Part 15

169 16 0
                                        

Sorak sorai semakin menjadi-jadi di kelas saat ini, Pak Fahmi pun nampaknya enggan menghentikannya. Sontak wajahku memanas dan malu luar biasa. Banyak pasang mata yang melihat ke arahku.

"Emang kamu mau, Za, sama Mas Aldo?" tanya Oliv sambil menyenggol lenganku

"Bodo amat! Aku nggak suka keadaan kayak gini!" umpatku sambil terus menunduk

Oliv pun paham dan dia hanya diam saja tak ikut bersorak-sorai. Di kelas putri saja segini ramainya, apalagi di kelas putra? Aku tak tau bagaimana ekspresi Mas Aldo, yang jelas aku tidak pernah suka jika harus dijodoh-jodohkan seperti ini.

Sebenarnya aku sudah mengenal Mas Aldo, tahun lalu aku sekompetisi dengannya. Jarak usia kami hanya setahun, jadi dia adalah kakak kelasku saat ini. Dia cowok berperawakan tinggi, kulit sawo matang dan juga berkacamata. Dia memang pendiam menurutku, lantas apakah yang seperti itu dianggap cocok?

Di kelas putra pasti banyak teman-teman Risky, aku tak tau apa yang akan terjadi jika Risky mengetahui hal ini. Meski perjanjian kami jangan sampai banyak teman yang tahu, tapi setidaknya 2-3 orang teman kami pasti tahu.

Apalagi setelah olimpiade 2 bulan yang lalu, banyak isu beredar tentang kami. Hanya kami saja yang memilih diam tak menanggapi. Huft, bagaimana ini? semoga tidak akan terjadi apa-apa dan kejadian ini tidak berangsur-angsur.
____________________________

"Gila! kelas kita hari ini temanya perjodohan," celetuk Oliv saat kami tengah berjalan pulang

Aku diam saja

"Benar, loh! Aku heran, deh, kenapa harus Mbak Khanza juga yang jadi sasaran?" timpal Nina sambil memandangku

"Kayaknya sengaja, deh, beliau. Apalagi Mbak Khanza dan Mas Aldo kebetulan lagi sekelas, ya nggak, Mbak?" Naina menyenggol lenganku

Aku menghela nafas panjang

"Entahlah, Gais. Aku nggak suka keadaan kek gini," jawabku

"Hati-hati, ya, Za," ucap Oliv tiba-tiba

"Kenapa?" tanyaku heran

"Kayaknya Pak Fahmi emang beneran sengaja. Kalian ingat, nggak, kejadian antara Anita dan Mas Aziz?" Oliv berkata sambil merapatkan tubuhnya diantara kami.

"Dulu sebelum Anita tunangan, Anita pernah dijodohin sama Mas Aziz. Nah, karena Anita nggak suka, jadi Anita nggak menanggapi dan malah memilih tunangannya saat ini. Setelah kejadian itu, hubungan Anita dan Ustad Fahmi jadi renggang, loh!"

Aku mengernyitkan dahi dan mencoba mengingat-ngingat kejadian itu

"Oh iya ... " gumamku sambil mengusap dagu

"Kalau Mbak Khanza emang nggak mau, kemungkinan besar kejadiannya akan sama," kata Nina

"Za, Kamu mau apa nggak, sih?" tanya Oliv sambil menatapku serius

"Apa an, sih! ya nggak mau, lah! udah biarin aja. Aku nggak akan menyinggung masalah itu kalau lagi sama Ustad Fahmi," cecarku bersungut-sungut

"Pasti gara-gara Mas Risky, ya?" goda Naina sambil tersenyum nakal padaku

"Ini lagi! apa an, sih!" sungutku sambil berjalan mendahului mereka.

Ah, lagi-lagi Aku dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Jangan anggap ini berlebihan, karena ini urusannya dengan perjodohan, Aku harus menemukan alasan yang tepat jika sewaktu-waktu Ustad Fahmi menanyakan hal ini.
____________________________

Hari ini ada agenda rapat gabungan yang akan anggota osis laksanakan di gedung SMK. Agenda ini sudah dipersiapkan dengan matang, mengingat rapat kali ini adalah mengenai MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).

Jodohku Playboy [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang