Part 30

149 14 0
                                    

"Kamu udah sarapan?" tanya Risky padaku saat aku tengah menggigit semangka yang tadi diberinya

Aku menggeleng, "kok belum sarapan?" tanyanya

"Um ... males aja aku," jawabku sekenanya

"Aku belikan, ya?" tawarnya

"Nggak perlu, jangan repot-repot," tolakku

"Siapa juga yang repot?" Risky berlalu meninggalkanku dan menuju teman-temannya.

Aku hanya menghendikkan bahu kemudian lanjut membantu Maya.
___________________________________

Acara sudah dimulai, semua peserta mengikuti dengan khidmat.  Aku sudah memasuki barisan dan fokus pada acara. Acara pertama adalah pelepasan jabatan, yang akan dilakukan oleh anggota osis lama.

Aku dan Hamdan maju kedepan menghadap kepala sekolah, diikuti oleh ketua osis yang baru. Pelepasan jabatan di simbolisasi dengan penyerahan selempang jabatan. Mataku berkaca-kaca tak kuat menahan haru.

Begitu selempang ketua osis diberikan pada kandidat terpilih, Fara, air mataku meluruh juga. Tak hanya aku, semua anggotaku, Maya, Egha, Hani, Uni, Anita, Fani dan semuanya juga sama. Mereka tak kuasa menahan air mata yang memaksa untuk menyembul.

Saat kami sudah kembali ke barisan, aku langsung berlari keluar barisan dan menangis sejadinya. Tak hanya aku, teman-teman ternyata melakukan hal yang sama. Mereka sontak memelukku dan menangis bersama.

Satu tahun kita melewati suka duka menjadi bagian dari osis, tak hanya nama yang kita dapat, tapi juga persahabatan. Kami mengingat bagaimana kami sibuk mempersiapkan berbagai acara untuk para siswa, tapi ternyata banyak siswa yang membangkang pada acara kami.

Kami saling menguatkan, disaat masalah banyak menghadang, kami selalu ingat janji kami untuk saling memaafkan. Saling mengingatkan agar pertengkaran tak berlangsung lama. Melalui osis ini juga, kita belajar saling menghargai perbedaan pendapat. Tak jarang kami bertengkar dengan osis putra, saling mengolok bahkan saling bermusuhan. Tapi, justru itulah yang akan kami rindukan.

Bahkan, melalui osis aku temukan tambatan hati yang kini menjadi milikku. Seseorang yang berkali-kali menyakitiku, namun aku tetap tak berhenti menyukainya.

"Za, makasih udah jadi ketua yang baik selama ini. Membimbing kami biar nggak manja ... " ucap Maya diiringi isakan.

"Za, akhirnya lepas juga tanggung jawab kita, semoga kita bisa jadi lebih baik ... " Hani memelukku erat

"Kalian, terima kasih sudah mendukungku. Tanpa kalian, aku bukanlah apa-apa. Aku tidaklah hebat tanpa kalian. Kalian ... adalah sumber inspirasiku," kataku sambil menatap satu persatu wajah sembab itu

"Uh ... pokoknya Khanza is the best, deh," Uni memelukku semakin erat

"Kalianlah yang terbaik, ingat ... jangan nakal-nakal ya, sudah kelas 12," ujarku sambil berusaha tertawa

"Ah, bentar lagi ujian! Hu ... " keluh Egha sambil menyeka air matanya

Aku dan teman-teman tertawa, kami menangis karena bahagia. Bersyukur sudah mendapat pengalaman terbaik dan berkumpul dengan orang-orang sehebat mereka.

Disela-sela momen seperti itu, aku menoleh ke barisan osis putra. Mereka juga melakukan hal yang sama, saling berpelukan dan saling menguatkan. Lalu tiba-tiba Risky menatapku dan tersenyum melihatku.

Buru-buru kupalingkan wajah karena malu sebab mataku sudah amat sembab. Lalu aku menoleh lagi, dan Risky masih menatapku kemudian mengedipkan sebelah matanya. Aku tertawa dan menutup wajahku.
_________________________________________

Jodohku Playboy [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang