-Gha, menurut kamu statement yang mengatakan kalau cewek itu mudah baper, bener atau nggak?-Khanza
-Nggak dapat di pungkiri, Za, cewek kalau lagi patah hati terus tiba-tiba dapat perhatian, dapat pujian dari cowok, dia akan cepat 'kecantol' alias cepat baper! Karena wanita suka itu. Aku juga merasakan hal itu pada dirimu-
Egha
***
Hari-hari kulalui dengan perasaan yang tak menentu. Hangatnya cahaya matahari tak dapat menghangatkan suasana hatiku. Hasrat yang dulu menggebu-gebu demi agenda ini, kini lenyap sudah, apalagi diriku terjebak gagal move on. Lengkaplah yang kurasa.
Sudah seminggu berjalan kami menyiapkan kepentingan agenda, namun tetap saja aku masih tidak bisa melupakan kejadian awal pertemuanku dengan Risky, bahkan saat bertatap muka dengannya pun aku masih menyimpan rasa tak suka, ah, kenapa aku jadi begini?
"Kamu, kok, belum pulang, Za?" tanya Risky tiba-tiba saat mendapatiku masih berkutat dengan pekerjaan di laptop.
Aku hanya mendongak dan melanjutkan pekerjaan,
"belum selesai," jawabku sekenanya."Masih lama, ya? sudah pukul setengah 5 sore, loh."
Aku hanya bergeming, kemudian,
"lagian aku nggak sendirian, ada Anita dan Nina juga, kalo kamu mau pulang, ya, pulang aja."Dia kemudian berjalan agak jauh dariku dan duduk bersandar pada tembok musalah.
"Aku temenin sampai kalian selesai."Aku menghentikan pekerjaanku, apa? dia mau menemani? Aku diam tak menanggapi ucapannya. Masih bertanya-tanya kenapa dia sudi menemani kami, tapi tetap saja aku enggan bertanya. Ah, biarlah pikirku.
15 menit berlalu akhirnya pekerjaanku selesai. Aku berdiri dan merentangkan tangan lebar-lebar, kemudian sedikit mengintip ke tempat Risky duduk tadi, dan dia masih disana tengah asyik menonton sesuatu pada laptopnya.
"Za, kamu udah selesai?" tanya Anita sambil memasukkan laptopnya ke dalam tas.
"Udah, nih," jawabku sambil ikut beberes.
"Yuk ah, pulang, Mbak. Aku udah capek banget ini, hoaammm," ajak Nina sambil bergelayut pada lenganku. Ah, adik kelasku ini memang manja sekali.
"Kalo kamu kayak gini, nggak akan selesai-selesai aku, Nin," ucapku sambil berusaha melepas gelayutannya.
"Eh, Za, Risky nungguin kita?" tanya Anita setelah melihat Risky juga tengah memasukkan laptopnya kedalam tas.
Aku hanya mengangguk.
"Ngapain di tungguin?"
Aku hanya menghendikkan bahu.
Tiba-tiba,
"Ayok kalo mau pulang, Aku temenin. Aku tunggu di depan, ya," ujar Risky sambil berlalu meninggalkan kami.
Aku tak habis pikir dengan orang ini, kenapa sekarang dia jadi baik sekali? Dapat kuakui, meski aku masih menyimpan rasa ketidaksukaan padanya, namun dia juga menarik perhatianku.
Pasalnya bukan saat ini saja dia bersikap baik, pun tidak hanya padaku, tapi juga pada anggota-anggotaku. Kurasa ada sesuatu yang diincarnya, atau hanya firasatku saja? Ah, sudahlah, bodo amat.
Kami berjalan keluar gerbang sekolah dan mendapati Risky tengah berdiri sambil menenteng kantung plastik hitam.
"Ini buat kalian, kalian pasti belum makan, kan? ini aku belikan nasi pecek telur, nanti bisa kalian makan pas sudah sampai ponpes," ujarnya sambil menyerahkan kantung tersebut padaku.
![](https://img.wattpad.com/cover/211970412-288-k227087.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Playboy [END]
Romance[Tamat Versi Wattpad✔] ~Khanza dan Risky "Jangan pernah berbohong atas nama cinta, karena yang namanya kebohongan, tidak pernah terlihat baik. " -Khanza- "Katakan, sebenarnya kamu menyukaiku atau tidak?" "Apa maksudmu?" "Sudahlah, katakan saja. Aku...