35. Luck

266 15 0
                                    

Secret Admirer © Group 4

LavenderWriters Project II

PART 35 — Luck

Created by faniii_332 heiraii_

***

"Ki gue nebeng ya," pinta Nafa memasukkan buku ke tasnya, "Ki," panggil Nafa heran melihat sahabatnya sibuk menyentuh handphone.

"Hm?" jawab Kia tersenyum sendiri.

"Cailah chat an sama Reno ya?" tebak Nafa asal.

"Enggak," jawab Kia menggelengkan kepalanya cepat.

"Kenapa sih, seharian ini murung terus?" tanya Nafa heran dengan sikap Kia hari ini yang diam saja, bicara pun seadanya.

"Gapapa, santai aja," jawab Kia berusaha meyakinkan sahabatnya itu.

"Kalo mau cerita, cerita aja gue dengerin kok," ucap Nafa menggenggam bahunya.

Kia menatap Nafa sebentar setelah itu ia memeluk Nafa dengan erat dan bilang "Gapapa, gue gapapa kok haha," tawa Kia dengan tanpa sadar air matanya berjatuhan.

Nafa mengusap-ngusap punggung Kia pelan dan melepaskan pelukannya, "Ki?" ucap Nafa melihat Kia yang menangis dengan wajah bahagianya.

"Gue gak boleh sedih, Shilla sama Shello ulang tahun hari ini hehe," ucap Kia menghapus air matanya yang semakin deras.

Nafa tersenyum dan ikut meneteskan air mata juga, "Gue gak tau lo kenapa, tapi gue paham lo capek," ucap Nafa.

"Gue hancur Naf, gue gak ngerti kenapa jadi anak pertama seberat ini, gue gak paham kenapa dari sekian banyaknya manusia, kenapa harus gue yang hidupnya berantakan," ucap Kia yang masih tetap tersenyum walaupun sebenarnya ia sedang berada di titik yang terendah namun ia selalu berusaha tetap tegar didepan orang-orang, agar tidak mengetahui masalah yang dihadapinya.

"Gapapa lo sedih, toh juga semua orang gak paham kenapa harus dipilih untuk menjalani arus mana, gue juga Andin bakal terus ada buat elo," jawab Nafa memeluk Kia lagi yang berusaha menghilangkan kesedihan sahabatnya. Jujur saja Nafa paling mudah merasa tidak tega melihat sahabatnya menangis didepannya karena Nafa tipikal perasa, jadi apapun kata, perbuatan orang lain pasti Nafa membawanya ke perasaan dulu, namun itu tidak semuanya.

"Makasih Naf," ucap Kia mengelus pundak Nafa. Ia beruntung bisa kenal  dengan seorang Nafa, ya walaupun kadang sikap Nafa selalu membuatnya jengkel sendiri. Tapi dibalik sikap menjengkelkan Nafa tersimpan sebuah hati yang lembut, teduh, hati yang sangat bersih sehingga orang-orang sangat nyaman untuk berbagi suka dan duka bersamanya.

"udah ah, kita kan mau liat Andin lomba debat," lanjut Nafa dengan semangat.

"Yuk!" ucap Kia menarik tangan Nafa.

Tampak banyak juga siswa lain bertepuk tangan saat para perserta akan menduduki posisinya masing-masing, lalu peserta debat pun memperkenalkan diri.

Perlombaan dimulai tepat saat Nafa dan Zaskia datang, mereka tampak melambaikan tangannya pada Andin dan dibalas lambaian tangan juga oleh Andin. Tampak raut kebahagiaan diwajah Andin saat melihat sahabatnya datang untuk menonton.

Sudah limabelas menit mereka berdebat, Andin mulai meninggikan intonasinya karena pendapat Rio mulai bertolak belakang. "Padahal satu sekolah loh," ucap salah satu penonton yang tak jauh dari tempat duduk Nafa dan Kia.

[4]Secret Admirer ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang