-Perasaan cinta itu sangatlah indah, tapi jika kupendam sendiri, bukankah ini menyiksa?-
-Cinta memang tidak harus memiliki, meski sakit, aku harus merelakannya-
-Dan aku? Hanya bahan mainan saat sang pemeran utama tiada. Aku hanya pemain tambahan, yang bisa saja suatu saat dihempas dan di tendang jauh-jauh-
Khanza
***Langkah kakiku tertahan, karena tiba-tiba diri ini mengingat kejadian seminggu yang lalu. Tak terasa, seminggu seperti sebulan, aku belum bertemu Risky sama sekali. Semilir angin menerpa jilbabku, membawa rindu yang kupendam sendiri.
Tak dapat kuungkap. Aku menghela napas panjang dan melanjutkan langkah menuju sekolah. Pikiranku berkecamuk, sampai kapan aku akan memendam rasa ini sendiri? Bukankah ini akan menyakitkan? Mengingat diriku pernah gagal dalam menyimpan cinta sendiri.
Terkadang keraguan menyelimuti diriku. Berbagai pertanyaan terlintas dibenakku. Apakah aku benar-benar jatuh cinta sendirian? Mengapa Risky tidak mencariku? Ah, betapa lancang diriku. Memaksa untuk cinta itu tidak baik. Lalu apa aku harus menikmati siksa yang indah ini? Perasaan cinta itu sangatlah indah, tapi jika kupendam sendiri, bukankah ini menyiksa?
Satu persatu kunaiki anak tangga, sambil merangkai peristiwa demi peristiwa yang kulalui bersamanya. Berbagai kenangan indah, membuatku begitu mudah jatuh cinta dengannya.
Langkahku terhenti, ingatanku menyadarkan bahwa sepertinya ada hubungan spesial antara Risky dan Alfi. Hatiku ngilu, rahangku mengeras. Seketika otakku menangkap sebuah kesimpulan bahwa aku harus membuang jauh-jauh perasaan ini. Aakkhhhh!! Aku bingung. Aku gelisah. Mau kukemanakan perasaan ini? Batinku tersiksa.
Kulanjutkan langkah secepatnya menuju kelas. Aku harus kuat!
___________________________Sepulang sekolah, aku langsung menuju laboraturium komputer. Aku dan kru majalah sekolah mempunyai projek membuat majalah di semester ini. Sebenarnya projek ini sudah berjalan selama sebulan, namun terpaksa kami hentikan karena agenda lomba seminggu yang lalu.
Di dalam lab sudah ada beberapa kru yang mulai bekerja, berkutat dengan laptop ataupun komputer.
"Za, kamu sudah makan siang?" tanya Wina begitu aku duduk di depan salah satu komputer.
"Belum, aku males makan nasi. Aku mau beli cilok aja," jawabku sambil menyalakan komputer.
"Kenapa males? Nanti sakit perut loh, lagian kalau makan cilok, kan, jadi lapar lagi nanti."
Aku hanya diam tak bergeming. Aku langsung membuka aplikasi desain yang berwarna hjau itu. Sambil menunggu loading, Aku membuka wifi dan akun sosial mediaku. Saat aku tengah mendesain, tiba-tiba ada notifikasi yang masuk.
Tinggg!
@Alfii
Za, Aku mau ngomong sesuatu iniDahiku mengernyit, napasku tertahan. Ada perlu apa Alfi? Sebelum ini aku belum pernah chatting dengan Alfi, baru sekali ini.
@ZaKhanza
Apa, Fi?@Alfii
Sebelumnya aku minta maaf, Za, mungkin ini salahku, tidak langsung memberitahu kamu. Anita dan Fani salah paham sama aku.@ZaKhanza
Ceritakan, apa yang sebenarnya terjadi
Rahangku mengeras, jantungku berdegub kencang. Sepertinya telah terjadi hal yang buruk di belakangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Playboy [END]
Romance[Tamat Versi Wattpad✔] ~Khanza dan Risky "Jangan pernah berbohong atas nama cinta, karena yang namanya kebohongan, tidak pernah terlihat baik. " -Khanza- "Katakan, sebenarnya kamu menyukaiku atau tidak?" "Apa maksudmu?" "Sudahlah, katakan saja. Aku...