-Mencintai seseorang karena hatinya, jauh lebih bahagia. Amat bahagia, Khanza, aku bahagia memilikimu-
Risky
***Aku bercerita banyak dengan Risky, mengenai pribadi masing-masing, warna kesukaan, kegiatan, dan juga tak jarang kami bercanda saling meledek. Bahkan tak terasa suaraku terdengar hingga keluar kamar.
Tiba-tiba, ada seseorang yang membuka kelambu kamar yang ku tempati
"Loh, kamu nggak tidur, Za?"
Gawat! itu suara nenekku. Buru-buru aku memejamkan mata dan menutupi badan dengan selimut. Untung saja, lampu kamar tengah ku matikan jadi tak akan terlihat kalau aku memakai earphone.
"Tadi kayaknya ada suara ketawa-ketawa, kayak suara Khanza ... tapi ini, kok?"
Nenekku sepertinya bingung, tapi tak kunjung beranjak dari kamar ini. Sedangkan di ujung sana, Risky memanggilku berkali-kali, memastikan aku tak tertidur. Aku bingung harus bagaimana, tapi disisi lain aku juga geli dengan keadaan seperti ini.
"Ah, mungkin salah dengar ... " gumam beliau seraya meninggalkan kamarku
"Hu ... selamat," celetukku
"Apa? pesawat?" sahut Risky tiba-tiba
"Bukan, jerawat!" kataku jengkel namun terpingkal-pingkal
"Kamu jerawatan? pasti kangen aku, ya"
"Ih, ge-er kamu," elakku sambil haha-hihi
"Za, kamu nggak ngantuk?"
"Nggak, tuh. Kenapa? kamu ngantuk?"
"Nggak, aku terbiasa begadang. Kamu kayaknya nggak kebiasaan tidur larut malam, apalagi ini udah jam 2 dini hari, besok kamu harus kembali ke ponpes"
"Nggak papa, Ky. Aku emang pengen banget ngobrol sama kamu, apalagi setelah ini kita bakalan jarang komunikasi intens kalau di sekolah"
"Beneran? nggak papa?"
"Iya, beneran," jawabku akhirnya
Aku akan menikmati malam ini meski harus menahan kantuk yang teramat sangat. Inilah kesempatanku, melakukan proses pendekatan dengan Risky. Maka, akan ku lakukan sebaik mungkin.
"Za, kamu kalau ada apa-apa, atau ada hal yang mengganjal pikiranmu tentang aku, apapun itu, jangan ragu untuk bercerita dan bertanya padaku. Karena aku nggak mau kamu dengar sesuatu yang nggak mengenakkan tentangku dari orang lain. Mending, kamu dengar langsung dari aku, ya?"
Seperti ada secercah harapan untukku. Sepertinya Risky akan benar-benar jadi milikku. Bibirku tertarik keatas, tak terhitung sudah berapa kali ini terjadi padaku.
"Kamu bakalan kayak gitu juga, kan, Ky?" tanyaku
"Maksudnya?"
"Kamu akan cerita ke aku apapun yang membuatmu penasaran atau membuat pikiranmu tak enak"
"Tentu saja, karena kamu sudah menjadi bagian dari hidupku"
Aku tersenyum lagi, Ah ... Risky, bahagianya aku dimiliki olehmu. Bersyukurnya aku bisa menyadarkanmu, mengembalikanmu ke jalan yang benar, melunakkan hatimu yang keras. Semoga, kamu seperti ini sampai kapanpun.
"Ky, sebenarnya aku mau cerita ini sama kamu," ucapku karena tiba-tiba aku mengingat kejadian dengan Pak Fahmi
"Cerita apa, Za?"
Aku menghela nafas, "kamu janji dengerin sampai selesai, ya?"
"Iya, pasti"
"Jangan marah juga"
![](https://img.wattpad.com/cover/211970412-288-k227087.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Playboy [END]
Romance[Tamat Versi Wattpad✔] ~Khanza dan Risky "Jangan pernah berbohong atas nama cinta, karena yang namanya kebohongan, tidak pernah terlihat baik. " -Khanza- "Katakan, sebenarnya kamu menyukaiku atau tidak?" "Apa maksudmu?" "Sudahlah, katakan saja. Aku...