Part 1

1.9K 81 14
                                    


-Modal jabatan dan otak aja nggak cukup buat cowok suka sama aku!-

Khanza
***

Bunyi bel masuk sekolah mengiringi langkahku tepat saat memasuki kelas. Segera kuletakkan tas dan duduk di kursi. Aku masih enggan berbicara dengan teman-teman, dan memilih bertopang dagu, mengingat hatiku sedang kalut, gara gara peristiwa tiga hari lalu.

______________________________

"Maaf, Za, aku tidak bermaksud merebut Hamdan darimu, sungguh! Aku ... Aku ... bahkan tidak tau kalau dia menyukaiku, tapi entahlah mengapa semua jadi begini ...  huu ...  huu," cecar Hani siang itu dipelukanku. Aku masih diam mematung dengan pikiran kosong.

"Aku tidak mau kita jadi musuhan gara-gara cowok, aku nggak suka ...  huu ... huu. " Hani masih menangis sambil memberi penjelasan padaku. Aku tetap diam, dengan tatapan kosong dan masih setia dengan pikiranku. Tak lama kemudian,

"Sudahlah, Han, tidak apa-apa, aku baik-baik saja," ucapku sambil memeluknya lagi dan mengusap kepalanya.

Sebuah kenyataan pahit yang harus kuterima bahwa, lelaki yang kusukai, yang kukagumi sejak lama ternyata menyukai sahabatku sendiri. Sial! bodohnya aku! ingin rasanya kuberlari dan berteriak sekencang-kencangnya! mengapa aku selalu sial dalam cinta?

Perkenalkan, aku adalah Zakia Khanza Al Malik. Seorang gadis polos yang beranjak dewasa. Gadis yang terlalu banyak menasehati kawan-kawannya, padahal hatinya sendiri lebih banyak menyimpan kesedihan.

Sudah banyak yang mengenalku di sekolah, baik para murid ataupun guru karena prestasi dan jabatan yang kumiliki. Aku sudah berkali-kali mengharumkan nama sekolah hingga tingkat provinsi. Aku juga seorang ketua OSIS yang disegani. Jangan tanya apakah aku bangga dengan apa yang kumiliki, tentu saja bangga! tetapi, tetap saja aku hanyalah manusia. aku pasti memiliki kegagalan, terutama dalam cinta.

"Pagi-pagi sudah bengong aja! kamu kenapa?" tanya Egha sambil menepuk bahuku dan membuatku terkejut.

"Ahh, Egha! lagi asyik ngelamun juga!" kesalku kemudian mengambil buku dari dalam tas. Egha adalah salah satu sahabatku dan juga teman sebangkuku.

"Kamu ini, masih kepikiran Hamdan, ya?" tanyanya to the point yang membuatku kalang kabut seketika.

"Ihhh, apaan, sih! ngomongin itu lagi!"

"Jujur aja, kamu masih nggak ikhlas, kan, kalau Hamdan suka sama Hani?"

Sial! kenapa semakin diperjelas! cecarku dalam hati, namun aku memilih diam saja.

"Khanza sayang, kamu ini cerdas, berprestasi, ketua osis lagi, di luar sana pasti ada yang lebih baik dari Hamdan plus suka sama kamu.  Ya, meskipun kalian sama-sama ketua osis, sih, tapi, kan, cowok ga cuma Hamdan! lagian Hamdan dan Hani gak pacaran! Hani juga nggak suka Hamdan, so? apalagi yang bikin kamu galau?"

Aku masih diam.

"Kalau kamu gini terus, pasti Hani bakalan mikir yang enggak-enggak dan lama kelamaan hubungan kalian akan renggang! kamu mau kayak gitu?" tanya Egha kini sambil mengguncangkan bahuku.

Aku menghela nafas berat.

"Gha, aku udah lama yang suka sama Hamdan! wajar kali kalau aku masih galau! meskipun Hamdan dan Hani nggak pacaran, tetap aja aku galau! modal jabatan dan otak aja nggak cukup buat cowok suka sama aku! Aku ini buluk! kuno! culun gara-gara kacamata ini! udah deh, makin pesimis aku jadinya," sesalku sambil kembali menopang dagu. Egha hanya menghela nafas.

Jodohku Playboy [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang