Part 12

178 23 1
                                    


"Um, jadi gini, Za ... "

Jantungku kembang kempis, napasku terasa sesak. Akhirnya, aku akan tau kebenaran ini semua!

"Gimana, Ky?"

"Um, gimana ya jelasinnya?"

Aku diam saja, aku tak ingin memaksa, aku ingin dia mengatakan itu sesuai dengan isi hatinya.

"Sebenarnya aku sudah tertarik sama kamu sejak pertama kali bertemu, saat kamu memprotesku di musholah? Ku pikir kamu adalah perempuan paling berani yang pernah aku temui, makanya aku langsung tertarik," jelasnya

Aku mengernyitkan dahi, apa benar Risky begitu?

"Kamu serius?" tanyaku tak percaya

"Aku serius, Za. Aku terus ikutin kamu, selalu baik sama kamu, ya meski sebenarnya pernah marah-marah juga, hehe. Tapi saat itu jujur, aku nggak serius marah. Justru aku nyesel habis marah sama kamu. Maka dari itu, aku langsung berusaha baikin kamu, biar kamu nggak terus-terusan benci sama aku," lanjutnya lagi.

Tanpa terasa, senyum sudah tersungging di bibirku. Aku merasakan pipiku mulai memanas.

"Kamu beneran serius, kan, Ky?" tanyaku sekali lagi memastikan ini bukan mimpi.

"Beneran, Khanza. Apalagi teman-teman banyak yang bilang kalau kamu sendiri suka sama aku, jadi aku beranikan diri buat tanya ke kamu. Aku semakin yakin buat jalani ini sama kamu," imbuhnya lagi.

Ya Tuhan, ingin rasanya aku melayang hingga ke awan menembus langit. Akhirnya, Risky benar-benar kembali padaku.

"Jadi, hubungan ini apa?" tanyaku hati-hati

"Kita anggap, kita saling memberitahu apa yang kita rasakan. Nggak perlu pacaran, kamu nggak mau pacaran, kan?"

"Hu'um"

"Nah, begini saja ya, cukup kita yang merasakan kebahagiaan ini," katanya lagi.

Lagi-lagi Aku dalam kondisi kebimbangan, Aku takut rasa yang kini tengah berbunga tak bisa bertahan lama. Aku takut merasakan sakit lagi.

"Tapi Ky, Aku takut," kataku

"Takut kenapa?"

"Takut sakit lagi, takut rasa yang kumiliki ini tak bertahan lama," keluhku

Karena memang benar, aku takut tiba-tiba hilang rasa karena belum lama aku mengenalnya.

"Jangan takut, aku akan menjamin rasa ini bertahan lama," katanya terdengar mantap

"Dengan cara apa?"

"Kita yang akan melakukannya bersama, percayalah," kata Risky akhirnya membuatku seketika tenang kembali.

Dadaku bergemuruh, jantungku semakin tak karuan. Entah berapa kali aku menghentak-hentakkan kakiku pada kasur tempatku berbaring kini.

Tak ayal, sudah sangat lama aku tidak merasakan cinta yang sesungguhnya, cinta yang saling memberi. Inilah yang aku mau, Risky jadilah milikku.

"Ky, aku mau tanya boleh?"

"Iya? tanya aja. Apa yang nggak buat Khanza, hum?"

Duh! ingin rasanya aku mencakar-cakar tembok tak kuasa menahan rasa bahagia ini. Apakah ini mimpi?

"Kamu serius nggak ada hubungan apa-apa sama Alfi?"

"Iya, Za. Nggak ada kok, kenapa?"

"Um, Aku cuma takut merusak hubungan kalian," jawabku sekenanya

Karena memang alasanku bertanya bukanlah demikian. Aku bertanya hanya untuk memastikan, bahwa Alfi sudah tidak terikat dengan Alfi.

"Nggak kok, Za. Udahlah, kamu santai aja. Kini aku sepenuhnya milikmu," katanya diiringi suara tawa yang terdengar begitu renyah.

Jodohku Playboy [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang