-Meski kutau hatinya bukan untukku, tapi tetap saja hatiku ingin, ingin melakukannya-Khanza
***"Saya, Mas Hamdan!" ucap seseorang di ujung sana.
Aku yang hendak mengangkat tangan untuk mengajukan rasa keberatan, akhirnya batal. Bukan hanya diriku yang tidak setuju dengan keputusan Hamdan, tetapi anggotaku juga. Aku masih mencari-cari sumber suara, namun masih belum terlihat batang hidungnya.
"Oh, iya! silakan, Mas Risky. Perkenalkan dirimu terlebih dahulu," Kata Hamdan sambil tersenyum pada seseorang itu. Tunggu? Risky? Siapa dia? Aku baru mendengar namanya saat ini.
Kemudian yang bernama Risky tersebut berdiri dan mulai memperkenalkan dirinya. Kulihat dia, seorang cowok dengan postur tubuh standar, kulit sawo matang dan sorot mata yang tajam, ditambah alis yang tebal dan hidung mancungnya. Um, lumayan, tapi aku masih heran dengan keputusannya. Apa dia mampu? Apa Alasannya?
"Jadi, Apa alasan Mas Risky untuk berkenan maju sebagai ketua umum? bukankah ini tugas yang sangat berat?" tanya Hamdan akhirnya.
Aku masih memperhatikan dengan seksama.
"Kalau kita ingin maju, maka kita harus berani mengambil resiko. Seperti saat ini, saya akan memaksimalkan kemampuan saya untuk meminimalisir resiko yang terjadi," ucapnya mantap.
Aku semakin mengernyitkan dahi.
"Dengan cara apa, Mas Risky melakukannya?" tanya Hamdan sekali lagi. Kulihat Si Risky menghela napas dan tersenyum.
"Merangkul semua anggota dan memanfaatkan kemampuan mereka," jawabnya diiringi tepuk tangan anggota osis putra.
Tapi tidak dengan anggotaku, mereka semua keberatan dan memintaku untuk membuka suara.
"Aku tidak setuju!" ucapku lantang dan langsung menjadi pusat perhatian, terutama Pak Sanusi beliau melihatku dengan sorot mata yang tajam menusuk.
"Oh, Bu Ketua, apa yang membuatmu tidak setuju?" tanya Hamdan dengan suara yang tenang, berbeda dengan mukaku yang sudah merah padam.
"Banyak alasan yang bisa aku utarakan, salah satunya, dia akan membuat acara ini sebagai ajang percobaan. Ini bukan acara main-main, bagaimana mungkin dia menjadi ketua?" ucapku meremehkan dan tersenyum miring.
Sontak ucapanku membuat gaduh suasana rapat dengan berbagai macam protes, aku hanya diam. Kulihat Risky juga diam, sambil sesekali menatapku. Hamdan tengah berpikir keras dan akhirnya,
"Alasanmu tidak bisa diterima, Risky akan tetap menjadi ketua umum!" ucap Hamdan kini dengan nada ketegasan.
Mataku membulat dan bibirku mengerucut. Fix! Aku benci semua ini.
_____________________________"Za, kayaknya kamu harus ngomong, deh, sama Hamdan, apa dia serius?" tanya Anita saat kami sedang memakai sepatu setelah keluar dari musholah.
Aku hanya menghela napas dan melanjutkan memasang tali sepatu.
"Mungkin kamu bisa tau alasan Hamdan, kenapa membuat keputusan kayak gitu, Za," imbuh Maya
"Dia bilang kamu dulu, kalau mau nunjuk anggota lain?" tanya Egha
Aku hanya menggelengkan kepala, enggan berbicara. Benar-benar tidak punya hati pikirku. Apa susahnya bilang dulu padaku, seharusnya segala keputusan dibicarakan terlebih dahulu.
Aku berjalan mendekati Hamdan yang tengah berbicara dengan Risky. Lalu Hamdan melihat dan menghampiriku, kini kita sudah saling berhadapan.
"Kamu serius?" tanyaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Playboy [END]
Romance[Tamat Versi Wattpad✔] ~Khanza dan Risky "Jangan pernah berbohong atas nama cinta, karena yang namanya kebohongan, tidak pernah terlihat baik. " -Khanza- "Katakan, sebenarnya kamu menyukaiku atau tidak?" "Apa maksudmu?" "Sudahlah, katakan saja. Aku...