Secret Admirer © Group 4
LavenderWriters Project II
PART 30 — Always Be There
***
Nafa merasa pertemanannya dengan Kia dan Andin semakin merenggang, ia memutuskan untuk gabung dengan mereka.
"Selamat pagi gais," sapa Nafa dengan intonasi yang dibuat seriang mungkin.
Tidak ada sautan, padahal di meja itu, lebih tepatnya tempat duduk Andin, ada Andin dan Kia. Kia hanya melirik Nafa sinis, kemudian melanjutkan percakapannya dengan Andin. Sedangkan Andin melirik Nafa dan Kia bergantian dengan cemas.
"Pagi juga Nafa," Jawab Andin berusaha mencairkan suasana.
Kia pergi begitu saja meninggalkan Andin dan Nafa, tentunya diiringi tatapan sinisnya pada Nafa.
"Em Naf gue susul Kia dulu ya," ucap Andin kemudian pergi menyusul Kia.
Nafa sedih dengan respon sahabat sahabatnya itu, akhirnya ia memilih untuk kembali ke kelas.
"Weii!" seru seseorang.
"Eh Kak Bintang, mau kemana Kak?" Tanya Nafa basa basi.
"Kemana hayo," canda Bintang, "loh kenapa Fa? Masih sakit karna pms?, obat yang kemarin dari gue udah diminum?" sambungnya.
"Enggak ko Kak, aku cuma-" sautan Nafa terpotong oleh bunyi bel, "Enggak Kak gak kenapa napa, aku masuk dulu ya," sambungnya sambil jalan menuju kelas.
~
"Sekarang tentukan kelompok kalian untuk wawancara pada lembaga pembiayaan yang ada di sekitar, dan Bapak tidak mau ada yang tidak mendapat kelompok, mengerti?" ucap Pak Wahyu, guru Ekonomi kelas 10.
"Mengerti Pak," jawab seisi kelas.
Saat Pak Wahyu meninggalkan kelas, dan bel isitirahat berbunyi, murid 10 IPS 3, langsung menentukan kelompok mereka. Nafa ragu untuk gabung dengan Indri, Rio, dan Kia, tapi hanya mereka yang belum mencapai 4 anggota.
"Gue gabung ya," ucap Nafa pada Rio, Indri dan Kia.
"Iya Fa, yaelah izin segala," canda Rio.
"Hehe iya," saut Nafa cengengesan.
"Tapi yakin, lo bisa bagi waktu buat kelompok?" tanya Kia dengan nada sinis, "buat dukung sahabatnya aja gaada waktu," sambungnya seraya memotar bola matanya.
"Apaan sih Ki, lo ga bisa ngertiin gue banget, lo kan tau gue juga ada urusan OSIS," jawab Nafa tak terima.
"Yaudah urusin aja urusan lo yang sangat penting itu, ga usah mikirin kita kita lagi, yang keliatannya ga ada pentingnya sama sekali di mata lo!" Ucap Kia dengan penuh penekanan disetiap katanya.
"Lo keterlaluan Ki!" jawab Nafa yang kini mukanya memerah seperti menahan tangis, dan kini Nafa lari keluar kelas.
Nafa berusaha menahan tangisnya sambil lari kearah toilet, banyak pasang mata yang melihatnya.
"Bin, tadi gue liat Nafa nangis, terus lari ke toilet," ucap Damian agak berbisik.
Bintang yang sedang sibuk dengan laptopnya langsung kaget dan berdiri.
"Nafa?" Tanya Bintang yang berusaha memelankan suaranya seraya memastikan tidak ada yang mendengar, "Em toilet deket Kopgur apa samping 10 IPS 1?" Sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4]Secret Admirer ✔
Teenfikce#LavenderWriters project season 2 Aku hanya bisa melihatmu dari jauh tanpa bisa menjangkaumu untuk mendekat. / / / / / / / / / / |MaharaniNF| |Heiraii_| |Faniii_332| |naura_skrr| #27.Januari.2020 Kelompok4