sama dia," ucap Langit dengan mantap.

"Terserah lo dah," jawab Bintang malas membahas urusan cewek dengan Langit. Sedangkan urusannya dengan Nafa saja belum selesai sampai sekarang. Bahkan ia belum tau apa alasan Nafa menjauh darinya.

[4]Secret Admirer ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang